Malam
selalu mencumbuiku dengan rindu, dan semuanya tentang kamu.
Aku memandang fotomu yang berpendar,
manis. Aku terlalu ngilu untuk mengakui bahwa aku benar-benar kalah dengan air
mata malam ini. Aku rindu.
Tanganku memainkan kursor, saat slight itu
memainkan foto-fotomu di layar laptopku. Aku berharap ini akan menyamai saat
aku menggurat wajahmu, mengusap tiap helai rambutmu dan mencubit pipi tembemmu.
Aku rindu.
Ini masih hitungan bulan, belum tahun aku
sudah terlampau rindu padamu. Masih teringat malam sebelum kamu melepas
kepergianku, kamu merebah manja pada dadaku. Kamu tak pernah semanja itu
sebelumnya, dan hal ini semakin membuatku sesak. Sampai sekarang aroma tubuhmu
masih jelas kuingat. Aku rindu.
Slight itu masih memainkan foto-fotomu,
ada ribuan fotomu dalam laptopku. Ya, karena kamu adalah objek terfavoriteku
selama empat tahun tujuh bulan ini. Aku tidak pernah bosan mengabadikan semua
ekspresimu, senyum, tawa bahkan gurat sedihmu. Kamu cantik, dan kecantikanmu
sungguh luar biasa. Aku rindu.
Slight itu tetap memainkan foto-fotomu,
dan sukses menghujaniku peluru. Nyeri, aku kalah dengan jarak. Dan aku kembali
menangis. Aku rindu.
Kursorku menekan tombol pause saat fotomu
yang memakai topi kegemaranmu tertangkap olehku. Kamu tahu itu adalah foto
terfavoriteku. Wajahmu menoleh kearahku, aku yang tiba-tiba dari arah belakang
memotretmu. Aku masih ingat saat itu kamu langsung menghambur ke arahku saat
menyadari kedatanganku. Hari itu adalah saat kali pertama aku pergi jauh darimu
dengan waktu yang lama. Kamu memelukku erat, pun demikian aku. Aku rindu.
Aku kembali menekan tombol play, slight
kembali memainkan foto-fotomu. Ada fotomu yang sedang memainkan gadget milikku.
Ya, kamu selalu tertarik dengan apa yang aku lakukan. Kamu terlalu mirip denganku.
Kamu selalu menikmati saat duduk mengamatiku yang sedang bekerja, sesekali
merajuk manja ingin diperhatikan. Tapi tahukah kamu? Saat ini gangguan itulah
yang sering mengusikku, rindu. Aku tak pernah marah, maka aku akan berhenti
sejenak dari pekerjaanku dan menemanimu ngobrol. Menjawab pertanyaanmu tentang
ini dan itu. Maka ketika kamu mulai lelah, kamu akan menyuruhku untuk kembali
bekerja dan kamu kembali duduk mengamatiku yang sibuk dengan pekerjaanku. Aku rindu.
Lamunanku pecah saat, handphoneku
bergetar. Incoming call Kayla. Tanganku cepat mengambil hanphoneku.
“ Kayla kangen papa, kapan papa pulang? “ katamu
cepat.
Suaraku tercekat, ngilu.
“ Papa juga kangen sama Kayla “ kataku
lembut, dan mengusap fotomu yang sedang tertawa.
Kemudian aku hanya diam mendengar
celotehmu, sesekali tertawa. Dan slight itu tetap memainkan fotomu. Foto Kayla my pretty angel.
Papa
akan segera pulang nak__
Ide didapat dari twit bang @todyumna yang lagi kangen dengan anaknya :))
foto dari google.com ( sengaja ambil fotonya Afika, soalnya dia lucu :p )
Komentar
Posting Komentar