Langsung ke konten utama

Ketika Batas itu Sampai Pada Titik


Sekuat apa pun seseorang berjuang, pada akhirnya ia pun memiliki batasnya. Jenuh, lelah dan merasa sia-sia. Mungkin itu yang dia rasakan kepada saya. Merasa cukup dan sia-sia. Mungkin, kamu pernah merasakan ingin dekat dengan seseorang tetapi untuk sekedar menyentuh sedikit hatinya saja tidak mampu. Beberapa orang terdekat saya, selalu mengatakan bahwa saya terlalu angkuh dan keras kepala, untuk sekedar mengakui bahwa saya pun membutuhkan dia.

Mereka selalu menyebut hitungan tahun, Berapa dia bersabar dengan saya. Sejak saya patah hati dengan kegagalan saya dengan seseorang di akhir studi saya, hingga kegagalan paling drama dalam episode percintaan saya dengan mantan kemarin sore. Dia selalu ada di barisan paling depan untuk memberi semangat pada saya. Saat saya jatuh, maupun terbang karena cinta. Dia selalu ada. Meskipun dia bukanlah seseorang yang selalu menjadi tempat curhat saya.

Hingga kemarin saya bertemu dengannya, tidak sendiri tetapi dengan seorang wanita. Sejatinya saya berniat nonton, tapi urung ketika dia dan wanitanya berada di bioskop tempat saya ingin menghabiskan malam minggu dengan sendiri tersebut.

Gugup, kaget dan bingung.

Saya dengan wajah lempeng mengulurkan tangan, menjabat tangannya dan bertanya kabar. Saat jabat kami terlepas, sang wanita buru-buru mengulurkan tangan sambil menyebut nama. Saya menerima uluran tangan wanita tersebut, saat jabat kami terlepas saya melihat tangan wanita tersebut mengapit dia. Saya tersenyum, dia tersenyum, juga wanita tersebut. Saya pamit, meninggalkan gedung bioskop. Tidak ingin menambah kekacauan, rencana untuk nyemil bakpao pun urung saya lakukan. Tiba-tiba saya tidak bersemangat.

Saya menuju toko es cream, di depan bioskop. Memesan es cream, dan membiarkannya mencair tanpa saya sentuh sedikit pun. Ingatan saya, terulang pada kejadian beberapa tahun lalu saat saya dan dia mengobrol di toko es cream ini. Dia mengucapkan kalimat yang membuat saya tetap bertahan dengannya hingga saat ini.

“Kamu tahu yu, tidak akan pernah ada alasan yang logis untuk mencintai termasuk membenci seseorang.”

Drama? Hahaha, anggap saja demikian. Dia adalah teman lelaki yang paling memahami saya. Pasang surut hubungan saya dengannya tidak terhitung. Yang saya tahu dia selalu ada saat saya terpuruk, bahkan orang yang saya cintai pun tidak menyadarinya. Sementara dia cukup mengerti meskipun saya tidak pernah bercerita padanya.

Saya kembali melihat foto yang kami buat dua bulan yang lalu, saat dia menemani saya untuk menyelesaikan deadline laporan di salah satu kedai donat. Memastikan saya baik-baik saja. Saya melihat senyum yang terekam pada foto tersebut. Apakah senyum yang terekam saat itu kemarin benar-benar masih milik saya seutuhnya?

Entah, saya merasa ini adalah akhir bagi saya dan dia. Sudah saatnya saya berhenti, suka atau tidak saya harus berhenti untuk tergantung padanya. Saya kembali mengingat senyum wanita yang saya temui di bioskop tadi, dan saya pun ikut tersenyum. Iya, mungkin benar ini adalah akhir. Bukankah, kesabaran juga memiliki titik? Selamat berbahagia, kamu.

