Langsung ke konten utama

Berjumpa Wiji Thukul dalam Istirahatlah Kata-Kata

Akhirnya Istirahatlah Kata-Kata di Mandala 21, Malang | Foto by: Iwan Tantomi

Akhirnya setelah menunggu 2 minggu lebih, saya berhasil menonton film yang penayangannya sudah saya tunggu sejak tahun lalu. Sempat kesal, karena Malang termasuk kota yang tidak menayangkan Istirahatlah Kata-Kata. Beruntung Melati, yang mengkoordinir teman-teman di Malang untuk nobar Wiji Thukul berhasil menghadirkan Wiji Thukul di Bioskop kota Malang. Tidak main-main sekitar 700 orang lebih nobar Istirahatlah Kata-Kata tanggal 2 Februari kemarin. Angka yang fantastis, total 5 studia full booked pada tanggal tersebut. Hebat ya? Iya dong :3 Melihat antusiasme Arek Malang akhirnya Mandala 21 menayangkan secara reguler Istirahatlah Kata-Kata sejak tanggal 30 Januari 2017 *tepuk tangan*

Istirahatlah Kata-Kata bercerita tentang pelarian Wiji Thukul. Seperti dugaan saya, film ini banyak menceritakan tentang pelariannya. Film yang tanpa banyak cakap, tapi saya mampu menangkap kengerian dan rasa getir hidup sebagai ‘buron’. Sepanjang film saya merasakan kegetiran yang sangat. Tidak hanya itu, beberapa puisi Wiji Thukul yang dibacakan membuat saya merasakan kegetiran rezim kala itu. Yang kata Wiji Thukul, rezim yang takut dengan kata-kata.

Tidak hanya tentang kegetiran kehidupan Wiji Thukul saja yang ingin disampaikan dalam film ini. Ada juga sisi romantis seorang Thukul. Adalah Thukul yang membelikan Sipon celana, yang ia bawa pulang ke Solo. Tidak hanya sekadar membelikan celana saja, Wiji Thukul pun mencuci celana tersebut sebelum ia bawa pulang. Di situ saya melihat, ya Wiji Thukul pun seorang manusia biasa. Merasa mencintai dan dicintai, membuatnya seperti manusia pada umumnya. Entah, romantisme Wiji Thukul dan Sipon hingga kini membuat saya termenung. Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk membahasakan cintanya.

Di penghujung cerita, Sipon yang sempat berteriak marah kepada salah satu tetangganya ‘Aku guduk lonte..’ yang artinya ‘Aku bukan pelacur...’hanya karena Sipon sempat dilihat tetangganya tersebut masuk ke sebuah penginapan untuk menemui Wiji Thukul. Betapa ya, masalah steriotipe itu lekat dengan wanita. Hanya karena Wiji Thukul tidak bersama dengan Sipon sepanjang waktu, seperti menjadi pembenaran bahwa Sipon layak direndahkan.

Pelarian tidak pernah baik-baik saja. Pelarian selalu meninggalkan ‘luka’. Saya memang tidak pernah tahu bagaimana sejarah Wiji Thukul. Saya hanya membaca beberapa kali namanya, tanpa tertarik untuk mencari tahu. Hingga kemarin Kompas Gramedia menerbitkan Seri  Tempo salah satunya mengulas tentang Wiji Thukul. Saya membacanya dan tertegun, jika Wiji Thukul begitu ditakuti oleh rezim kala itu. Dari situlah saya mulai mencari tahu lebih banyak tentang Wiji Thukul. Saya jadi tahu jika kasus 27 Juli 1996 pun dikaitkan dengannya. Kenyataan yang seringkali membuat saya kesal saat membaca buku sejarah dan mengetahui tanggal lahir saya bersamaan dengan sejarah gelap negeri ini.

Saya menyukai film ini, saya menikmati film ini. Film yang menyajikan sisi humanis seorang Wiji Thukul. Saya berharap ketika film berakhir, ketika Wiji Thukul yang menawari Sipon untuk minum air putih lagi itu akan kembali. Saya berharap, Wiji Thukul kembali membawakan segelas air putih untuk menenangkan tangis Sipon. Tapi ternyata tidak. Ia tidak kembali menemui Sipon. Di situ saya mulai merasa ngilu, kehilangan tidak pernah ada yang baik-baik saja. Tapi saya tahu Sipon hingga hari ini masih percaya Wiji Thukul pasti kembali.

