Langsung ke konten utama

Review ‘Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah’


Penampakan KAnSAM
Novel terbaru ( terbit 19 Januari 2012 ) Tere Liye ini berkisah tentang Borno, bujang paling lurus di tepian sungai Kapuas. Jika melihat sampulnya, asli tidak bakal membuat jatuh cinta karena tidak ada sinopsis yang biasa berada di cover belakang  untuk menuntun calon pembeli/pembaca memasukkan novel ini pada tas belanjanya. Tapi karena novel ini pernah publish di page Tere Liye jelas saja novel ini menjadi novel yang ditunggu bagi para penggemarnya ( termasuk saya ).
Novel yang berjumlah 39 bab dengan 512 halaman ini bercerita tentang kisah cinta Borno dan Mei. Secara keseluruhan, novel ini bertemakan cinta. Mengambil setting kota Pontianak, pada awal cerita kita akan diajak sedikit mengenal kepribadian Borno yang tercermin dalam usahanya untuk tetap giat bekerja. Setelah ayahnya meninggal, segala macam pekerjaan telah dia jalani. Dari menjadi pekerja kasar di pabrik pengolahan karet  sampai penjaga karcis pelampung ( kapal feri  ). Sosok Borno memang digambarkan sebagai lelaki yang bejiwa mandiri. Setelah sekian kali dia berganti pekerjaan, akhirnya profesi yang terakhir adalah sebagai pengemudi sepit (dari kata speed) yaitu perahu kecil dengan mesin tempel. Disinilah kisah cinta sederhana itu dimulai. Karena pada saat Borno memulai profesi pengemudi sepit dia bertemu dengan gadisnya.
Gadis yang diketahui benama Mei itu adalah salah satu penumpang sepit yang membuat Borno jatuh hati. Bahkan membuat rela Borno selalu antri di nomor tiga belas, demi bertemu Mei selama lima belas menit.  Mei yang berprofesi sebagai guru ditugaskan di Pontianak tempat yayasan orang tuanya. Kita akan diajak oleh Tere Liye pada kisah-kisah lucu dan menyentuh tentang pasang surutnya perasaan seseorang yang sedang jatuh cinta, dan saya rasa Tere Liye paling jago membuat kisah seperti ini. Selain itu, seperti biasa Tere liye dalam novelnya selalu menampilkan sosok ‘GURU’, dalam novel ini sosok itu ada pada karakter Pak Tua.  Kisah cinta sederhana, Borno yang pengemudi sepit dan Mei seorang guru. Keterikatan masa lalu Mei dan Borno lah yang menjadi konflik dari cerita ini.
Karena saya juga membaca versi onlinenya, secara kesuluruhan saya lebih menyukai ending dari versi onlinenya, lebih ‘DRAMATIS’. Mengapa demikian? Karena saya rasa ending versi onlinenya lebih mewakili isi dari novel ini, lebih mengena dengan semua nasihat Pak Tua kepada Borno. Apa itu tentang penerimaan. Meski menurut  Tere Liye, ending dari versi novel lebih dekat dengan makna apa itu cinta sejati, eaa.
Berikut saya tampilkan beberapa kutipan favorite saya di novel ini ;

“perasaan itu tidak sesederhana satu tambah satu sama dengan dua. Bahkan ketika perasaan itu sudah jelas bagai bintang di langit, gemerlap indah tak terkira, tetap saja dia bukan rumus matematika. Perasaan tetaplah perasaan”

“ah, cinta selalu saja misterius. Jangan diburu-buru, atau kau akan merusak jalan ceritanya sendiri”

“cinta adalah kebiasaan


Foto : Koleksi pribadi =)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berlibur ke Malang Selama 24 Jam? Berikut Tempat yang Wajib Kamu Kunjungi

Kota Malang memang penuh daya tarik maka tidak heran jika setiap hari selalu saja wisatawan yang datang untuk berkunjung ke kota ini. Malang memang berbeda, meskipun di beberapa tempat mulai macet tidak mengurungkan niat pecintanya untuk berkunjung. Jika kamu berniat berkunjung ke kota Malang hanya sehari, itenary ini bisa menjadi pertimbangan buatmu. Yuk, mari! 06.00 – 07.30, Jalan Kawi Mengisi perut dengan sajian khas kota Malang bisa menjadi alternatif buat kamu. Salah satu yang khas dari kota Malang adalah Pecel Kawi, yang berada di Jalan Kawi. Jika kamu tidak seberapa suka Pecel, di sepanjang jalan Kawi banyak kuliner lainnya. Lokasinya pun masih satu tempat dengan Pecel Kawi, ada Nasi Buk Madura, Widuri yang menyediakan masakan campur, dan Nasi Krawu. 08.00-10.00, Alun-Alun Puas dengan sarapan khas kota Malang. Kamu bisa mencari angkot LG menuju arah pusat kota. Ada Alun-alun, dan Tugu 0 kilometer di bawah jembatan penyebrangan. Tidak perlu khawatir, di alun-alun

Hari Bersama Sheila On 7, Pengalaman Pertama Nonton Konser

Tanggal 22 September 2016 adalah hari bersejarah buat saya. Bukan, saya tidak mendapat promosi jabatan atau Partner akhirnya melamar saya. Tapi pada tanggal tersebut saya berkesempatan untuk nonton konser. Yeay! Umur yang hampir menginjak angka 30, baru kali ini saya menonton konser. Hahaha. Norak? Iya, biarin. Yeay..foto dulu sebelum nonton konser | c: @perihujan_ Berawal dari rasa kecewa karena batal ke Jakarta, akhirnya saya menerima ajakan teman untuk nonton konser Sheila On 7 di Graha Cakrawala UM pada tanggal 22 September kemarin. Saya datang ke konser tanpa ekspektasi apa pun. Hanya saja sepanjang hari, di kantor saya memutar lagu-lagu Sheila On 7 sekedar mengingat lagu-lagu mereka kembali. Yeah, saya memang agak buruk soal musik. Selain suara sumbang saya, enggak ada yang dapat saya banggakan dari pengetahuan musik saya. Jika menurut jadwal acara, Sheila On 7 seharusnya mulai naik panggung pukul 9 malam. Tapi nyatanya hingga hampir pukul 10 malam, Duta dan g

Menjadi Beauty Vlogger Dadakan

Bekerja di media membuat saya belajar banyak hal, termasuk menjadi artis dadakan untuk mengisi konten video. Sudah 2 kali wajah saya muncul di chanel youtube vemale. Pertama video DIY membuat amplop lebaran dan kedua adalah video campaign #MyBodyMyPride . Di kedua video itu tidak ada satu pun yang mewajibkan saya bicara, saya cukup senyum-senyum depan kamera, dan semuanya beres. Tapi berbeda dengan konten video kali ini, selain bergaya dan senyum-senyum manis, saya juga harus bicara. Ok, karena kali ini saya harus mereview lipstik. OK LIPSTIK. Jeder!  Sebenarnya tidak masalah saya harus sok manis di depan kamera. Tapi ini saya harus memakai lipstik dan mereviewnya? Oh. Ok, saya memang cewek tapi kalau urusan makeup angkat tangan. Pakai bedak pun sudah syukur. Meskipun sekarang  sudah mau pakai skincare meskipun sekadar pembersih wajah dan pelembap. Anggap saja itu satu kemajuan. Dan sekarang saya harus mereview lipstik,dan bergaya di depan kamera. Cuap-cuap istilah lipstik, duh ra