Langsung ke konten utama

Break Up.

Fase paling nelangsa dari jatuh cinta adalah patah hati. Putus saat masih cinta-cintanya, berhenti untuk tak peduli disaat sayang-sayangnya. Membiasakan diri untuk tak bertukar kabar, padahal memberi tahu keadaan masing-masing adalah rutinitas. Berubah menjadi asing. Lover to be stranger.
Dan dari cerita manis yang sering menghiasi hari-hari, berubah menjadi sepi. Yeah, I am Break Up. Awal putus, betapa sepi hidup ini. Berusaha nampak baik-baik saja malah semakin membuat saya semakin kacau, semakin kehilangan arah.
Saat memutuskan untuk berpisah, saya lupa berapa liter air mata yang saya tumpahkan waktu itu. Entah, menangisi apa. Tapi bagi saya, setelah sekian tahun bersama dan akhirnya memutuskan untuk berhenti itu ngilunya luar biasa.
Apa yang bisa saya lakukan untuk lupa?
Saya melakukan perjalanan ala #Traveloveing berharap ketika saya pulang saya dapat kembali biasa saja. Berharap saya dapat melupakan semua kenangan saat bersamanya. Nyatanya? NOL.
Justru saat saya melakukan perjalanan, ingatan tentangnya semakin kuat. Dan yang paling absurd adalah saat menyadari kantong belanja saya tiba-tiba ada kaos warna merah untuk cowok. Sebegitunya kah?
Saya selalu berharap dia menuliskan sesuatu di akun social medianya, ya setidaknya saya akan tahu dia baik-baik saja tanpa perlu bertanya padanya. Ya, kami masih berteman di Twitter dan Path. Tak ada satu pun keinginan saya untuk unfollow maupun unshare dia di Path. Saya masih ingin mengetahui kabarnya, meskipun ia tak lagi ingin mengetahui bagaimana keadaan saya. Mungkin ia tak peduli, tapi biarkan saya tetap peduli.
Malam ini tanpa sengaja saya membaca postingannya di Path. Saya tahu dia sedang dekat dengan yang lain. Ah, sudahlah bukankah saya sudah berjanji akan tetap baik-baik saja di saat ia memutuskan untuk lebih dulu berlalu. Bukankah perpisahan ini saya pun sepakat?
Jika Tuhan memilih kita untuk berakhir kurasa Ia telah menemukan waktu yang tepat untuk mempertemukan kamu dan takdirmu. Wanita, yang tak lagi meragu.


Kamu,
Terima kasih untuk semua senyum yang kau cipta.
Terima kasih untuk semua rindu yang kau tabahkan.
Terima kasih untuk semua kesabaranmu.

Maaf, aku tak menepati janji untuk tetap bersamamu.

Pasuruan, 23 Juni 2014.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Morning Pages

Menulis untuk jiwa/copyright  rawpixel.com   Writing is medicine. It is an appropriate antidote to injury. It is an appropriate companion for any difficult change - Julia Cameron. Menulis bagiku adalah obat. Menuangkan keluh, mencatat mimpi, hingga mematik harapan. Itulah alasan kenapa aku banting setir untuk berkarir di media. Harapannya sih, seru kali ya menulis terus dapat duit. Meskipun pas terjun kerja di media, ternyata pekerjaanku bukan menulis seperti yang di catatan-catatan yang pernah kutuliskan. Aku menulis untuk orang lain. Maka journaling adalah obat buatku. Saat aku tidak bisa menulis tentang hal-hal yang sensitif, menuliskan di buku jurnalku membuatku merasa tenang. Menulis untuk memberi makan jiwa aku menyebutnya. Biasanya setiap pagi sebelum memulai aktivitas aku menuliskan banyak hal di lembaran jurnalku. Hal random seperti enak mana tahu atau tempe, hingga seserius mengapa semakin ke sini hal-hal yang disebut ‘pertanda’ itu semakin jelas. Menuliskan hal itu ...

Hari Bersama Sheila On 7, Pengalaman Pertama Nonton Konser

Tanggal 22 September 2016 adalah hari bersejarah buat saya. Bukan, saya tidak mendapat promosi jabatan atau Partner akhirnya melamar saya. Tapi pada tanggal tersebut saya berkesempatan untuk nonton konser. Yeay! Umur yang hampir menginjak angka 30, baru kali ini saya menonton konser. Hahaha. Norak? Iya, biarin. Yeay..foto dulu sebelum nonton konser | c: @perihujan_ Berawal dari rasa kecewa karena batal ke Jakarta, akhirnya saya menerima ajakan teman untuk nonton konser Sheila On 7 di Graha Cakrawala UM pada tanggal 22 September kemarin. Saya datang ke konser tanpa ekspektasi apa pun. Hanya saja sepanjang hari, di kantor saya memutar lagu-lagu Sheila On 7 sekedar mengingat lagu-lagu mereka kembali. Yeah, saya memang agak buruk soal musik. Selain suara sumbang saya, enggak ada yang dapat saya banggakan dari pengetahuan musik saya. Jika menurut jadwal acara, Sheila On 7 seharusnya mulai naik panggung pukul 9 malam. Tapi nyatanya hingga hampir pukul 10 malam, Duta dan g...

Berlibur ke Malang Selama 24 Jam? Berikut Tempat yang Wajib Kamu Kunjungi

Kota Malang memang penuh daya tarik maka tidak heran jika setiap hari selalu saja wisatawan yang datang untuk berkunjung ke kota ini. Malang memang berbeda, meskipun di beberapa tempat mulai macet tidak mengurungkan niat pecintanya untuk berkunjung. Jika kamu berniat berkunjung ke kota Malang hanya sehari, itenary ini bisa menjadi pertimbangan buatmu. Yuk, mari! 06.00 – 07.30, Jalan Kawi Mengisi perut dengan sajian khas kota Malang bisa menjadi alternatif buat kamu. Salah satu yang khas dari kota Malang adalah Pecel Kawi, yang berada di Jalan Kawi. Jika kamu tidak seberapa suka Pecel, di sepanjang jalan Kawi banyak kuliner lainnya. Lokasinya pun masih satu tempat dengan Pecel Kawi, ada Nasi Buk Madura, Widuri yang menyediakan masakan campur, dan Nasi Krawu. 08.00-10.00, Alun-Alun Puas dengan sarapan khas kota Malang. Kamu bisa mencari angkot LG menuju arah pusat kota. Ada Alun-alun, dan Tugu 0 kilometer di bawah jembatan penyebrangan. Tidak perlu khawatir, di alun-alun...