Jika kamu mencintai seseorang, jangan pernah
meletakan namanya dalam hati. Karena hati bisa patah. Letakkan namanya pada
sebuah cincin, karena cincin akan terus selamanya berputar tanpa akhir__
@Stefani Charolina
Aku duduk di meja nomor 14 itu,
katamu akan datang tepat pukul 18.30 tapi ternyata kamu terlambat. Di smsmu
sore tadi kamu meminta maaf, tak dapat menjemput dan memintaku untuk datang
sendiri ke rumah makan bergaya eropa ini.
Pramusaji itu menyambutku saat
aku melangkah masuk, dan saat aku mengatakan aku sedang menunggumu pramusaji
itu memintaku untuk duduk di meja nomor 14.
“ Reservasi Tuan Rudi “ aku
membaca booklet yang ada di meja tersebut. Ah, kamu selalu penuh kejutan. Padahal
aku tak meminta banyak, hanya satu pintaku jangan memintaku untuk menunggu
terlalu lama. Hatiku pun bisa menelikung di sela aku menunggumu. Dan aku tak
ingin itu terjadi.
Pramusaji datang menyerahkan
daftar menu kepadaku, tetapi aku menolaknya. Aku hanya akan memesan makanan saat
kamu telah bersamaku. Egois, tapi itulah aku.
Aku mengaduk isi tasku mencari handphoneku,
saat menemukannya aku berharap ada satu pesan masuk mengabarkan bahwa kamu akan
segera datang. Ternyata aku salah, tak ada satu pesan yang masuk. Aku mulai
mengetik pesan saat tiba-tiba salah satu pramusaji datang dengan segelas lemon squash.
“ Ini minuman selamat datang,
selamat menikmati. Jika anda ingin memesan sesuatu anda dapat memanggil saya “
katanya sopan, lalu berlalu.
Aku tersenyum. Diam pun ternyata
membuat tenggorokanku kering. Diam dan berharap aku tak perlu selalu yang
menunggumu.
Sebenarnya apa yang ingin
disampaikannya? Sampai memesan tempat khusus di rumah makan bergaya eropa ini?
“ Kamu selalu ingin sempurna Kak “
Tepat pukul 19.00 seseorang
datang menyodorkan satu buket mawar merah dari balik punggungku. Aku tersenyum,
karena aku tahu itu kamu.
“ Maaf menunggu, tadi tiba-tiba
ada meeting dengan redaktur “ katamu menjelaskan.
Aku menggeleng, tak masalah. Mencium
buket mawar merah itu sekilas, dan meletakkannya di meja.
“ Sebenarnya ingin membicarakan
apa sih tuan super sibuk, sampai perlu memesan tempat khusus segala? “ tanyaku
penasaran.
“ Jangan bilang kalau ini hanya
iseng, untuk makan malam biasa gak perlu di tempat yang semewah ini kan kak? Sejak
tadi aku diperhatikan terus dengan semua pramusaji disini “
“ Karena mereka bingung,
bagaimana mungkin ada bidadari mampir di rumah makan mereka “
“ Gombal “ kataku, tak urung
kata-katanya membuat pipiku bersemu merah.
Kamu hanya tertawa pelan, “ Gak
sabaran banget sih de’ “
Aku merengut kesal, kamu tertawa.
“ Ayo, sini..” tanganmu
menuntunku menuju ke piano yang terletak di samping meja tempat kita duduk.
Kamu membimbingku untuk duduk
disebelahmu. “ Aku ingin kamu mendengarkan ini..” bisikmu pelan ditelingaku. Aku
terkesiap, lalu tersenyum dan mengangguk.
Kamu mulai memainkan tuts pada
piano itu.
“ When the love falls, Yiruma “
tebakku. Kamu mengangguk, dan tetap memainkan tuts-tuts itu.
Saat kamu selesai memainkan tuts
terakhir, kamu menarik tanganku dan mengusapnya pelan. Pun demikian aku. “
Terima kasih kak, lagu yang indah “
“ De’..”
“ hmm..”
“ Maukah kamu menjadi teman
hidupku yang paling setia? “
Aku menunduk.
“ Ijinkan aku melingkarkan janji
di jari manismu, De’ “ Katamu , lalu menarik tanganku dan mengambil sebuah
kotak merah dari sakumu. Kamu membukanya dengan satu tanganmu, ada cincin
didalamnya.
“ Menikahlah denganku...” katamu,
seraya memakaikan cincin itu ke jari manisku.
Aku mengangguk pelan, tubuhku
bergetar. Air mataku jatuh.
“ Terima kasih kak “
Kamu mengangguk dan mengusap air
mataku, “ Boleh aku memainkan satu lagu lagi? “
Aku mengangguk, dan kali ini aku
menyandarkan kepalaku di bahumu.
Love Me, milik Yiruma kamu
mainkan dengan manis malam ini. Aku melihatmu dari sudut mataku.
“ Terima kasih Tuhan, telah kau pertemukan aku dengan dia..lelaki yang disetiap
doaku selalu kusebut dan lelaki yang seluruh masa depanku akan kutitipkan
padanya “
Dan kali ini aku tak perlu
menunggunya lebih lama lagi.
Note :
Akhirnya selesai juga serial Ailya-melia ini, semoga segera selesai versi bukunya. Sungkem dengan semua teman-teman yang setia menunggu cerita ini. Salam :)
Pic : habis malak Abang Tody Pramantha
cerita ini juga di posting di ngerumpi
Komentar
Posting Komentar