Langsung ke konten utama

Semua Memiliki Kesempatan untuk Kembali

Tahun 2015 hampir pada penghujungnya. Apa yang sudah saya capai? adalah pertanyaan yang kerap mampir dalam pikiran saya. Tahun ini banyak hal yang terjadi, selain sakit yang membuat aktifitas saya menjadi terbatasi adalah kedekatan saya bersama beberapa orang yang ingin saya abaikan kehadirannya di tahun lalu. Dan kembalinya, dia (baca mantan) menjadi teman bercerita, nonton atau membicarakan hal yang tidak penting lagi.

Kami mulai sering bertemu anggap saja seperti itu, jika satu bulan sekali kami masih menyempatkan untuk nonton itu dianggap sering. Mungkin hal itu bisa dibilang sering, untuk dua orang yang telah memutuskan berpisah. Atau hal itu biasa saja? Awalnya saya tidak percaya bisa kembali haha..hihihi, lagi dengannya. Mengingat sejak memutuskan berpisah dengannya dan saya memutuskan tinggal di kota Malang, saya tidak pernah sekalipun bertemu dengannya. Meski saya masih menyimpan semua kontaknya, saya masih terhubung di semua akun media sosialnya. Waktu itu saya hanya ingin satu kebetulan yang mempertemukan kami lagi. Tapi Tuhan, tidak pernah mengaminkan. Maka, bukanlah satu kebetulan saat saya dan dia bertemu. Kami memutuskan untuk bertemu. Canggung. Kami banyak diam pada pertemuan pertama kami, sibuk menikmati film yang diputar mungkin menjadi alasan yang tepat mengapa kami saling diam. Tanpa ada obrolan, basa-basi selesai pemutaran film. Kami memilih jalan sendiri-sendiri. Pulang, dengan tetap membawa pertanyaan yang sama. Bahagia kah dia? setelah perpisahan itu?

Tuhan memberi kesempatan pada kami untuk bertemu kembali, kali ini dengan alasan yang sama. Kami tidak memiliki teman untuk nonton Avangers. Tuhan memiliki rencana, kami kehabisan tiket. Rencana Tuhan itulah yang menggiring kami untuk duduk di salah satu kursi waralaba milik Paman Sam, yang berada satu gedung dengan bioskop tempat kami ingin nonton.

Di tempat ini akhirnya saya bercerita setelah perpisahan itu, apa saja yang saya lakukan untuk 'membunuh ingatan', dan usaha saya untuk merasa baik-baik saja dan tentu saja tentang alasan saya kembali ke kota yang dulu sempat menjadi impian kami untuk tinggal bersama.

Dia pun bercerita, tentang usahanya untuk berdamai dengan banyak hal, berusaha untuk tidak membenci saya, dan tentu bagian yang saya sukai adalah mengetahui dia baik-baik saja ketika kami tidak lagi bersama. Saya bahagia saat dia bercerita tentang usahanya untuk dekat dengan beberapa wanita, yang ceritanya sempat saya baca di salah satu media sosialnya. Saya bahagia, mendengarnya baik-baik saja dari mulutnya sendiri bukan dari sosial medianya, atau dari orang lain. Dan itu cukup bagi saya. Meski akhirnya saya tahu, dia membenci dan kecewa terhadap saya. Iya, saya memang menyebalkan.

Ada kelegaan saat melepasnya kali ini. Tidak ada beban. Kami berpisah dengan senyum. Setelah pertemuan itu, saya tidak sungkan lagi bertanya kabar padanya. Berkomentar sedikit jahil, dan tidak ragu bersorak menyemangatinya dengan usaha barunya. Setiap ada film baru, kami kembali menjadi partner yang baik untuk nonton.

Kami kembali dengan hubungan yang baru. Bukan berharap hubungan ini berkembang menjadi seperti yang telah lalu. Tidak, bukankah semua memiliki kesempatan untuk kembali? dengan status yang berbeda tentunya.

Terima kasih kamu, telah memanggil saya teman dengan segala cerita kita di masa lalu.

Malang, 25 Desember 2015.