Komentar

  1. Iya, makasih. Aku dah bahagia, kamu kapan bahagianya? kalo udah kabar2 ya. mau ta beliin magnum :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku sudah bahagia kak 😂😂😂
      Kemudian nagih es krimnya 😋😋

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berlibur ke Malang Selama 24 Jam? Berikut Tempat yang Wajib Kamu Kunjungi

Kota Malang memang penuh daya tarik maka tidak heran jika setiap hari selalu saja wisatawan yang datang untuk berkunjung ke kota ini. Malang memang berbeda, meskipun di beberapa tempat mulai macet tidak mengurungkan niat pecintanya untuk berkunjung. Jika kamu berniat berkunjung ke kota Malang hanya sehari, itenary ini bisa menjadi pertimbangan buatmu. Yuk, mari! 06.00 – 07.30, Jalan Kawi Mengisi perut dengan sajian khas kota Malang bisa menjadi alternatif buat kamu. Salah satu yang khas dari kota Malang adalah Pecel Kawi, yang berada di Jalan Kawi. Jika kamu tidak seberapa suka Pecel, di sepanjang jalan Kawi banyak kuliner lainnya. Lokasinya pun masih satu tempat dengan Pecel Kawi, ada Nasi Buk Madura, Widuri yang menyediakan masakan campur, dan Nasi Krawu. 08.00-10.00, Alun-Alun Puas dengan sarapan khas kota Malang. Kamu bisa mencari angkot LG menuju arah pusat kota. Ada Alun-alun, dan Tugu 0 kilometer di bawah jembatan penyebrangan. Tidak perlu khawatir, di alun-alun

Hari Bersama Sheila On 7, Pengalaman Pertama Nonton Konser

Tanggal 22 September 2016 adalah hari bersejarah buat saya. Bukan, saya tidak mendapat promosi jabatan atau Partner akhirnya melamar saya. Tapi pada tanggal tersebut saya berkesempatan untuk nonton konser. Yeay! Umur yang hampir menginjak angka 30, baru kali ini saya menonton konser. Hahaha. Norak? Iya, biarin. Yeay..foto dulu sebelum nonton konser | c: @perihujan_ Berawal dari rasa kecewa karena batal ke Jakarta, akhirnya saya menerima ajakan teman untuk nonton konser Sheila On 7 di Graha Cakrawala UM pada tanggal 22 September kemarin. Saya datang ke konser tanpa ekspektasi apa pun. Hanya saja sepanjang hari, di kantor saya memutar lagu-lagu Sheila On 7 sekedar mengingat lagu-lagu mereka kembali. Yeah, saya memang agak buruk soal musik. Selain suara sumbang saya, enggak ada yang dapat saya banggakan dari pengetahuan musik saya. Jika menurut jadwal acara, Sheila On 7 seharusnya mulai naik panggung pukul 9 malam. Tapi nyatanya hingga hampir pukul 10 malam, Duta dan g

Menjadi Beauty Vlogger Dadakan

Bekerja di media membuat saya belajar banyak hal, termasuk menjadi artis dadakan untuk mengisi konten video. Sudah 2 kali wajah saya muncul di chanel youtube vemale. Pertama video DIY membuat amplop lebaran dan kedua adalah video campaign #MyBodyMyPride . Di kedua video itu tidak ada satu pun yang mewajibkan saya bicara, saya cukup senyum-senyum depan kamera, dan semuanya beres. Tapi berbeda dengan konten video kali ini, selain bergaya dan senyum-senyum manis, saya juga harus bicara. Ok, karena kali ini saya harus mereview lipstik. OK LIPSTIK. Jeder!  Sebenarnya tidak masalah saya harus sok manis di depan kamera. Tapi ini saya harus memakai lipstik dan mereviewnya? Oh. Ok, saya memang cewek tapi kalau urusan makeup angkat tangan. Pakai bedak pun sudah syukur. Meskipun sekarang  sudah mau pakai skincare meskipun sekadar pembersih wajah dan pelembap. Anggap saja itu satu kemajuan. Dan sekarang saya harus mereview lipstik,dan bergaya di depan kamera. Cuap-cuap istilah lipstik, duh ra