Aku memainkan scroll pada linimasaku, tak kutemui twit satupun dari dia. Iya, dia salah satu akun yang kugemari selama setengah tahun ini. Twitnya adalah salah satu alasanku untuk rajin bertandang di lapak 140 karakter ini. Bukan untuk ikut riwil di twitter tapi hanya memastikan apakah dia baik-baik saja. Bagiku twitnya adalah kabar bahwa dia baik-baik saja, meski tanpa mention sekalipun. Aneh memang,padahal mention darinya untukku tak genap seratus jika ditotal sejak pertemuan kami di kerajaan 140 karakter. Kami hanya saling follow, dan kebetulan berada pada satu komunitas. Kami tak pernah terlibat kehebohan berbalas mention di linimasa. Aku hanya pengagum rahasianya. Dan mungkin benar, inilah rasanya sepihak. Sakit. Sebenarnya mudah saja aku mendapatkan kabar tentangnya, aku memiliki nomor handphonenya yang kudapatkan saat ia meminta alamat untuk pengiriman buku sebagai hadiah karena sering kelewat riwil pada proses produksi buku kumpulan ceritanya. Tentu ...
Kerena menulis adalah cara terbaik mengabadikan kenangan