Komentar

  1. Mau ngulang komen di twitter, ini manis :v dan kayaknya aku kenal siapa tokohnya. *halah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berlibur ke Malang Selama 24 Jam? Berikut Tempat yang Wajib Kamu Kunjungi

Kota Malang memang penuh daya tarik maka tidak heran jika setiap hari selalu saja wisatawan yang datang untuk berkunjung ke kota ini. Malang memang berbeda, meskipun di beberapa tempat mulai macet tidak mengurungkan niat pecintanya untuk berkunjung. Jika kamu berniat berkunjung ke kota Malang hanya sehari, itenary ini bisa menjadi pertimbangan buatmu. Yuk, mari! 06.00 – 07.30, Jalan Kawi Mengisi perut dengan sajian khas kota Malang bisa menjadi alternatif buat kamu. Salah satu yang khas dari kota Malang adalah Pecel Kawi, yang berada di Jalan Kawi. Jika kamu tidak seberapa suka Pecel, di sepanjang jalan Kawi banyak kuliner lainnya. Lokasinya pun masih satu tempat dengan Pecel Kawi, ada Nasi Buk Madura, Widuri yang menyediakan masakan campur, dan Nasi Krawu. 08.00-10.00, Alun-Alun Puas dengan sarapan khas kota Malang. Kamu bisa mencari angkot LG menuju arah pusat kota. Ada Alun-alun, dan Tugu 0 kilometer di bawah jembatan penyebrangan. Tidak perlu khawatir, di alun-alun

Hari Bersama Sheila On 7, Pengalaman Pertama Nonton Konser

Tanggal 22 September 2016 adalah hari bersejarah buat saya. Bukan, saya tidak mendapat promosi jabatan atau Partner akhirnya melamar saya. Tapi pada tanggal tersebut saya berkesempatan untuk nonton konser. Yeay! Umur yang hampir menginjak angka 30, baru kali ini saya menonton konser. Hahaha. Norak? Iya, biarin. Yeay..foto dulu sebelum nonton konser | c: @perihujan_ Berawal dari rasa kecewa karena batal ke Jakarta, akhirnya saya menerima ajakan teman untuk nonton konser Sheila On 7 di Graha Cakrawala UM pada tanggal 22 September kemarin. Saya datang ke konser tanpa ekspektasi apa pun. Hanya saja sepanjang hari, di kantor saya memutar lagu-lagu Sheila On 7 sekedar mengingat lagu-lagu mereka kembali. Yeah, saya memang agak buruk soal musik. Selain suara sumbang saya, enggak ada yang dapat saya banggakan dari pengetahuan musik saya. Jika menurut jadwal acara, Sheila On 7 seharusnya mulai naik panggung pukul 9 malam. Tapi nyatanya hingga hampir pukul 10 malam, Duta dan g

Menjadi Beauty Vlogger Dadakan

Bekerja di media membuat saya belajar banyak hal, termasuk menjadi artis dadakan untuk mengisi konten video. Sudah 2 kali wajah saya muncul di chanel youtube vemale. Pertama video DIY membuat amplop lebaran dan kedua adalah video campaign #MyBodyMyPride . Di kedua video itu tidak ada satu pun yang mewajibkan saya bicara, saya cukup senyum-senyum depan kamera, dan semuanya beres. Tapi berbeda dengan konten video kali ini, selain bergaya dan senyum-senyum manis, saya juga harus bicara. Ok, karena kali ini saya harus mereview lipstik. OK LIPSTIK. Jeder!  Sebenarnya tidak masalah saya harus sok manis di depan kamera. Tapi ini saya harus memakai lipstik dan mereviewnya? Oh. Ok, saya memang cewek tapi kalau urusan makeup angkat tangan. Pakai bedak pun sudah syukur. Meskipun sekarang  sudah mau pakai skincare meskipun sekadar pembersih wajah dan pelembap. Anggap saja itu satu kemajuan. Dan sekarang saya harus mereview lipstik,dan bergaya di depan kamera. Cuap-cuap istilah lipstik, duh ra