Langsung ke konten utama

Lost in Malang, Malam Minggu Receh Jalan Kaki Keliling Kota Malang

Siapa sih yang enggak suka malam minggu? Apalagi para pekerja yang sabtunya harus kerja. Malam minggu itu semacam angin surga, bisa pulang kerja lebih awal dan sore hingga malam bisa ngapain aja. Tidur malam pun tidak masalah, karena besok hari minggu dan libur. Maka malam minggu kemarin saya memutuskan ikut acara yang diadakan A Day To Walk. Jalan-jalan hore di malam hari sepertinya tidak ada salahnya menjadi pilihan saya malam itu.

Sejak siang saya diribetkan dengan urusan event di komunitas, sempat ketemu teman lama juga dan hampir menjelang malam baru kelar semua urusan. Muka sudah kucel dan badan sudah remuk sebenarnya. Acara A Day To Walk sebenarnya dimulai pukul setengah tujuh, lah ini pukul tujuh telat banget ya seandainya saya nekat untuk gabung. Iseng lewat meeting point, sekalian mau oper angkot dan ternyata masih ramai. Well, akhirnya saya ikut bergabung. 

Ternyata malam itu banyak juga yang datang. Saya sempat ber’hai’ dengan salah satu peserta. Ngobrol sebentar dan kenalan. Asiknya ikut acara beginian membuat saya bertemu teman baru. Setelah berdoa dan dijelaskan rute jalan hari ini, rombongan langsung bergerak ke Alun-Alun.

Ternyata salah satu peserta ada Tomi dan Alfin. Ya elah, mereka lagi. Ujung-ujungnya saya jalan juga dengan mereka. Rute jalan-jalan berikutnya adalah Night Market yang berada di belakang Pasar Besar. Nah, setelah sampai di Night Market inilah muncul ide laknat saya.

“Pisah jalan yuk....”

Dan benar saja, saat rombongan melanjutkan jalan saya, Alfin dan Tomi malah memutuskan berhenti di Ronde Titoni nyemil Angsle. Sebenarnya saya penasaran wujud ronde itu seperti apa, tapi karena sejak seminggu lebih pengen angsle maka saya memilih memesan angsle. Yeay, akhirnya makan Angsle.

Angsle di Titoni, sukaaak XD | Foto by: Tomi

Ini adalah pengalaman pertama saya makan Angsle di Ronde Titoni. Pernah sih makan tapi biasanya dibungkusin sama teman. Dan ternyata makan di tempat lebih enak daripada dibungkus. Ih, kesel. Setelah menghabiskan satu mangkok angsle kami melanjutkan perjalanan ke arah Pasar Besar, dengan asumsi bakal bertemu rombongan di sana. Ternyata enggak ketemu. Hahaha.

Dari Pasar Besar kami menuju Jalan Zainal Arifin, belakang Ramayana. Akhirnya saya tahu di mana Es Tawon berada, akhirnya besok-besok saya bakal nge-es hore di sana. Meskipun besoknya enggak tahu kapan. Sepanjang perjalanan saya lebih banyak mendengar dongeng dari Tomi dan Alfin. Dan bahagianya saya tahu beberapa kuliner malam sebagai referensi makan malam.Ya, agar malam saya lebih berfaedah dari sekadar nasi lalapan atau nasi goreng. Kami melanjutkan perjalanan hinggal Bok Glodok, sempat wefie juga di sana. Lewat depan Stasiun dan duduk bego di depan Balai Kota berharap bertemu dengan rombongan.

Akhirnya kami memutuskan memotong jalan, lewat jalan majapahit kembali ke Dilo, meeting point awal. Sempat tergoda ingin membeli nasi goreng tapi batal karena kaki sudah nyut-nyutan dan muka sudah mirip zombi karena seharian jalan. Saat mau menyebrang ke Dilo kami bertemu dengan rombongan, haha. Akhirnya memutuskan untuk sok hore berkumpul dengan rombongan yang sedang mendengarkan dengan khidmat penjelasan pemimpin rombongan soal Bioskop Merdeka yang tinggal reruntuhannya saja . Kami juga sempat foto bareng dengan rombongan. Dan salah satu kenalan nyeletuk,

“Loh, kalian tadi kemana? Kok enggak keliatan?”

“Ada kok, tadi kami jalannya pelan-pelan”

Saya tahu dia enggak percaya, tapi masa bodoh kali ya? Hahaha.

