Langsung ke konten utama

Suatu siang di Solaria.

Sambil menunggu pemutaran Doraemon di jam satu, saya memutuskan menghabiskan waktu di Solaria yang berada di lantai dua Sun City. Satu Jus Alpukat,  Jus Sirsat, Ayam Mosarella dan Ayam Lada Hitam menemani kami berbincang. Tentang banyak hal, dan juga kemungkinan-kemungkinan. Tak lupa tentang hati.
“Kamu sudah melupakan dia?” tanyanya, sambil memotong Ayam Mosarellanya menjadi dua, dan potongan terbesarnya berpindah ke piringku. Selalu.
“Sudah.”
“Di Malang sudah pernah bertemu dengan dia? Atau mungkin kamu mencoba sengaja menemuinya.” tanyanya, lalu mengambil potongan paprika yang aku singkirkan dari piringku.
Aku menggeleng. “Tapi aku ingin bertemu dengannya.”
“Yakin? “
Aku mengangguk “Iya, aku ingin bertemu dengannya. Ingin memberi tahu bahwa aku baik-baik saja. Dan tentu saja, aku bahagia. Aku rasa dia perlu tahu akan itu.”
Dia tertawa, lalu meneguk Jus Alpukatnya. “Seyakin itu? Jika kamu tahu ada dia di sana, dan dia sedang berjalan dengan wanita lain apa yang akan kamu lakukan? Masih tetap ingin menemuinya, meski kamu sendirian waktu itu?”
Aku mengangguk cepat. “Iya, aku akan berjalan ke arahnya. Sengaja, agar ia dapat melihatku dan agar aku dapat memiliki kesempatan untuk menyapanya.”
Aku mengaduk Jus sirsatku.
“Sudah kubilang kan, aku ingin bertemu dengannya. Mengatakan bahwa aku baik-baik saja. Dan aku harap dia memiliki pacar baru. Setidaknya, itu lebih baik. Daripada melihatnya nampak kacau, itu semakin membuatku sedih.”
Dia meraih tanganku, “Kamu masih mencintainya?”
Aku terkejut, hei apakah benar aku masih mencintainya? Aku melepaskan genggamannya, lalu melihat ke arah luar. Ada yang berputar-putar di otakku, sejauh aku memaksa pergi ia tak pernah benar-benar hilang dalam ingatanku.
“Jus Sirsatku kurang enak, gimana Jus Alpukatmu?” tanyaku, lalu menarik gelasnya ke arahku.
Aku mengaduknya dan berniat meminumnya.
“Jangan dipaksakan.” Katanya, lalu menarik sedotannya dan menggantinya dengan milikku.
“Terima kasih.” Ucapku gugup, lalu meminum Jus Alpukat itu.
“Ayo, Doraemonnya mau mulai nih.” Katanya, lalu menuntunku meninggalkan Solaria.
Siang itu aku menyadari satu hal, dia tak pernah memaksa aku untuk melupakan si mantan. Dia benar-benar tahu bahwa aku pun perlu proses. Aku tersenyum memandangi punggungnya yang berjalan di depanku.
Kamu tahu, aku akan mencoba.


Surabaya, 28 Desember 2014. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berlibur ke Malang Selama 24 Jam? Berikut Tempat yang Wajib Kamu Kunjungi

Kota Malang memang penuh daya tarik maka tidak heran jika setiap hari selalu saja wisatawan yang datang untuk berkunjung ke kota ini. Malang memang berbeda, meskipun di beberapa tempat mulai macet tidak mengurungkan niat pecintanya untuk berkunjung. Jika kamu berniat berkunjung ke kota Malang hanya sehari, itenary ini bisa menjadi pertimbangan buatmu. Yuk, mari! 06.00 – 07.30, Jalan Kawi Mengisi perut dengan sajian khas kota Malang bisa menjadi alternatif buat kamu. Salah satu yang khas dari kota Malang adalah Pecel Kawi, yang berada di Jalan Kawi. Jika kamu tidak seberapa suka Pecel, di sepanjang jalan Kawi banyak kuliner lainnya. Lokasinya pun masih satu tempat dengan Pecel Kawi, ada Nasi Buk Madura, Widuri yang menyediakan masakan campur, dan Nasi Krawu. 08.00-10.00, Alun-Alun Puas dengan sarapan khas kota Malang. Kamu bisa mencari angkot LG menuju arah pusat kota. Ada Alun-alun, dan Tugu 0 kilometer di bawah jembatan penyebrangan. Tidak perlu khawatir, di alun-alun...

Apa yang Harus Kamu Lakukan Selama 24 Jam di Jogja?

Seminggu yang lalu tanggal 27 Februari 2016, saya bersama salah satu teman saya Wenny melakukan tantangan 24 jam di Jogja. Sebenarnya kami tidak berdua, karena salah satu teman kami ketinggalan kereta maka tantangan #Jogja24Jam pun kami lakukan hanya berdua saja. Kami ke Jogja berbekal tiket promo dari Promo Imlek KAI Februari lalu. Rangkaian Malioboro Expres membawa kami dari Stasiun Kota Malang pukul 20.15 hari sabtu. Rangkaian kereta kami cukup lengang, mungkin peak season sudah lewat ya? Dan kami pun memilih liburan setelah liburan panjang. Jadi sepanjang perjalanan seperti menyewa kereta  Pukul 04.20 kami sampai di Stasiun Tugu, rencananya kami berniat ke Tugu buat foto-foto tapi urung kami lakukan. Kami pun menuju ke penginapan, buat numpang mandi dan istirahat sebentar. Mandi sudah, isi baterai handphone pun sudah. Oia, kami menginap di daerah Dagen meski agak kecewa dengan kamar yang kami pesan, tapi lumayan untuk membuat kami tidak terlalu terlihat kumal. Berikut it...

Hari Bersama Sheila On 7, Pengalaman Pertama Nonton Konser

Tanggal 22 September 2016 adalah hari bersejarah buat saya. Bukan, saya tidak mendapat promosi jabatan atau Partner akhirnya melamar saya. Tapi pada tanggal tersebut saya berkesempatan untuk nonton konser. Yeay! Umur yang hampir menginjak angka 30, baru kali ini saya menonton konser. Hahaha. Norak? Iya, biarin. Yeay..foto dulu sebelum nonton konser | c: @perihujan_ Berawal dari rasa kecewa karena batal ke Jakarta, akhirnya saya menerima ajakan teman untuk nonton konser Sheila On 7 di Graha Cakrawala UM pada tanggal 22 September kemarin. Saya datang ke konser tanpa ekspektasi apa pun. Hanya saja sepanjang hari, di kantor saya memutar lagu-lagu Sheila On 7 sekedar mengingat lagu-lagu mereka kembali. Yeah, saya memang agak buruk soal musik. Selain suara sumbang saya, enggak ada yang dapat saya banggakan dari pengetahuan musik saya. Jika menurut jadwal acara, Sheila On 7 seharusnya mulai naik panggung pukul 9 malam. Tapi nyatanya hingga hampir pukul 10 malam, Duta dan g...