tag:blogger.com,1999:blog-42890412028352639932024-02-20T06:05:04.519+07:00Cerita Peri HujanKerena menulis adalah cara terbaik mengabadikan kenanganCerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.comBlogger130125tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-51226536013371222019-12-02T23:50:00.003+07:002019-12-02T23:50:58.684+07:00Cukup<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Merasa cukup itu penting, tidak semua butuh jawaban. Ibaratnya mendaki gunung, bukan berarti kita harus tahu bagaimana wujud puncaknya kan? Bisa jadi jawaban dan rasa puas itu ada saat kita berada di lereng. Cukup bukan berarti menyerah, tapi tahu batasnya.</span><div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Rasa penasaran seringkali membuat kita berusaha mencari tahu, memaksa keadaan untuk sesuai dengan keinginan kita. Hingga akhirmya hal inilah yang membuat kita tidak pernah merasa puas. Memaksa kehendak.</span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEib0weiYuRSx-RbqF5QdEWewO-5aFmo6M4GI8SC9N5Epdk10unCxMjcFk9NgrLNXt6_ooux5ZGSyss2UA5pXaQQeQqCRNtghoTBCs527Vr1gu10RxckwtI7cfkq_vABxBHaktvoJUkrXkA/s1600/photo-1496840220025-4cbde0b9df65.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="951" data-original-width="634" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEib0weiYuRSx-RbqF5QdEWewO-5aFmo6M4GI8SC9N5Epdk10unCxMjcFk9NgrLNXt6_ooux5ZGSyss2UA5pXaQQeQqCRNtghoTBCs527Vr1gu10RxckwtI7cfkq_vABxBHaktvoJUkrXkA/s320/photo-1496840220025-4cbde0b9df65.jpeg" width="213" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi/copyright pexel</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tidak semua hal harus sesuai dengan keinginan, bukankah kita harus lebih menyiapkan diri untuk hal yang kurang menyenangkan? Siapa sih yang butuh persiapan untuk hal yang menyenangkan?</span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pada akhirnya, siapkan diri kita untuk hal yang di luar kendali. Siapkan diri untuk kegagalan. Kita bukanlah pusat semesta, sehingga semua orang memiliko kewajiban untuk memahami diri kita. Belajar untuk lebih banyak mendengarkan dam tidak mengkerdilkan usaha orang lain.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Cukup bukan berarti menyerah, tapi menyakini dan menerima bahwa tidak semua harus sesuai dengan harapan. Jadi, sudahkah kamu merasa cukip?</span></div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-68774487148982294912019-12-01T22:27:00.001+07:002019-12-01T22:27:58.874+07:00Keras Kepala<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tidak ada orang yang keras kepala. Itu menurutku, salah satu sifat manusia adalah hanya ingin mendengarkan apa yang ia inginkan. Jarang bahkan tidak ada orang yang rela mendengarkan hal yang bertentangan dengan prinsipnya. Egois? Memang demikian adanya.</span><div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di satu sesi curhat teman saya, ia pernah membentak saya. Mengatakan orang keras kepala itu benar-benar enggak punya perasaan. Mungkin ia terlalu sering mendengar cerita tentang saya yang suka apa adanya kalau menolak seseorang, menganggap perasaan orang lain bukan tanggung jawab saya. Sayangnya, ia hanya melihat sisi luar saya dan memang untuk apa saya menjelaskan sesuatu yang tidak ingin ia dengar?</span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kembali ke perkara keras kepala. Jika kamu memang ingin mendapat penerimaan, apa yang kamu katakan dapat diterima pastikan hatinya sudah kau bawa. Jika belum, jangan pernah berharap mendapat penerimaan. Segala hal yang baik tidak akan pernah ia dengar, karena seperti yang aku bilang di atas: kita hanya ingin mendengar apa yang kita inginkan saja.</span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Penolakan memang menyakitkan, kecewa memang tidak menyenangkan. Maka selalu siapkan dirimu untuk rasa sakit, kecewa dan penolakan. Karena bahagia tidak butuh kesiapan.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Selamat menghadapi si keras kepala.</span></div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-29018663561816849212019-10-19T21:24:00.000+07:002019-10-19T21:24:01.393+07:00It's Ok<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;">2019 sudah hampir berakhir. Rasanya baru kemarin menulis deretan resolusi yang berulang tiap tahunnya. Menulis keinginan dan apa saja yang ingin kulakukan. Sebagian berhasil tercentang, dan tak sedikit yang mugkin akan kutulis di malam pergantian tahun 2020 nanti. It's, ok. Hal ini bukan sesuatu yang buruk kok, meskipun masih ada rasa 'njangget' di hati.</span><div>
