Kangen Bapak..
Iya saya sedang kangen dengan Bapak saya, padahal intensitas bertemu lebih sering terjadi tiga bulan terakhir ini. Sejak Bapak sakit, saya lebih sering pulang. Dan kangen ini semakin menjadi setelah kepulangan saya kemarin.
Kepulangan kemarin mungkin agak berbeda, iya Bapak merayakan hari lahirnya kemarin tepat tanggal 21 April. Ulang tahun Bapak berbeda tahun ini, tidak ada pesta hanya doa yang setia kami panjatkan disetiap diam saya dan kakak-kakak yang kebetulan berkumpul hari itu.
Saya kangen Bapak, sudah tiga bulan ini tidak pernah mendengar Bapak meminta saya untuk membuat nasi goreng atau mie kegemaran Bapak. Tidak lagi mendengar decak kagum setiap kali saya memasak sup sehat. Saya kangen Bapak, yang dengan lahap menyantap sup sehat buatan saya.
Saya kangen Bapak, merajuk untuk dibelikan mie di warung langgangan keluarga kami. Bercie-cie, ketika Bapak pun merajuk manja pada Ibu. Teramat kangen dengan hal itu semua.
Saya kangen Bapak, yang sibuk menelpon ketika saya pulang dan belum kunjung sampai karena macet. Saya kangen telpon Bapak yang hanya sepatah kata, tak banyak yang sering membuat saya kesal. Saya kangen dengan semua remeh-temeh yang sering diributkan Bapak.
Saya kangen pak...teramat kangen.
Lekas sembuh pak, bukankah Bapak ingin melihat putrimu ini memakai toga untuk kedua kalinya?
Iya saya sedang kangen dengan Bapak saya, padahal intensitas bertemu lebih sering terjadi tiga bulan terakhir ini. Sejak Bapak sakit, saya lebih sering pulang. Dan kangen ini semakin menjadi setelah kepulangan saya kemarin.
Kepulangan kemarin mungkin agak berbeda, iya Bapak merayakan hari lahirnya kemarin tepat tanggal 21 April. Ulang tahun Bapak berbeda tahun ini, tidak ada pesta hanya doa yang setia kami panjatkan disetiap diam saya dan kakak-kakak yang kebetulan berkumpul hari itu.
Saya kangen Bapak, sudah tiga bulan ini tidak pernah mendengar Bapak meminta saya untuk membuat nasi goreng atau mie kegemaran Bapak. Tidak lagi mendengar decak kagum setiap kali saya memasak sup sehat. Saya kangen Bapak, yang dengan lahap menyantap sup sehat buatan saya.
Saya kangen Bapak, merajuk untuk dibelikan mie di warung langgangan keluarga kami. Bercie-cie, ketika Bapak pun merajuk manja pada Ibu. Teramat kangen dengan hal itu semua.
Saya kangen Bapak, yang sibuk menelpon ketika saya pulang dan belum kunjung sampai karena macet. Saya kangen telpon Bapak yang hanya sepatah kata, tak banyak yang sering membuat saya kesal. Saya kangen dengan semua remeh-temeh yang sering diributkan Bapak.
Saya kangen pak...teramat kangen.
Lekas sembuh pak, bukankah Bapak ingin melihat putrimu ini memakai toga untuk kedua kalinya?
Komentar
Posting Komentar