Langsung ke konten utama

Tidak Peduli

copyright unsplash.com/@a2foto

Sembuh itu kalo curhat nggak lagi pake nangis atau marah. Selama masih emosi ya artinya belum ikhlas, belum bisa nerima keadaan ~ @Dear_Connie

Cuitan dari @Dear_Connie itu mengingatkan saya pada kejadian Ramadan kemarin. Saat saya bercerita kepada partner, bahwa saya telah memaafkan 'dia' yang kerap saya sebut dengan Dementor. Beberapa teman dekat mungkin tahu betapa saya kelewat membenci dan kecewa kepada 'dia' tersebut. Peristiwa Ramadan kemarin menjadi titik balik saya, teringat pesan dari Siro, sahabat saya. Bahwa tidak selamanya saya dapat menghindari apa yang saya benci.

Maka yang memilih untuk tidak peduli. Tidak lagi memikirkan dan berharap permintamaafan dari dia. Tidak lagi peduli, jika bisa jadi ia masih menganggap dia paling benar. Kembali lagi, saya hanya ingin menyelamatkan jiwa saya.

Siro benar, yang sedang perlu dikasihani adalah diri saya. Yang perlu disembuhkan adalah saya. Dan yang bisa menolong saya hanyalah diri saya sendiri. Terima kasih Siro *kemudian minta traktir Burger*

Apa saya membenci dia?

Tidak. Saya tidak lagi menangis saat curhat betapa tidak adil dan egosinya dia. Saya tidak lagi marah, ketika orang yang saya harap lebih memahami saya memilih untuk mendengarkan dia alih-alih sedikit melihat ke arah saya.

Jika hampir setahun setiap kali mendengar namanya rasanya ada yang menindih dada saya, dan terasa berat. Sekarang tidak lagi. Jika kemarin saya tidak sanggup menyebut namanya, saja biasa saja bercengkrama dengannya. Tertawa selayaknya karib.

Apakah itu artinya saya tidak ingin ia meminta maaf kepada saya? Saya tidak peduli. Biarkan ia dengan anggapannya. Saya akan berdamai dengan diri saya, saya akan menyelesaikan sesak yang saya alami dengan cara saya sendiri. Berat? tentu saja, saya selama setahun berjuang untuk menjadi baik-baik saja.

Berada pada titik ini tidak mudah. Saya percaya, mungkin besok, lusa, minggu depan, bulan depan dia akan tahu pernah membuat saya sangat kecewa. Mungkin ia akan meminta maaf, mungkin juga tidak. Tapi sudahlah, saya tidak peduli lagi dengan maaf.

Begitu saja.

Komentar

  1. Saya setuju bahwa maaf adalah kata yang bisa membuat kita move on dari masalah yang kadang masih mengekang kita di masa lalu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berlibur ke Malang Selama 24 Jam? Berikut Tempat yang Wajib Kamu Kunjungi

Kota Malang memang penuh daya tarik maka tidak heran jika setiap hari selalu saja wisatawan yang datang untuk berkunjung ke kota ini. Malang memang berbeda, meskipun di beberapa tempat mulai macet tidak mengurungkan niat pecintanya untuk berkunjung. Jika kamu berniat berkunjung ke kota Malang hanya sehari, itenary ini bisa menjadi pertimbangan buatmu. Yuk, mari! 06.00 – 07.30, Jalan Kawi Mengisi perut dengan sajian khas kota Malang bisa menjadi alternatif buat kamu. Salah satu yang khas dari kota Malang adalah Pecel Kawi, yang berada di Jalan Kawi. Jika kamu tidak seberapa suka Pecel, di sepanjang jalan Kawi banyak kuliner lainnya. Lokasinya pun masih satu tempat dengan Pecel Kawi, ada Nasi Buk Madura, Widuri yang menyediakan masakan campur, dan Nasi Krawu. 08.00-10.00, Alun-Alun Puas dengan sarapan khas kota Malang. Kamu bisa mencari angkot LG menuju arah pusat kota. Ada Alun-alun, dan Tugu 0 kilometer di bawah jembatan penyebrangan. Tidak perlu khawatir, di alun-alun

Sebelum Menikah Pastikan Kamu Sanggup Meminta Maaf

Pernikahan/copyright pexels.com Apa tanda kamu sudah siap menikah? Saat kamu sudah sanggup meminta maaf untuk hal yang sepele. Saat kamu sanggup meminta maaf untuk hal yang sebenarnya tidak kamu lakukan. Saat kamu merendahkan egomu lalu meminta maaf. Well, tema pernikahan sepertinya lagi hangat diperbincangkan. Adalah teman saya chatnya muncul di tengah malam. Katanya, sibuk gak? Hmm, firasat tidak enak mungkin firasat diprospek MLM cukup membuat saya merasa tidak nyaman saat harus menerima chat dari teman lama. Ternyata malam itu, teman saya sedang butuh telinga. Ia ingin curhat. Perbincangan yang awalnya lewat chat whatsapp berlanjut ke telpon. Ia menelpon lama sekali, awal saya mendengar suaranya cukup jelas namun lama-lama berubah serak. Ia menangis. Ia menangisi mantannya yang besok kabarnya akan menikah. Hmm, ya kalau sudahjadi mantan kenapa menangis? Usut punya usut, ternyata hubungan mereka belum selesai. Ada masalah yang menggantung. Ya, meskipun saya melihatn

Hari Bersama Sheila On 7, Pengalaman Pertama Nonton Konser

Tanggal 22 September 2016 adalah hari bersejarah buat saya. Bukan, saya tidak mendapat promosi jabatan atau Partner akhirnya melamar saya. Tapi pada tanggal tersebut saya berkesempatan untuk nonton konser. Yeay! Umur yang hampir menginjak angka 30, baru kali ini saya menonton konser. Hahaha. Norak? Iya, biarin. Yeay..foto dulu sebelum nonton konser | c: @perihujan_ Berawal dari rasa kecewa karena batal ke Jakarta, akhirnya saya menerima ajakan teman untuk nonton konser Sheila On 7 di Graha Cakrawala UM pada tanggal 22 September kemarin. Saya datang ke konser tanpa ekspektasi apa pun. Hanya saja sepanjang hari, di kantor saya memutar lagu-lagu Sheila On 7 sekedar mengingat lagu-lagu mereka kembali. Yeah, saya memang agak buruk soal musik. Selain suara sumbang saya, enggak ada yang dapat saya banggakan dari pengetahuan musik saya. Jika menurut jadwal acara, Sheila On 7 seharusnya mulai naik panggung pukul 9 malam. Tapi nyatanya hingga hampir pukul 10 malam, Duta dan g