Langsung ke konten utama

Zangrandi Rhapsody.


"Aku tak suka es krim." kataku bersungut-sungut, pipiku menggelembung saat Lie menggandengku masuk ke Cafe ini. Lie hanya tersenyum, lalu menyuruhku duduk di kursi rotan yang berjejer di teras Cafe ini. Aku masih berdiri, tak menuruti permintaan Lie untuk duduk.
"Meme sayang, ayolah." Katanya, lalu menarik lenganku agar aku mau duduk di kursi yang ia pilih. Akhirnya aku luluh juga, dengan menghentakkan tubuhku aku duduk di kursi rotan itu. Lie tersenyum, dan aku masih tetap mengelembungkan pipiku.
Seorang pramusaji menghampiri kami, ia menyodorkan dua buku menu ke arah kami. "Mau langsung pesan atau masih menunggu?" 
"Nanti saja, kami pilih-pilih menu dulu ya."Ucap Lie, Sang pramusaji mengangguk takzim, lalu meninggalkan kami. Lie sibuk menyusuri buku menu, sementara aku hanya membolak-balik deretan nama es krim itu. 
"Aku gak tertarik." kataku, sambil meletakkan buku menu itu sekenanya. Lie menatapku, "Coba yang Tutti Fruiti saja ya? Rasanya gak enek kok." Bujuk Lie.
Aku menggeleng.
Lie menghela nafas,"Zangrandi Pie saja bagaimana? biar nanti aku yang makan es krimnya dan kamu dapat menikmati pie nya?" 
"Terserah deh."
Lie melambaikan tangannya, pramusaji yang tadi memberikan buku menu menghampiri kami. 
"Satu Noodle Ice Cream, Satu Zangrandi Pie dan satu paket senyum untuk pacar saya ya. Dia lagi ngambek." Kelekar Lie. Pramusaji tertawa, lalu mengulangi pesanan Lie.
Aku mencubit  lengannya gemas. Lie masih saja tertawa.
"Kenapa sih gak suka es krim? Enak lagi Me."
"Gak suka ya gak suka Ko, Koko juga aneh cowok kok suka sama es krim." Gerutuku.
"Hehehe, sama  seperti aku tak pernah memiliki alasan untuk menyayangimu."
Mukaku memerah.
"Gak usah ngegombal deh." kilahku.
Lie tertawa.
Pesanan Lie datang, Pramusaji meletakkan pesanan Lie di meja kami. Lie menyodorkan satu porsi es cream yang disajikan di atas waffle ke arahku.
"Dicoba dulu. Percaya deh sama aku, enak kok." Ucap Lie menyakinkan.
Aku menggeleng, "Gak mau."
Lie menyerah. Aku menenggelamkan badan ke kursi rotan itu. Sementara Lie menarik Noodle Ice Cream pesananya. Menikmati es krim pesanannya, sementara aku hanya melihatnya dibalik gangetku.
Tak sampai sepuluh menit es krim Lie habis. Ia mengusap mulutnya dengan tisue. "Udah? balik yuk." ajakku.
"Belum dong, kamu kan belum mencoba es krimnya." Ucapa Lie.
"Udah dong maksanya." Aku makin cemberut.
Lie tertawa, "Kamu tahu Me, kalau ngambek kamu itu makin ngegemesin. Kadang aku gak habis pikir bagaimana aku jatuh cinta padamu."
"Tau.."
Lie mengambil Zangrandi Pie, lalu mengambil satu sendok lalu menyodorkan ke arahku. "Ayolah sayang."
Aku memandang Lie kemudian ke Zangrandi Pie bergantian.
Aku menyerah, akhirnya menerima suapan Lie. Es krimnya lumer dimulutku, sampai aku menyadari ada benda aneh yang bercampur di es krim yang aku telan.
"Ko..." Kataku kaget saat memuntahkan benda yang tercampur di es krim tadi.
Lie tersenyum.
"Will you merry me?"
Lie mengambil cincin itu dari tanganku, Ia mengusap cincin itu lalu menarik tanganku. Aku masih terkejut dan tak percaya Lie melamarku.
Aku tersenyum.
"I will."



