Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Cukup

Merasa cukup itu penting, tidak semua butuh jawaban. Ibaratnya mendaki gunung, bukan berarti kita harus tahu bagaimana wujud puncaknya kan? Bisa jadi jawaban dan rasa puas itu ada saat kita berada di lereng. Cukup bukan berarti menyerah, tapi tahu batasnya. Rasa penasaran seringkali membuat kita berusaha mencari tahu, memaksa keadaan untuk sesuai dengan keinginan kita. Hingga akhirmya hal inilah yang membuat kita tidak pernah merasa puas. Memaksa kehendak. Ilustrasi/copyright pexel Tidak semua hal harus sesuai dengan keinginan, bukankah kita harus lebih menyiapkan diri untuk hal yang kurang menyenangkan? Siapa sih yang butuh persiapan untuk hal yang menyenangkan? Pada akhirnya, siapkan diri kita untuk hal yang di luar kendali. Siapkan diri untuk kegagalan. Kita bukanlah pusat semesta, sehingga semua orang memiliko kewajiban untuk memahami diri kita. Belajar untuk lebih banyak mendengarkan dam tidak mengkerdilkan usaha orang lain. Cukup bukan berarti menyerah, tapi me

Keras Kepala

Tidak ada orang yang keras kepala. Itu menurutku, salah satu sifat manusia adalah hanya ingin mendengarkan apa yang ia inginkan. Jarang bahkan tidak ada orang yang rela mendengarkan hal yang bertentangan dengan prinsipnya. Egois? Memang demikian adanya. Di satu sesi curhat teman saya, ia pernah membentak saya. Mengatakan orang keras kepala itu benar-benar enggak punya perasaan. Mungkin ia terlalu sering mendengar cerita tentang saya yang suka apa adanya kalau menolak seseorang, menganggap perasaan orang lain bukan tanggung jawab saya. Sayangnya, ia hanya melihat sisi luar saya dan memang untuk apa saya menjelaskan sesuatu yang tidak ingin ia dengar? Kembali ke perkara keras kepala. Jika kamu memang ingin mendapat penerimaan, apa yang kamu katakan dapat diterima pastikan hatinya sudah kau bawa. Jika belum, jangan pernah berharap mendapat penerimaan. Segala hal yang baik tidak akan pernah ia dengar, karena seperti yang aku bilang di atas: kita hanya ingin mendengar apa yang kita i