Tim Ngehe yang nyempil dari Rombongan, abaikan muka kucelku :( | Foto by: Tomi

Dan akhirnya malam itu kesampaian juga wefie di atas jembatan penyebrangan depan Dilo. Iya, saya bahagianya receh. Jadi kapan jalan-jalan lagi? Maumu yu ~

Komentar

  1. angsle ini semacam sekoteng, ya? :))

    BalasHapus
  2. Waah kmaren saya lupa nyari angsle 😭 Saya malem mingguan malah pacaran ke Batu, ujung2nya malah masuk angin ahaha

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. udah Bel, kan pas jalan ke alfamart ngelewatin..ih kamu. Makanya ke Malang lagi, potoin aku sama kamera baru kamu XD

      Hapus
  4. Balasan
    1. Hahaha, iya Alvian..semoga Alvian gak baca 😂😂😂😂

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berlibur ke Malang Selama 24 Jam? Berikut Tempat yang Wajib Kamu Kunjungi

Kota Malang memang penuh daya tarik maka tidak heran jika setiap hari selalu saja wisatawan yang datang untuk berkunjung ke kota ini. Malang memang berbeda, meskipun di beberapa tempat mulai macet tidak mengurungkan niat pecintanya untuk berkunjung. Jika kamu berniat berkunjung ke kota Malang hanya sehari, itenary ini bisa menjadi pertimbangan buatmu. Yuk, mari! 06.00 – 07.30, Jalan Kawi Mengisi perut dengan sajian khas kota Malang bisa menjadi alternatif buat kamu. Salah satu yang khas dari kota Malang adalah Pecel Kawi, yang berada di Jalan Kawi. Jika kamu tidak seberapa suka Pecel, di sepanjang jalan Kawi banyak kuliner lainnya. Lokasinya pun masih satu tempat dengan Pecel Kawi, ada Nasi Buk Madura, Widuri yang menyediakan masakan campur, dan Nasi Krawu. 08.00-10.00, Alun-Alun Puas dengan sarapan khas kota Malang. Kamu bisa mencari angkot LG menuju arah pusat kota. Ada Alun-alun, dan Tugu 0 kilometer di bawah jembatan penyebrangan. Tidak perlu khawatir, di alun-alun

Sebelum Menikah Pastikan Kamu Sanggup Meminta Maaf

Pernikahan/copyright pexels.com Apa tanda kamu sudah siap menikah? Saat kamu sudah sanggup meminta maaf untuk hal yang sepele. Saat kamu sanggup meminta maaf untuk hal yang sebenarnya tidak kamu lakukan. Saat kamu merendahkan egomu lalu meminta maaf. Well, tema pernikahan sepertinya lagi hangat diperbincangkan. Adalah teman saya chatnya muncul di tengah malam. Katanya, sibuk gak? Hmm, firasat tidak enak mungkin firasat diprospek MLM cukup membuat saya merasa tidak nyaman saat harus menerima chat dari teman lama. Ternyata malam itu, teman saya sedang butuh telinga. Ia ingin curhat. Perbincangan yang awalnya lewat chat whatsapp berlanjut ke telpon. Ia menelpon lama sekali, awal saya mendengar suaranya cukup jelas namun lama-lama berubah serak. Ia menangis. Ia menangisi mantannya yang besok kabarnya akan menikah. Hmm, ya kalau sudahjadi mantan kenapa menangis? Usut punya usut, ternyata hubungan mereka belum selesai. Ada masalah yang menggantung. Ya, meskipun saya melihatn

Hari Bersama Sheila On 7, Pengalaman Pertama Nonton Konser

Tanggal 22 September 2016 adalah hari bersejarah buat saya. Bukan, saya tidak mendapat promosi jabatan atau Partner akhirnya melamar saya. Tapi pada tanggal tersebut saya berkesempatan untuk nonton konser. Yeay! Umur yang hampir menginjak angka 30, baru kali ini saya menonton konser. Hahaha. Norak? Iya, biarin. Yeay..foto dulu sebelum nonton konser | c: @perihujan_ Berawal dari rasa kecewa karena batal ke Jakarta, akhirnya saya menerima ajakan teman untuk nonton konser Sheila On 7 di Graha Cakrawala UM pada tanggal 22 September kemarin. Saya datang ke konser tanpa ekspektasi apa pun. Hanya saja sepanjang hari, di kantor saya memutar lagu-lagu Sheila On 7 sekedar mengingat lagu-lagu mereka kembali. Yeah, saya memang agak buruk soal musik. Selain suara sumbang saya, enggak ada yang dapat saya banggakan dari pengetahuan musik saya. Jika menurut jadwal acara, Sheila On 7 seharusnya mulai naik panggung pukul 9 malam. Tapi nyatanya hingga hampir pukul 10 malam, Duta dan g