Langsung ke konten utama

Review 'Coffee Talks'


Cintailah pekerjaanmu, maka kamu akan lebih mencintai dan menghargai hidupmu


“ Selamanya aku tidak pernah tahu, jika aku tidak melakukannya. Aku berbicara di hadapan sebuah cangkir berisi kopi panas. Membayangkan kehidupan yang telah aku jalani selama ini memang tidak mudah. Keceriaan Milkshake Orange, kesedihan Double Chocolate, kemesraan dalam badai tak pernah membuat ceritaku usai begitu saja.
Aku tidak takut melangkah, karena disetiap langkahku akan membentuk sebuah jalan yang akan menuntunku ke sebuah akhir. dan aku tidak pernah tahu jika aku tidak pernah menginjakkan kaki di Join Coffee.
Anda mungkin akan berpikir kehidupan yang Anda jalani biasa saja, tapi bagiku itu adalah sebuah cerita. Sebuah kehidupan yang patut dihargai “

Coffee Talks adalah novel pertama dari Ardhistia Lie, yang bercerita tentang kehidupannya sebagai Barista di Join Coffee. Novel yang berisi potongan-potongan cerita yang dikemas dengan sederhana ini mampu membuat kita menyadari pentingnya menghargai dan mencintai pekerjaan kita, tentu saja agar kita dapat menjalani hidup dengan bahagia.
Novel ini terdiri dari beberapa bab, yang masing-masing bercerita tentang satu cerita yang berbeda. Ada cerita tentang Old Wind ( ini favorite saya ) bercerita tentang dua orang tua yang terpisah dan kemudian bertemu kembali di salah satu sudut Join Coffee.
Ada juga cerita tentang ‘Double Chocolate’ bercerita tentang persahabatan penulis dengan salah satu crew di Join. Semua cerita tidak hanya bercerita tentang penulis, tetapi juga orang-orang yang ada di sekitar penulis dan tentu saja sebagai benang merahnya adalah Join Coffee sebagai setting dari semua cerita yang ada pada novel ini.
Selain cerita yang renyah, novel ini juga menyisipkan beberapa resep diantaranya resep Vietnamese Coffee yang merupakan resep andalan dari coffee shop ini. Novel ini juga disisipi beberapa puisi karya penulis. Novel ini cocok buat kalian yang menyukai cerita tentang motivasi, semacam chicken soup.
Berikut saya bagikan beberapa kalimat yang menjadi favorite saya dan mungkin saja dapat menjadi bahan renungan dan pertimbangan untuk menjadikan novel ini sebagai salah satu koleksi ;

Ini adalah kebahagianku sekarang, dan kamu adalah kebahagianku selamanya ( Old Wind )

Anda tidak akan menyerah, bukan. Kehidupan ini selalu melibatkan proses. Nikmati saja prosesnya ( Dripper )

Siapa orang yang berarti dihidupmu? Lihatlah didepanmu....Dibelakangmu...Disampingmu... Mungkin dia... (  Hot Chocolate )

Novel ini diterbitkan melalui layanan self publishing, Nulis Buku yang dapat dilihat di  NB Coffee Talks

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berlibur ke Malang Selama 24 Jam? Berikut Tempat yang Wajib Kamu Kunjungi

Kota Malang memang penuh daya tarik maka tidak heran jika setiap hari selalu saja wisatawan yang datang untuk berkunjung ke kota ini. Malang memang berbeda, meskipun di beberapa tempat mulai macet tidak mengurungkan niat pecintanya untuk berkunjung. Jika kamu berniat berkunjung ke kota Malang hanya sehari, itenary ini bisa menjadi pertimbangan buatmu. Yuk, mari! 06.00 – 07.30, Jalan Kawi Mengisi perut dengan sajian khas kota Malang bisa menjadi alternatif buat kamu. Salah satu yang khas dari kota Malang adalah Pecel Kawi, yang berada di Jalan Kawi. Jika kamu tidak seberapa suka Pecel, di sepanjang jalan Kawi banyak kuliner lainnya. Lokasinya pun masih satu tempat dengan Pecel Kawi, ada Nasi Buk Madura, Widuri yang menyediakan masakan campur, dan Nasi Krawu. 08.00-10.00, Alun-Alun Puas dengan sarapan khas kota Malang. Kamu bisa mencari angkot LG menuju arah pusat kota. Ada Alun-alun, dan Tugu 0 kilometer di bawah jembatan penyebrangan. Tidak perlu khawatir, di alun-alun

Sebelum Menikah Pastikan Kamu Sanggup Meminta Maaf

Pernikahan/copyright pexels.com Apa tanda kamu sudah siap menikah? Saat kamu sudah sanggup meminta maaf untuk hal yang sepele. Saat kamu sanggup meminta maaf untuk hal yang sebenarnya tidak kamu lakukan. Saat kamu merendahkan egomu lalu meminta maaf. Well, tema pernikahan sepertinya lagi hangat diperbincangkan. Adalah teman saya chatnya muncul di tengah malam. Katanya, sibuk gak? Hmm, firasat tidak enak mungkin firasat diprospek MLM cukup membuat saya merasa tidak nyaman saat harus menerima chat dari teman lama. Ternyata malam itu, teman saya sedang butuh telinga. Ia ingin curhat. Perbincangan yang awalnya lewat chat whatsapp berlanjut ke telpon. Ia menelpon lama sekali, awal saya mendengar suaranya cukup jelas namun lama-lama berubah serak. Ia menangis. Ia menangisi mantannya yang besok kabarnya akan menikah. Hmm, ya kalau sudahjadi mantan kenapa menangis? Usut punya usut, ternyata hubungan mereka belum selesai. Ada masalah yang menggantung. Ya, meskipun saya melihatn

Menjadi (yang) Mereka Inginkan

Menjadi aku ternyata tidak mudah. Saya adalah bungsu dari lima bersaudara. Banyak yang menganggap menjadi bungsu itu menyenangkan karena pasti semua keinginan akan dipenuhi. Tidak perlu menunggu besok, hari itu juga pasti dikabulkan. Menjadi bungsu itu menyenangkan, kata bagi sebagian. Ketika ada yang tidak sesuai yang diinginkan, cukup merajuk maka semua urusan selesai. Semua akan menuruti. Menenangkan dengan janji akan memberi dua bahkan tiga kali lipat dari yang diinginkan. Sayangnya menjadi bungsu tidak semudah yang mereka bayangkan. Apalagi menjadi bungsu yang serba enggak enakan. Ketika egoku tersakiti, aku pikir semua akan memahami. Justru saat aku ingin mengemukakan pendapat, mereka berpikir aku hanya cemburu dan iri. Halah, bungsu kan tidak jauh dari dua hal itu. Tukang iri dan cemburu. Egois mereka bilang. Ternyata menjadi bungsu yang mereka inginkan tidak mudah. Ketika merajuk salah, lalu apa aku harus pergi? Ternyata juga salah, jika aku p