Dedicated to :
Mbak Fin yang menemani #KentjanSurabaya dan mendengar konsep cerpen ini.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Morning Pages

Menulis untuk jiwa/copyright  rawpixel.com   Writing is medicine. It is an appropriate antidote to injury. It is an appropriate companion for any difficult change - Julia Cameron. Menulis bagiku adalah obat. Menuangkan keluh, mencatat mimpi, hingga mematik harapan. Itulah alasan kenapa aku banting setir untuk berkarir di media. Harapannya sih, seru kali ya menulis terus dapat duit. Meskipun pas terjun kerja di media, ternyata pekerjaanku bukan menulis seperti yang di catatan-catatan yang pernah kutuliskan. Aku menulis untuk orang lain. Maka journaling adalah obat buatku. Saat aku tidak bisa menulis tentang hal-hal yang sensitif, menuliskan di buku jurnalku membuatku merasa tenang. Menulis untuk memberi makan jiwa aku menyebutnya. Biasanya setiap pagi sebelum memulai aktivitas aku menuliskan banyak hal di lembaran jurnalku. Hal random seperti enak mana tahu atau tempe, hingga seserius mengapa semakin ke sini hal-hal yang disebut ‘pertanda’ itu semakin jelas. Menuliskan hal itu ...

Hari Bersama Sheila On 7, Pengalaman Pertama Nonton Konser

Tanggal 22 September 2016 adalah hari bersejarah buat saya. Bukan, saya tidak mendapat promosi jabatan atau Partner akhirnya melamar saya. Tapi pada tanggal tersebut saya berkesempatan untuk nonton konser. Yeay! Umur yang hampir menginjak angka 30, baru kali ini saya menonton konser. Hahaha. Norak? Iya, biarin. Yeay..foto dulu sebelum nonton konser | c: @perihujan_ Berawal dari rasa kecewa karena batal ke Jakarta, akhirnya saya menerima ajakan teman untuk nonton konser Sheila On 7 di Graha Cakrawala UM pada tanggal 22 September kemarin. Saya datang ke konser tanpa ekspektasi apa pun. Hanya saja sepanjang hari, di kantor saya memutar lagu-lagu Sheila On 7 sekedar mengingat lagu-lagu mereka kembali. Yeah, saya memang agak buruk soal musik. Selain suara sumbang saya, enggak ada yang dapat saya banggakan dari pengetahuan musik saya. Jika menurut jadwal acara, Sheila On 7 seharusnya mulai naik panggung pukul 9 malam. Tapi nyatanya hingga hampir pukul 10 malam, Duta dan g...

Berlibur ke Malang Selama 24 Jam? Berikut Tempat yang Wajib Kamu Kunjungi

Kota Malang memang penuh daya tarik maka tidak heran jika setiap hari selalu saja wisatawan yang datang untuk berkunjung ke kota ini. Malang memang berbeda, meskipun di beberapa tempat mulai macet tidak mengurungkan niat pecintanya untuk berkunjung. Jika kamu berniat berkunjung ke kota Malang hanya sehari, itenary ini bisa menjadi pertimbangan buatmu. Yuk, mari! 06.00 – 07.30, Jalan Kawi Mengisi perut dengan sajian khas kota Malang bisa menjadi alternatif buat kamu. Salah satu yang khas dari kota Malang adalah Pecel Kawi, yang berada di Jalan Kawi. Jika kamu tidak seberapa suka Pecel, di sepanjang jalan Kawi banyak kuliner lainnya. Lokasinya pun masih satu tempat dengan Pecel Kawi, ada Nasi Buk Madura, Widuri yang menyediakan masakan campur, dan Nasi Krawu. 08.00-10.00, Alun-Alun Puas dengan sarapan khas kota Malang. Kamu bisa mencari angkot LG menuju arah pusat kota. Ada Alun-alun, dan Tugu 0 kilometer di bawah jembatan penyebrangan. Tidak perlu khawatir, di alun-alun...