Langsung ke konten utama

Awal mula (D) -- 1



Aira membetulkan letak topi petaninya, sambil mengumpat dia berjalan menuju ruang auditorium fakultasnya. Hari ini adalah hari terakhir kegiatan OSPEK di kampusnya, pembodohan menurut kamus Aira. Sudah cukup selama hampir satu minggu Aira berdandan seperti pemulung. Baju warna putih, rok hitam, jas almamater,  topi petani warna hijau, kepang rambut sepuluh ikat, kertas warna kuning bertuliskan namanya yang dikalungkan dilehernya, belum lagi tas buntut dari kain goni yang diwinter warna kuning berisi penuh air mineral 500 ml, air kuning 1300 ml, pisang merah dempet, buku tulis khusus untuk mengumpulkan tanda tangan dari senior, dan alat musik ecek-ecek yang terbuat dari tutup botol minuman.
                Aira duduk bersebelahan dengan Denia, teman seangkatannya yang ia temui waktu daftar ulang dan bertekat berjanji bakal jadi sohib paling klop di angkatannya.
“Den, ngapain sih kita disuruh masuk lagi? sumpah aku paling muak dengan  kegiatan indor. Pasti ceramah lagi“ umpatku sambil memijat-mijat kakiku yang rasanya sudah mau patah.
Denia tertawa, “nikmati aja, kan tinggal beberapa jam lagi “
Aira manyun.
                Hampir sepuluh menit, kami hanya duduk-duduk tanpa tahu kegiatan apa selanjutnya. Aira mulai bosan, teman-teman mulai gaduh. Aira melihat cowok disebelah tempat duduknya, rambutnya mengingatkan ia pada sosok tin-tin.
                Dan ketika kami mulai bosan, tiba-tiba...
“Jo...sudah aku bilang jangan kurang ajar denganku, aku ini ketua panitia. Apa-apaan kamu ngomong seperti itu ke Dekan“ suara cempreng Diana memecahkan kegaduhan kami. Lalu senyap.
Yang bernama Jo itu, duduk di meja panitia dekat panggung auditorium hanya diam. Kami terdiam, kaget.
“Kenapa diam saja ? ayo JAWABBB...!!!!!! “
Lalu, Brakkkk...!!!!!!, Jo memukul meja. “ Kamu itu ya Din, jangan asal nuduh aja. Ngaca? Muka lo, kayak paling bener aja “
“Din, stoppp...kita salah bukan Jo, ada Maba yang mengadu kepada Dekan“ kata satu panitia lagi yang tiba-tiba muncul dari pintu auditorium.
Yang bernama Diana itu shock. Matanya nyalang menatap kami. Sepi.
“ ayoooo...ngaku ???? “ teriak Diana, seperti orang kesetanan.
“ Kalian disini bukan untuk jadi tukang ngadu, kalian disini untuk belajar“ bentak Jo.
“Apa tidak cukup pengorbanan kami, kami juga capek !!!! “ lanjut Diana, dengan suara hampir menangis.
Aira mendengar suara tangis yang tertahan. Ternyata ada temannya yang mulai menangis. Aira, geram pikirnya ini acara apaan sih ???
“ Ooooh, saya tahu diantara kalian ada anak dari dosen di fakultas kita“ mata Jo berkilat licik.
Aira mendengus kesal. Berpura-pura tak mendengar. Aira mulai jengah. Meski Dia juga ketakutan dengan teriakan Jo, Diana, dan beberapa panitia lainnya. Aira mendengar langkah kaki Jo dan Diana mendekat ke arahnya.
“Pasti kamu, ya pasti kamu, saya tahu itu. Kamu jangan sok-sok an di kampus ini ya? Apa tujuanmu?“ bentak Jo tepat disamping Aira, tak urung Aira menundukkan kepala. Ngeri juga dibentak seperti ini.
“ Bukan saya “
Loh, Aira mengangkat kepalanya. Dia nyengir ternyata bukan dia yang dibentak tapi si rambut tin-tin itu. Denia mencengkram tangannnya erat. Dingin, Denia pasti ketakutan.
“ Lalu siapa, kamu pikir kita buta apa ? jangan bohong !!!!!!!! “ bentak Jo
“...”
“ Kenapa diam? Takut???? “  desis Diana
“...”
Lalu tiba-tiba ketika kami sudah diujung ketakutan kami, dan hampir ada sepuluh mahasiswi menangis dari arah pintu auditorium muncul segerombolan panitia dengan petikan gitar mereka bernyanyi.
“ Kemesraan ini jangan lah cepat berlalu....”
Aku melihat kearah mereka, oh aku baru sadar. Gila, kami dikerjain. Diana dan Jo menepuk pundak si rambut tin-tin dan tertawa seraya meminta maaf. Panitia OSPEK menarik teman-teman yang menangis termasuk Denia, untuk maju ke depan. Mereka bernyayi, Aira melirik wajah si rambut tin-tin. Pucat, dan Aira tertawa. Dan dengan diakhirinya acara bentak-bentakan tadi maka OSPEK telah berakhir.
Aira, berteriak tertahan. Yess !!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berlibur ke Malang Selama 24 Jam? Berikut Tempat yang Wajib Kamu Kunjungi