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;">Tahun lalu menulis jika 2019 ini pengen lebih "tega" sedikit, enggak terlalu memikirkan apa kata orang dan membuang jauh rasa "enggak enakan" sama hal yang gak mendatangkan manfaat. Rasanya udah capek dimanfaatin terus, rasanya sudah muak dengan "menjaga perasaan" tapi yang dijagain enggak ngerasa. Tapi, ketika ingin memulai perasaan enggak enak itu muncul lagi. Masak sih, cuek ini yang bikin aku bahagia?</span></div>
<div>
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;">2019 mungkin aku terlalu perhitungan, enggak los. Jadi merasa apa yang aku lakukan dan jika berakhir timpang merasa dunia tidak adil. Mungkin, aku sudah lupa jika yang namanya adil itu enggak selalu sama. Ada masanya berpikir egois itu gak selalu tentang memenangkan ego. Dan pada akhirnya, berjalan sendirian tidak selalu akan menemukan jawaban. Ya, mungkin yang aku butuhkan lebih mendengarkan orang lain. Tidak memaksakan pandangan, well tidak selamanya "bacotanku" bener kan?</span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">It's ok. Tidak semua apa yang ada di pikiran dan segala asumsi perlu diungkapkam. Tidak selamanya orang tahan dengan self ego yang sedang aku agung-agungkan. Bisa jadi mereka muak tapi hanya enggak enak kalau harus mengatakan yang sebenarnya. Yah, seharusnya aku lebih sadar diri. Diam kadang menyelamatkanmu. Jadi 'biasa' tidak selalu buruk.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">It's ok. 2019 kurang 2 bulan lagi berakhir.</span></div>
<div>
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-1067317286132140522019-07-08T19:02:00.001+07:002019-07-08T19:02:42.287+07:00Jeda<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kita akan baik-baik saja kan?</span><div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pertanyaan itu yang selalu kurapal sepanjang perjalanan dari rumahnya hingga Bandara, sore itu. Ia tersenyum ke arahku. Lalu mengusap rambutku pelan.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Tentu saja, kita akan selalu baik-baik saja. Selama ada kita, tak ada yang perlu kamu takutkan, Hon."</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku tersenyum, berusaha tenang dengan kata-katanya barusan. Aku mencintai Bandara, sekaligus membenci tempat ini. Mengantarnya ke Bandara artinya aku harus bersabar dengan pertemuan selanjutnya yang mungkin 2 atau 3 bulan lagi.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Kamu takut?" Tanyanya.</span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku tak menjawab, hanya merapatkan tubuhku padanya. Dia menenggelamkan kepalaku di dadanya, hingga aku mendengar degup jantungnya dengan jelas. Dan, ah aku akan selalu merindukan wangi ini.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sore itu aku tidak merasa biasa, dia tampak berbeda. Dan aku merasa tidak nyaman dengan suasana Bandara.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Baik-baik di sana," kataku, dan tanganku memegangi ujung bajunya. Dia tertawa.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Tentu saja. Kamu juga, jangan suka ngambek nanti dosis tolak anginmu bertambah setiap harinya." Katanya sambil mengusap hidungku yang kini memerah karena menahan nangis.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Enggak.."</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Hahaha..." tawanya, lalu memelukku erat. "I love you, Hon. Sekarang dan selamanya."</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"I love you, too."</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ia melapaskan pelukannya, dan melangkah ke arah pintu keberangkatan. Aku melambaikan tangan, tersenyum dan melihat senyumnya yang terasa ganjil sore itu.