“
Karena cinta semaunya menghampiri, tanpa perlu bertanya maukah kita dijatuhinya
“
Akhir-akhir ini saya sering merenung
tentang lima huruf ini. Ya, ternyata begitu hebat kekuatan dari cinta ini.
Cinta bisa membuat kita yang lemah menjadi kuat sekaligus rapuh. Masih teringat
pembicaraan absurd dengan teman beberapa hari yang lalu, tentang cinta. Katanya
dia cukup puas dengan hanya melihat orang yang dicintainya bahagia, melihatnya
tersenyum meski senyum itu bukan untuknya. Ya, teman saya ini cukup bahagia
dengan rasa sepihaknya itu. Mungkin yang ia cintai adalah momen saat bersama
orang yang Ia cintai itu, dan meski hanya sepihak.
Jatuh cinta, ya namanya juga jatuh pastinya
menyakitkan. Tapi ketika ada orang lain mengatakan bahwa cinta pada akhirnya
adalah air mata maka dengan lantang saya menolaknya. Ya, terlihat berlebihan
memang. Bagi saya cinta mempunyai pilihan, dan salah satu pilihanya adalah
bahagia. Jika kita masih diberi
kesempatan untuk memilih kenapa kita tidak merayakan proses jatuh itu dengan
kebahagiaan?
Cinta itu sederhana, hanya kita saja yang
membuatnya rumit. Itu menurut saya, dan lagi-lagi pembicaraan itu berlanjut
dengan debat. Ya teman saya ini selalu memandang cinta adalah euforia
kesedihan, dan Ia begitu menikmatinya. Mungkin teman saya tak menyadari bahwa
ia sedang berbahagia dengan proses sedihnya jatuh cinta * apa ini *.
First love never ending, saya paling tidak
percaya dengan kata-kata itu. Bukankah pertama ada untuk ada yang kedua, ketiga
dan seterusnya? Apakah hanya yang pertama saja yang berhak atas everlasting,
selamanya. Lalu bagaimana nasib yang kedua? Padahal kedua itu ada karena yang
pertama pupus? Semua mempunyai kesempatan untuk menjadi selamanya. Dan
lagi-lagi itu menurut saya.
Saya tidak peduli, saya bagi dia adalah
yang kedua, ketiga, atau mungkin yang kesepuluh. Saya tidak peduli. Karena bagi
saya, pertama, kedua, ketiga dan seterusnya adalah proses pencarian. Lalu
apakah saya harus menangis ketika saya bukan yang pertama untuknya, bagi saya
menjadi yang terakhir di akhir pencariannya lebih berharga daripada yang
pertama, karena saya tahu pertama itu pupus untuk menemukan saya yang terakhir
untuknya. Dan sejatinya siapapun bisa menjadi yang pertama, bisa menjadi
everlasting bagi pasangan kita. Karena tidak semua orang mendapatkan pilihan
pertamanya.
Dan akhirnya terima kasih kamu :* #tutup
wajah merona pakai bantal.
Pic : koleksi pribadi :)
Komentar
Posting Komentar