Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2012

Ini Rindu, Kamu? ( #140 – 1 )

Aku memainkan scroll pada linimasaku, tak kutemui twit satupun dari dia. Iya, dia salah satu akun yang kugemari selama setengah tahun ini. Twitnya adalah salah satu alasanku untuk rajin bertandang di lapak 140 karakter ini. Bukan untuk ikut riwil di twitter tapi hanya memastikan apakah dia baik-baik saja. Bagiku twitnya adalah kabar bahwa dia baik-baik saja, meski tanpa mention sekalipun.  Aneh memang,padahal mention darinya untukku   tak genap seratus jika ditotal sejak pertemuan kami di kerajaan 140 karakter. Kami hanya saling follow, dan kebetulan berada pada satu komunitas. Kami tak pernah terlibat kehebohan berbalas mention di linimasa. Aku hanya pengagum rahasianya. Dan mungkin benar, inilah rasanya sepihak. Sakit. Sebenarnya mudah saja aku mendapatkan kabar tentangnya, aku memiliki nomor handphonenya yang kudapatkan saat ia meminta alamat untuk pengiriman buku sebagai hadiah karena sering kelewat riwil pada proses produksi buku kumpulan ceritanya. Tentu saja muda

Sepasang sayap

Siang tadi sewaktu istirahat, saya mendapat telepon dari sahabat SMP. Dia bercerita, telah menikah dua bulan yang lalu dan meminta maaf karena tidak bisa mengabari. Saya heboh sendiri, kebahagiannya tiba-tiba menular begitu cepat kepada saya. Dan yang paling mengejutkan adalah, pria beruntung yang menikahinya adalah juga teman saya sewaktu SMP dulu. Teman satu bimbingan belajar. Tidak bisa saya bayangkan, bagaimana mungkin mereka bisa memutuskan untuk menikah, mengingat mereka dulu sudah seperti tokoh tikus dan kucing di film kartun Tom dan Jerry, tak pernah akur. Setelah ngobrol ngalor-ngidul, akhirnya saya bertanya padanya. Pertanyaan sama yang selalu saya berikan kepada teman-teman saya yang telah memutuskan untuk menikah, “Bagaimana kamu yakin, bahwa dia adalah yang terbaik untukmu? Dan kamu memutuskan untuk bisa mencintainya setiap hari?“ Sedikit bergumam, seakan lama untuk berkata, akhirnya ia menjawab: “Aku yakin, karena aku percaya bahwa aku mampu