Langsung ke konten utama

Fin





Pada Akhirnya.
Hari ini kita memutuskan untuk berhenti.
Berhenti mengatakan bahwa kita baik-baik saja.
Berhenti menyembunyikan tangis demi sebuah pengertian.
Berhenti menyimpan sesak demi sebuah kepura-puraan.
Berhenti untuk mempertahankan, apa yang harusnya diakhiri.
Berhenti untuk mencoba, bertahan pada hal yang sia-sia.
Agar sesak ini tak berubah menjadi luka.
Agar ngilu ini tak semakin membiru.
Maka, selayaknya kita berhenti.
Bukan demi sebuah alasan kedewasaan.
Bukan juga demi sebuah gengsi.
Mungkin aku menyerah,
mungkin juga kita terlalu lelah.
Dan,
Kurasa Tuhan paling mengerti, mengapa kita harus berhenti.
Bukankah Ia sebaik-baiknya pembuat rencana?
@perihujan_


Siang itu di sebuah coffe shop.
“Kita baik-baik saja kan?” Dia menunduk, entah apa yang ia cari. Aku merapatkan genggamanku, mengangguk.
“Percayalah, kita baik-baik saja” Aku meyakinkan.
“Ibu, Kak. Ibu tidak pernah menyetujui hubungan ini. sungguh ini tak mudah bagiku Kak.” katanya parau. Ia melepas genggamanku, menyusut air matanya. Aku tahu ini juga tak mudah bagiku. Baginya Ibu adalah segalanya.
Aku terlalu mencintainya.
Sejak awal Ia meminta untuk bertemu aku sudah menebak-nebak. Perasaanku tak nyaman satu bulan ini. Dia banyak menghindar, ternyata firasatku terbukti. Ia ingin berpisah.
Haruskah, kisah ini benar-benar diakhiri? Dua tahun kami bertahan. Dari jarak yang memisahkan, bersabar dengan pertemuan yang tidak pasti rutin dalam sebulan. Mengambil sela diantara kesibukan kami, demi menyesapi rindu yang meradang.
Haruskah semua berakhir?
“Kak..”panggilnya,
Aku menatapnya, binarnya meredup.
“Kumohon, lepaskan aku”
Sungguh ini tak mudah bagiku. Setahun lebih aku bersabar menjadi teman yang baik untuknya, hingga akhirnya kami memutuskan bersama. Menikmati hubungan teman jadi pacar ini. Yang kusesali ia tak pernah jujur jika selama ini Ia menyembunyikan hubungan ini dengan begitu rapi.
Kita yang baik-baik saja, hanya dari sudut pandangku.
Katamu, kamu berjuang sendiri untuk hubungan ini. Lalu aku kamu anggap apa? Sungguh pun ini tetap tak adil menurutku, mengapa Ia tak membiarkanku untuk ikut berjuang juga?
“Beri aku kesempatan.”
Ia tetap menggeleng.
Aku mengusap wajahku. Sebegitu burukkah aku?
“Anggap aku yang salah, anggap aku yang menginginkan ini. Benci aku semaumu kak, jika itu akan menjadikan mudah bagimu untuk melepaskanku.”
“Aku mencintaimu Dek, teramat sangat”
“Tapi Kakak juga harus tahu, karena aku mencintaimu maka ijinkan aku untuk mengakhiri semua ini.” Suaranya makin tercekat menahan tangis.
Drama apa lagi ini. Aku meraih tangannya, menggengaamnya erat.
“Kumohon Dek.”
Aku benar-benar tak ingin melepaskannya.
Tapi takdir telah memilih jalannya, Ia benar-benar pergi. Melepaskan genggamnya, memelukku sekilas dan berbisik pelan.
“Maafkan aku, kak.”