Ada satu kutipan yang paling saya sukai dari film Istirahatlah Kata-Kata ini, yaitu ucapan Sipon kepada Wiji Thukul;

Aku ora pengen kowe lungo, nanging aku yo ora pengen kowe moleh. Sing tak pengeni kowe ono.

Dan akhirnya terima kasih untuk Yosef Anggi Noen yang membuat film ini menjadi luar biasa. Terima kasih.

Komentar

  1. Walau aku gak bisa bahasa Jawa, tapi aku terharu dengan kalimat di ending itu. Aku sedih, hiks~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku pas bagian ini pun mimbik-mimbik :( kalau gak gengsi sama yang di sebelah, bakal nangis kejer kok.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berlibur ke Malang Selama 24 Jam? Berikut Tempat yang Wajib Kamu Kunjungi

Kota Malang memang penuh daya tarik maka tidak heran jika setiap hari selalu saja wisatawan yang datang untuk berkunjung ke kota ini. Malang memang berbeda, meskipun di beberapa tempat mulai macet tidak mengurungkan niat pecintanya untuk berkunjung. Jika kamu berniat berkunjung ke kota Malang hanya sehari, itenary ini bisa menjadi pertimbangan buatmu. Yuk, mari! 06.00 – 07.30, Jalan Kawi Mengisi perut dengan sajian khas kota Malang bisa menjadi alternatif buat kamu. Salah satu yang khas dari kota Malang adalah Pecel Kawi, yang berada di Jalan Kawi. Jika kamu tidak seberapa suka Pecel, di sepanjang jalan Kawi banyak kuliner lainnya. Lokasinya pun masih satu tempat dengan Pecel Kawi, ada Nasi Buk Madura, Widuri yang menyediakan masakan campur, dan Nasi Krawu. 08.00-10.00, Alun-Alun Puas dengan sarapan khas kota Malang. Kamu bisa mencari angkot LG menuju arah pusat kota. Ada Alun-alun, dan Tugu 0 kilometer di bawah jembatan penyebrangan. Tidak perlu khawatir, di alun-alun

Hari Bersama Sheila On 7, Pengalaman Pertama Nonton Konser

Tanggal 22 September 2016 adalah hari bersejarah buat saya. Bukan, saya tidak mendapat promosi jabatan atau Partner akhirnya melamar saya. Tapi pada tanggal tersebut saya berkesempatan untuk nonton konser. Yeay! Umur yang hampir menginjak angka 30, baru kali ini saya menonton konser. Hahaha. Norak? Iya, biarin. Yeay..foto dulu sebelum nonton konser | c: @perihujan_ Berawal dari rasa kecewa karena batal ke Jakarta, akhirnya saya menerima ajakan teman untuk nonton konser Sheila On 7 di Graha Cakrawala UM pada tanggal 22 September kemarin. Saya datang ke konser tanpa ekspektasi apa pun. Hanya saja sepanjang hari, di kantor saya memutar lagu-lagu Sheila On 7 sekedar mengingat lagu-lagu mereka kembali. Yeah, saya memang agak buruk soal musik. Selain suara sumbang saya, enggak ada yang dapat saya banggakan dari pengetahuan musik saya. Jika menurut jadwal acara, Sheila On 7 seharusnya mulai naik panggung pukul 9 malam. Tapi nyatanya hingga hampir pukul 10 malam, Duta dan g

Menjadi Beauty Vlogger Dadakan

Bekerja di media membuat saya belajar banyak hal, termasuk menjadi artis dadakan untuk mengisi konten video. Sudah 2 kali wajah saya muncul di chanel youtube vemale. Pertama video DIY membuat amplop lebaran dan kedua adalah video campaign #MyBodyMyPride . Di kedua video itu tidak ada satu pun yang mewajibkan saya bicara, saya cukup senyum-senyum depan kamera, dan semuanya beres. Tapi berbeda dengan konten video kali ini, selain bergaya dan senyum-senyum manis, saya juga harus bicara. Ok, karena kali ini saya harus mereview lipstik. OK LIPSTIK. Jeder!  Sebenarnya tidak masalah saya harus sok manis di depan kamera. Tapi ini saya harus memakai lipstik dan mereviewnya? Oh. Ok, saya memang cewek tapi kalau urusan makeup angkat tangan. Pakai bedak pun sudah syukur. Meskipun sekarang  sudah mau pakai skincare meskipun sekadar pembersih wajah dan pelembap. Anggap saja itu satu kemajuan. Dan sekarang saya harus mereview lipstik,dan bergaya di depan kamera. Cuap-cuap istilah lipstik, duh ra