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">...</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku menatap layar handphoneku dengan nanar. Group Whatsapp ramai membahas pesawat </span><span style="background-color: white; color: #212529; font-family: "PT Sans", sans-serif; font-size: 16px;">QZ8501 yang jatuh. Tidak ada yang selamat dalam kecelakaan itu. Aku limpung, dan semua terasa gelap.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-58937036376333063032018-12-05T20:24:00.001+07:002018-12-05T20:24:09.214+07:00Rendezveus<i>Ki, kamu itu teman kesayangan.</i><br />
<i>Ki, nanti Angga ngajak aku nonton.</i><br />
<i>Ki, temenin ngobrol ya.</i><br />
<i>Ki, aku kesel sama temen kantorku.</i><br />
<i>Ki, ke Jogja yuk?</i><br />
<i>Ki, aku bete...makan enak yuk?</i><br />
<i>Ki, kangen.</i><br />
<i>Ki, aku pengen curhat.</i><br />
<i>Ki, aku bosan. Makan yuk?</i><br />
<i>Ki, ini lucu enggak?</i><br />
<i>Ki, Angga nembak aku.</i><br />
<i>Ki, aku menerima Angga.</i><br />
<br />
Dan tak ada lagi panggilan darinya. Puncaknya adalah saat kami mengobrol di Houtend Hand menjelang akhir tahun di tahun 2014.<br />
<br />
“Dis, aku enggak pernah menganggapmu seorang teman. Aku mencintaimu.”<br />
<br />
Dan sejak itu, Disty tak lagi sama memandangku.<br />
<br />
“Aku kecewa sama kamu, Ki.”<br />
<br />
Disty meninggalkanku, dan Chocorado yang belum sempat ia minum pun dingin.Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-45942567598415364302018-12-04T20:21:00.000+07:002018-12-05T20:22:28.131+07:00Tentang Masa Lalu<div style="text-align: justify;">
<i>Karena yang pergi belum tentu ingin kembali.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku jatuh cinta padanya sejak pertama kali melihatnya panik mencari kunci rumahnya. Kunci dengan gantungan dari kain flanel berbentuk Dinosaurus. Melihatnya berkeliling di area parkir Gramedia Basuki Rahmad, mencari kunci rumahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mendekatinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kamu mencari ini?” kataku menyodorkan kunci dengan gantungan kunci berbentuk Dinosaurus. Ia yang duduk jongkok, mendongak ke arahku. Matanya berbinar, bahagia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Iya! Kok tahu? Ketemu di mana? Aaak...makasih ya.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tersenyum, “Tadi kamu menjatuhkannya di sini, aku sengaja menunggumu di sini. Hehehe.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh,”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Rizky,” kataku, mengulurkan tangan ke arahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia memandang tanganku, “Disty,” sambutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah ia menyambut uluran tanganku, ia pamit. Mungkin merasa aneh begitu ia tahu aku sengaja menunggunya kembali ke area parkir untuk mencari kunci alih-alih memanggilnya. Aku memandang punggungnya menjauh, aku melihatnya berjalan ke arah warung waralaba milik Ronald itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tersenyum, dan sengaja mengikutinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Disty meletakkan tas di samping kursi yang kosong. Meletakkan Iced Coffee dan kentang goreng di meja. Ia membuka tas belanjanya, lalu melepas segel salah satu komik yang ia beli di Gramedia tadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Boleh duduk di sini?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Disty mendongak dan melihat ke pemilik suara tersebut. Ia ingin menolak, namun mengingat berkat laki-laki itu kunci rumahnya berhasil ditemukan ia pun tak kuasa menolaknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Boleh.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rizky, menarik kursi di depan Disty dan meletakkan Iced Coffee dan kentang goreng di meja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Suka Miiko juga?,” tanyanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh, iya.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan tidak butuh waktu lama, komik Miiko yang Disty baca tergeletak di meja. Disty lebih suka mendengarkan Rizky bercerita. Tentang banyak hal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kini Disty menyesalinya, seandainya ia tidak pernah mengijinkan Rizky duduk di kursi itu mungkin ia tidak perlu merasakan kecewa seperti sekarang.</div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-84278224253883225702018-12-03T21:43:00.001+07:002018-12-03T21:43:25.238+07:00Pulang<div style="text-align: justify;">