Pasuruan, 18 Agustus 2013

Pic : www.google.com

Komentar

  1. mirip tapi cara pisahnya yang beda :D kaka aku sukaa tulisan mu di tumblr :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Fhiyuki, terima kasih ya sudah membaca :) | Mirip ya? *peluk kenceng*
      Hai..hai, kamu baca tumblr aku juga ya? makasih ya :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berlibur ke Malang Selama 24 Jam? Berikut Tempat yang Wajib Kamu Kunjungi

Kota Malang memang penuh daya tarik maka tidak heran jika setiap hari selalu saja wisatawan yang datang untuk berkunjung ke kota ini. Malang memang berbeda, meskipun di beberapa tempat mulai macet tidak mengurungkan niat pecintanya untuk berkunjung. Jika kamu berniat berkunjung ke kota Malang hanya sehari, itenary ini bisa menjadi pertimbangan buatmu. Yuk, mari! 06.00 – 07.30, Jalan Kawi Mengisi perut dengan sajian khas kota Malang bisa menjadi alternatif buat kamu. Salah satu yang khas dari kota Malang adalah Pecel Kawi, yang berada di Jalan Kawi. Jika kamu tidak seberapa suka Pecel, di sepanjang jalan Kawi banyak kuliner lainnya. Lokasinya pun masih satu tempat dengan Pecel Kawi, ada Nasi Buk Madura, Widuri yang menyediakan masakan campur, dan Nasi Krawu. 08.00-10.00, Alun-Alun Puas dengan sarapan khas kota Malang. Kamu bisa mencari angkot LG menuju arah pusat kota. Ada Alun-alun, dan Tugu 0 kilometer di bawah jembatan penyebrangan. Tidak perlu khawatir, di alun-alun

Hari Bersama Sheila On 7, Pengalaman Pertama Nonton Konser

Tanggal 22 September 2016 adalah hari bersejarah buat saya. Bukan, saya tidak mendapat promosi jabatan atau Partner akhirnya melamar saya. Tapi pada tanggal tersebut saya berkesempatan untuk nonton konser. Yeay! Umur yang hampir menginjak angka 30, baru kali ini saya menonton konser. Hahaha. Norak? Iya, biarin. Yeay..foto dulu sebelum nonton konser | c: @perihujan_ Berawal dari rasa kecewa karena batal ke Jakarta, akhirnya saya menerima ajakan teman untuk nonton konser Sheila On 7 di Graha Cakrawala UM pada tanggal 22 September kemarin. Saya datang ke konser tanpa ekspektasi apa pun. Hanya saja sepanjang hari, di kantor saya memutar lagu-lagu Sheila On 7 sekedar mengingat lagu-lagu mereka kembali. Yeah, saya memang agak buruk soal musik. Selain suara sumbang saya, enggak ada yang dapat saya banggakan dari pengetahuan musik saya. Jika menurut jadwal acara, Sheila On 7 seharusnya mulai naik panggung pukul 9 malam. Tapi nyatanya hingga hampir pukul 10 malam, Duta dan g

Menjadi Beauty Vlogger Dadakan

Bekerja di media membuat saya belajar banyak hal, termasuk menjadi artis dadakan untuk mengisi konten video. Sudah 2 kali wajah saya muncul di chanel youtube vemale. Pertama video DIY membuat amplop lebaran dan kedua adalah video campaign #MyBodyMyPride . Di kedua video itu tidak ada satu pun yang mewajibkan saya bicara, saya cukup senyum-senyum depan kamera, dan semuanya beres. Tapi berbeda dengan konten video kali ini, selain bergaya dan senyum-senyum manis, saya juga harus bicara. Ok, karena kali ini saya harus mereview lipstik. OK LIPSTIK. Jeder!  Sebenarnya tidak masalah saya harus sok manis di depan kamera. Tapi ini saya harus memakai lipstik dan mereviewnya? Oh. Ok, saya memang cewek tapi kalau urusan makeup angkat tangan. Pakai bedak pun sudah syukur. Meskipun sekarang  sudah mau pakai skincare meskipun sekadar pembersih wajah dan pelembap. Anggap saja itu satu kemajuan. Dan sekarang saya harus mereview lipstik,dan bergaya di depan kamera. Cuap-cuap istilah lipstik, duh ra