Kota Malang memang penuh daya tarik maka tidak heran jika setiap hari selalu saja wisatawan yang datang untuk berkunjung ke kota ini. Malang memang berbeda, meskipun di beberapa tempat mulai macet tidak mengurungkan niat pecintanya untuk berkunjung. Jika kamu berniat berkunjung ke kota Malang hanya sehari, itenary ini bisa menjadi pertimbangan buatmu. Yuk, mari! 06.00 – 07.30, Jalan Kawi Mengisi perut dengan sajian khas kota Malang bisa menjadi alternatif buat kamu. Salah satu yang khas dari kota Malang adalah Pecel Kawi, yang berada di Jalan Kawi. Jika kamu tidak seberapa suka Pecel, di sepanjang jalan Kawi banyak kuliner lainnya. Lokasinya pun masih satu tempat dengan Pecel Kawi, ada Nasi Buk Madura, Widuri yang menyediakan masakan campur, dan Nasi Krawu. 08.00-10.00, Alun-Alun Puas dengan sarapan khas kota Malang. Kamu bisa mencari angkot LG menuju arah pusat kota. Ada Alun-alun, dan Tugu 0 kilometer di bawah jembatan penyebrangan. Tidak perlu khawatir, di alun-alun

Hari Bersama Sheila On 7, Pengalaman Pertama Nonton Konser

Tanggal 22 September 2016 adalah hari bersejarah buat saya. Bukan, saya tidak mendapat promosi jabatan atau Partner akhirnya melamar saya. Tapi pada tanggal tersebut saya berkesempatan untuk nonton konser. Yeay! Umur yang hampir menginjak angka 30, baru kali ini saya menonton konser. Hahaha. Norak? Iya, biarin. Yeay..foto dulu sebelum nonton konser | c: @perihujan_ Berawal dari rasa kecewa karena batal ke Jakarta, akhirnya saya menerima ajakan teman untuk nonton konser Sheila On 7 di Graha Cakrawala UM pada tanggal 22 September kemarin. Saya datang ke konser tanpa ekspektasi apa pun. Hanya saja sepanjang hari, di kantor saya memutar lagu-lagu Sheila On 7 sekedar mengingat lagu-lagu mereka kembali. Yeah, saya memang agak buruk soal musik. Selain suara sumbang saya, enggak ada yang dapat saya banggakan dari pengetahuan musik saya. Jika menurut jadwal acara, Sheila On 7 seharusnya mulai naik panggung pukul 9 malam. Tapi nyatanya hingga hampir pukul 10 malam, Duta dan g

Menjadi Beauty Vlogger Dadakan

Bekerja di media membuat saya belajar banyak hal, termasuk menjadi artis dadakan untuk mengisi konten video. Sudah 2 kali wajah saya muncul di chanel youtube vemale. Pertama video DIY membuat amplop lebaran dan kedua adalah video campaign #MyBodyMyPride . Di kedua video itu tidak ada satu pun yang mewajibkan saya bicara, saya cukup senyum-senyum depan kamera, dan semuanya beres. Tapi berbeda dengan konten video kali ini, selain bergaya dan senyum-senyum manis, saya juga harus bicara. Ok, karena kali ini saya harus mereview lipstik. OK LIPSTIK. Jeder!  Sebenarnya tidak masalah saya harus sok manis di depan kamera. Tapi ini saya harus memakai lipstik dan mereviewnya? Oh. Ok, saya memang cewek tapi kalau urusan makeup angkat tangan. Pakai bedak pun sudah syukur. Meskipun sekarang  sudah mau pakai skincare meskipun sekadar pembersih wajah dan pelembap. Anggap saja itu satu kemajuan. Dan sekarang saya harus mereview lipstik,dan bergaya di depan kamera. Cuap-cuap istilah lipstik, duh ra