Langsung ke konten utama

Memberi Pelajaran Kepada Hati, Sebuah Catatan Kecil dari Teleseri Kesempurnaan Cinta

Saya bukan penggemar Sinetron, tapi semua berubah saat saya iseng menonton Kesempurnaan Cinta. Teleseri yang tayang di Net TV ini memang berbeda. Selain pengambilan gambarnya yang keren, tentu saja ceritanya yang jauh dari menye-menye rebutan pacar dan harta adalah salah satu alasan mengapa saya rela mengikuti Teleseri ini. Di Teleseri ini gak ada pemeran antagonis yang teriak-teriak dengan backsound yang khas, tidak ada tipu-tipu demi rebutan harta. Adanya Teleseri Kesempurnaan cinta, masa depan tayangan TV Lokal bagi saya menjadi enggak surem-surem amat. Pastinya Kesempurnaan Cinta membuat saya semangat berangkat pagi ke kantor untuk melihat tayanyan ulangnya di zulu. Hehe.

Okay, kelamaan prolognya ya? Hehehe.

Saya bukan penggemar Ririn, tapi saya trenyuh dengan karakter yang diperankan Ririn yaitu Renata. Sebenarnya saya lebih menyukai sosok Hana, tipikal wanita urban yang seksi, smart, berpikiran terbuka dan pekerja keras. Tapi kali ini saya akan membahas Renata, salah satu tokoh dalam teleseri Kesempurnaan Cinta.

Sebagai anak satu-satunya, mengharuskan Renata untuk tinggal bersama orang tuanya. Sambil menjalankan bisnis kulinernya Renata dengan sabar merawat kedua orang tuanya, ia pun digambarkan sebagai anak yang patuh kepada orang tuanya. Tipikal wanita yang memilih ‘biar saya yang sedih, asal yang lain jangan’. Hingga semuanya berubah saat ayahnya berniat menjodohkan Renata dengan anak dari salah satu teman lamanya, Hafiz. Renata yang anaknya tidak kuasa menolak permintaan orang tua, akhirnya menerima tawaran perjodohan tersebut, meskipun dia menyukai pria lain. Satria, tetangganya. Singkat cerita, Hafiz menyadari jika sebenarnya Renata tidak menyukainya, maka ia pun membatalkan Taarufnya bersama Renata. Masalah pun dimulai, Ayahnya tidak menerima keputusan tersebut.

Ada satu scene yang membuat ngilu hati saya.

Tante Ren dan Pak Jodi :( | copyright: twitter @kc_nettv

“Apa susahnya sih Ren, membahagiakan Bapak? Hafiz orangnya baik.”
“Tapi pak, perasaan enggak bisa dipaksakan.”
“Tapi hati bisa belajar kan, Ren?”

Iya, hati bisa belajar bukan?

Episode tersebut sudah lama tayang, tapi sampai hari ini saya masih kepikiran dengan kalimat Pak Jodi, ayah Renata. Tentang hati yang bisa belajar. Saya teringat dengan obrolan bersama teman beberapa bulan yang lalu, yang akhirnya memutuskan untuk menerima perjodohan dari orang tuanya. Dia memilih untuk meninggalkan orang yang ia sayangi, padahal mereka saling menyayangi. Mereka memutuskan untuk berpisah, alih-alih memperjuangkan hubungan mereka. Katanya cinta tidak harus bersama bukan?

Teman saya lebih memilih untuk mengajari hatinya untuk menerima keadaan. Belajar untuk mencintai. Saya melihatnya tersenyum di hari pernikahannya, entah dia benar-benar bahagia atau masih sedang belajar untuk bahagia. Saya menghargai pilihanya, meskipun tidak sedikit yang menyayangkannya. Mungkin kita harus memilih, bahagia dengan membuat orang yang menyayangi kita bersedih atau belajar untuk menerima tawaran bahagia dari orang-orang yang menyayangi kita. Bukankah hidup tidak selalu menuruti keinginan kita?

Di dunia ini kita sering bersinggungan dengan beberapa hal yang memang tidak sesuai dengan harapan kita. Saat hati ingin A, tapi kenyataannya kita harus menerima B. Saat hidup tidak sesuai keinginan apakah kita memang harus bergerak melawannya, atau sebaliknya berjalan mengikuti arus. Sulit tapi kita harus memilih.