Malang, Januari 2018</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kembali ke kota ini mungkin hal yang tidak pernah aku bayangkan. Sempat terpikir mungkin hanya kebetulan yang akan membawaku kembali ke Malang, setelah kejadian tidak menyenangkan bersama Disty. Ketika akhirnya aku harus mengubur perasaanku dalam-dalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ki, tanggal 5 besok kamu berangkat ke Malang ya? <i>Stay</i> di sana selama 2 bulan. Ada yang tidak beres dengan laporan Adit.” Ucap atasanku dari sambungan telpon yang aku terima di malam pergantian tahun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ok,” sanggupku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka di sinilah aku, kembali ke Malang. Kota yang selama 3 tahun ini sangat kuhindari tapi sekaligus kurindukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku menutup laptopku, melepas kacamata dan memijat pelipisku pelan. Aku beralih ke balkon kantorku saat ini. Ruanganku terhubung langsung dengan balkon yang menghadap ke arah jalan. Dari sini aku dapat melihat Jalan Wilis. Jalan yang biasa aku lalui saat akan berkunjung ke rumah Disty.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Dis, aku kangen kamu.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seharusnya aku bisa menghubungi Disty sekarang. Entah gengsi atau kembali takut dengan penolakan, aku lebih memilih bermain-main bersama kenangan. Jika Tuhan mengijinkan, aku ingin satu pertemuan dengan Disty. Satu pertemuan yang tidak diduga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oh, mungkin aku harus memulai mengunjungi tempat favorit Disty. Nanti malam mungkin aku bisa mengunjungi Houtend Hand, lagi setelah tiga tahun. Mungkin aku akan bertemu dengan Disty yang sedang menyesap Chocorado favoritnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Disty duduk di kursi bar Houtend Hand. Ia menyebut pesanannya, Chocorado. Malang saat Januari selalu lembap. Ia mencomot marsmellow yang menghiasi Chocorado. Ini adalah kali pertama sejak tiga tahun lalu ia kembali duduk di meja bar ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia sedang merindukan Rizky, tetapi terlalu takut untuk mengunjungi tempat ini di malam hari. Houtend Hand menjelang malam adalah kenangan yang mampu mempora porandakan hatinya. Meskipun sebelumnya ia sangat menyukai tempat ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka di sisa cutinya ia memilih menghabiskan sore di sini. Meminum cokelat dan mencoba mengingat hal menyenangkan dari tempat ini. Sisa kenangan manis yang mungkin bisa ia sesapi. Ia masih ingat pertengkarannya dengan Rizky di sini, yang akhirnya membuat Rizky pergi meninggalkannya malam itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertengkaran yang seharusnya tidak perlu terjadi. Seandainya ia lebih merendahkan egonya, sedikit saja. Dan kembali, ia selalu merindukan laki-laki berkacamata dengan lesung pipi itu.</div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-55541480103076835502018-12-01T20:55:00.000+07:002018-12-02T20:56:27.601+07:00 Awal Mula31 Desember 2017<br />
<br />
<i>Obat patah hati adalah kesibukan.</i><br />
<br />
Maka, dari ketinggian 27 kantorku aku melihat kembang api menghias terang langit di malam tahun baru ini. Sejak tadi pagi aku tak melepaskan pandanganku dari deretan angka-angka yang ada pada layar laptopku. Sesuatu yang biasa kulalui sepanjang hari selama tiga tahun ini. Mungkin agak berbeda di malam ini. Malam ini adalah pergantian tahun ketika semua orang asyik dengan acara malam pergantian tahun aku malah berdiam dengan angka-angka.<br />
<br />