Benarkah hati mampu belajar? Saya rasa mampu, karena hati tidak pernah egois. Terus kalau kamu jadi Renata milih siapa yu? Saya pilih Hafiz saja, dicintai akan membuat saya lebih mudah untuk belajar mencintai. Ciye gitu ~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berlibur ke Malang Selama 24 Jam? Berikut Tempat yang Wajib Kamu Kunjungi

Kota Malang memang penuh daya tarik maka tidak heran jika setiap hari selalu saja wisatawan yang datang untuk berkunjung ke kota ini. Malang memang berbeda, meskipun di beberapa tempat mulai macet tidak mengurungkan niat pecintanya untuk berkunjung. Jika kamu berniat berkunjung ke kota Malang hanya sehari, itenary ini bisa menjadi pertimbangan buatmu. Yuk, mari! 06.00 – 07.30, Jalan Kawi Mengisi perut dengan sajian khas kota Malang bisa menjadi alternatif buat kamu. Salah satu yang khas dari kota Malang adalah Pecel Kawi, yang berada di Jalan Kawi. Jika kamu tidak seberapa suka Pecel, di sepanjang jalan Kawi banyak kuliner lainnya. Lokasinya pun masih satu tempat dengan Pecel Kawi, ada Nasi Buk Madura, Widuri yang menyediakan masakan campur, dan Nasi Krawu. 08.00-10.00, Alun-Alun Puas dengan sarapan khas kota Malang. Kamu bisa mencari angkot LG menuju arah pusat kota. Ada Alun-alun, dan Tugu 0 kilometer di bawah jembatan penyebrangan. Tidak perlu khawatir, di alun-alun

Hari Bersama Sheila On 7, Pengalaman Pertama Nonton Konser

Tanggal 22 September 2016 adalah hari bersejarah buat saya. Bukan, saya tidak mendapat promosi jabatan atau Partner akhirnya melamar saya. Tapi pada tanggal tersebut saya berkesempatan untuk nonton konser. Yeay! Umur yang hampir menginjak angka 30, baru kali ini saya menonton konser. Hahaha. Norak? Iya, biarin. Yeay..foto dulu sebelum nonton konser | c: @perihujan_ Berawal dari rasa kecewa karena batal ke Jakarta, akhirnya saya menerima ajakan teman untuk nonton konser Sheila On 7 di Graha Cakrawala UM pada tanggal 22 September kemarin. Saya datang ke konser tanpa ekspektasi apa pun. Hanya saja sepanjang hari, di kantor saya memutar lagu-lagu Sheila On 7 sekedar mengingat lagu-lagu mereka kembali. Yeah, saya memang agak buruk soal musik. Selain suara sumbang saya, enggak ada yang dapat saya banggakan dari pengetahuan musik saya. Jika menurut jadwal acara, Sheila On 7 seharusnya mulai naik panggung pukul 9 malam. Tapi nyatanya hingga hampir pukul 10 malam, Duta dan g

Menjadi Beauty Vlogger Dadakan

Bekerja di media membuat saya belajar banyak hal, termasuk menjadi artis dadakan untuk mengisi konten video. Sudah 2 kali wajah saya muncul di chanel youtube vemale. Pertama video DIY membuat amplop lebaran dan kedua adalah video campaign #MyBodyMyPride . Di kedua video itu tidak ada satu pun yang mewajibkan saya bicara, saya cukup senyum-senyum depan kamera, dan semuanya beres. Tapi berbeda dengan konten video kali ini, selain bergaya dan senyum-senyum manis, saya juga harus bicara. Ok, karena kali ini saya harus mereview lipstik. OK LIPSTIK. Jeder!  Sebenarnya tidak masalah saya harus sok manis di depan kamera. Tapi ini saya harus memakai lipstik dan mereviewnya? Oh. Ok, saya memang cewek tapi kalau urusan makeup angkat tangan. Pakai bedak pun sudah syukur. Meskipun sekarang  sudah mau pakai skincare meskipun sekadar pembersih wajah dan pelembap. Anggap saja itu satu kemajuan. Dan sekarang saya harus mereview lipstik,dan bergaya di depan kamera. Cuap-cuap istilah lipstik, duh ra