Seharusnya aku menerima tawaran beberapa teman untuk menghabiskan malam pergantian tahun ini. Larut dalam tawa semu mungkin akan membuatku merasa baik-baik saja. Sedikit saja. Melupan hal gila yang aku lalui beberapa tahun ini.<br />
<br />
<i>“Happy New Year,</i> Mbul.. “ ucapku pelan. Dan aku merasa sangat sepi meski kembang api semakin ramai menghias langit malam ini.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
...</div>
<br />
Di teras rumahnya, Disty melihat deretan angka pada layar handphonenya. Nomor telpon yang tak akan pernah ia lupakan. Ragu ia menekan tombol calling, namun selalu ia urungkan. Seharusnya ia mudah untuk melupakan laki-laki itu. Seharusnya, tiga tahun adalah waktu yang cukup untuk melupakannya.<br />
<br />
<i>Ki, aku kangen kamu...</i><br />
<div>
<br /></div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-46969769644181381502018-11-13T21:17:00.001+07:002018-11-13T21:17:57.161+07:00Review Kura-Kura Berjanggut, Menilik Perjalanan Merica<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiENdgDtTbx5xgO7iebVrH9sGh_Kp9mxJa0Bx0nFZwzpnRmJcBLH1Y9b0JLpSYdrZPG4D0OEa1jYDnKR7qbX2jadEg97bjSN2Sws6PKKa2_6okGWFR64jYA4uDVhvtuHy7m0cc7SqbFgSo/s1600/20181112_230743.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiENdgDtTbx5xgO7iebVrH9sGh_Kp9mxJa0Bx0nFZwzpnRmJcBLH1Y9b0JLpSYdrZPG4D0OEa1jYDnKR7qbX2jadEg97bjSN2Sws6PKKa2_6okGWFR64jYA4uDVhvtuHy7m0cc7SqbFgSo/s320/20181112_230743.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
Sudah lama saya tidak menyelesaikan buku dengan semangat. Saya membaca Kura-Kura Berjanggut tanpa ekspektasi, hanya berbekal jika buku ini memenangkan salah satu kategori bergengsi di Kusala Sastra Khatulistiwa. Jadi mari mereview buku setebal 900 halaman lebih ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Porsi terbesar novel ini bercerita tentang perang antara istana Lamuri melawan kongsi dagang Ikan Pari Itam. Perseteruan negara versus korporasi internasional ini berlangsung di seputar perebutan monopoli perdagangan merica.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Azhari Aiyub membagi dua fase perseteruan ini, menjadi perseteruan Ikan Pari Itam dan Sultan Maliksyah. Untuk naik jabatan Sultan Maliksyah, ayah dari Anak Haram ini melalui pergolakan dan sedikit tipu muslihat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak hanya itu Sultan Nurruddin alias Anak Haram naik takhta, juga lewat serangkaian pembantaian, termasuk pembersihan terhadap keluarga istana yang telah memenjarakannya dan orang-orang kongsi dagang Ikan Pari Itam berikut keluarga mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengikuti perjalanan si Anak Haram ini sangat menyenangkan, bagaimana ia sebagai ‘Anak Sultan’ yang diasingkan dan bagaimana ia belajar ‘perang’ melalui permainan catur di penjara bawah tanah. Membaca Kura-Kura Beranggut seperti membaca ramalan yang menggambarkan kondisi saat ini hampir sama dengan keadaan beberapa ratus tahun lalu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada halaman 222, saat Anak Haram akan bermain catur untuk taruhan dengan Lodewjk Abroldho, si Ujud menjelaskan jika Anak Haram bukanlah orang yang saleh. Pemimpin hanya memandang penting agama untuk memperkuat kedudukannya.</div>
<blockquote class="twitter-tweet" data-lang="en">
<div dir="ltr" lang="in">
Kura-Kura Berjanggut ini novel yang menghibur. Banyak dibuat tertawa sekaligus merenung. Seperti membaca ramalan, karena novelnya menceritakan 'sejarah' dan seperti meramalkan masa depan. Seperti kutipan dari hal. 222 ini <a href="https://t.co/KHigtyRXb6">pic.twitter.com/KHigtyRXb6</a></div>
— Ay (@perihujan_) <a href="https://twitter.com/perihujan_/status/1059830423251902464?ref_src=twsrc%5Etfw">November 6, 2018</a></blockquote>
<script async="" charset="utf-8" src="https://platform.twitter.com/widgets.js"></script>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Atau kisah si Ujud penutur dalam kisah Kura-Kura Berjanggut, bagaimana ia seharusnya dapat dengan leluasa membalas sakit hatinya kepada Anak Haram justru menjadi orang kepercayaan si Sultan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat, si Ujud menuturkan niatnya untuk kembali ke Lamuri dan menghabisi sang Sultan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kau hanya waktu perlu menunggu waktu yang tepat,”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Tidak akan pernah ada waktu yang tepat,”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Tidak akan pernah ada bila kau tidak mewujudkannya,”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Bahkan sebelum aku mendengar nasihatmu, aku sedang mewujudkannya.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Novel Kura-Kura Berjanggut ini sangat runut. Menyenangkan membacanya, saya dibuat tertawa, tertegun dan berpikir. Sesekali mengulang halaman sebelumnya karena merasa terlewat. Kura-Kura Berjanggut adalah sekumpulan dendam yang beranak pinak. Menceritakan masing-masing tokoh dalam novel ini. Anak Haram, Kamaria, Si Buduk, sang narator Si Ujud, dan banyak lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meskipun banyak tokoh dalam novel ini semua diceritakan secara runut. Diceritakan dengan detail bagaiamana keterikatan masing-masing tokoh. Maka 921 halaman untuk Kura-Kura Berjanggut dapat diselesaikan dengan suka cita. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi 5/5 untuk kura-Kura Berjanggut.</div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-29838804711130817152018-07-17T15:38:00.000+07:002018-07-17T15:38:01.355+07:00Seharusnya Hidup Semudah Itu<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyqzumdClvNdrMRag4JxbIevIqm7lG7OLM5GYKobKoaNu6zTWCacQjQfO00uqROKd01vbwiTCc29Znty8Nwsm78pFZxStxeFD5i6hZ-75NdN_YB7vrZso2jsA0xpipvL2y_J1CBrFBfdU/s1600/Blog.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="850" height="188" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyqzumdClvNdrMRag4JxbIevIqm7lG7OLM5GYKobKoaNu6zTWCacQjQfO00uqROKd01vbwiTCc29Znty8Nwsm78pFZxStxeFD5i6hZ-75NdN_YB7vrZso2jsA0xpipvL2y_J1CBrFBfdU/s320/Blog.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">copyright unsplash.com/@beccatapert</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau kangen kan tinggal bilang, ajak ketemuan. Seharusnya hidup sesimpel itu. Bener enggak? Sayangnya, sebagai manusia gengsi seringkali ditinggikan. Jadi saat kangen bukannya bilang kangen eh malah sibuk menebar kode di semua social media. Beruntung jika kode tersampaikan, jika tidak? Yang ada makin nyesek.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Seperti halnya saat PDKT</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semua orang tentu setuju jika PDKT adalah momen termanis dalam hubungan. Ya, ibaratnya minum es teh, PDKT seperti momen kamu minum es teh yang lupa diaduk. Manis banget. Sehingga lupa, kadang dalam hubungan ada sisi tidak manisnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya, seharusnya PDKT adalah momen yang tidak rumit. Tapi sekali lagi, manusia suka membuat segalanya menjadi rumit. Sekadar menebak, kira-kira pantes enggak sih chat dia saat seperti ini? Kira-kira dia marah enggak ya, ketika aku tanya sedang apa? <i>Cheesy</i> enggak? Murahan enggak? Ugh! *nelan batu bata*</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengapa cinta jadi penuh dengan kehati-hatian? Mengapa jadi rumit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya, seandainya memulai pembicaraan semudah itu. Jika saja memahamimu semudah itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Eh, pulang kerja ada acara enggak? Makan bareng yuk!"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seharusnya sesederhana itu.</div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-76939952159211311342018-06-21T16:31:00.001+07:002018-06-21T16:31:35.191+07:00Tidak Peduli<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiz8ucH9lP1BXNItHOQDQVli5ZFsuEoHX2mZlI2IbE3rGIR-5hOs5fDeXecXOF7FCetDheSnuLvlFNznsjalSba84mnTB0urybDZTr4LDJhnNNz0mAEMUwxCXixA2ifQJ00ZekzGu3wsgk/s1600/Unsplash.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="750" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiz8ucH9lP1BXNItHOQDQVli5ZFsuEoHX2mZlI2IbE3rGIR-5hOs5fDeXecXOF7FCetDheSnuLvlFNznsjalSba84mnTB0urybDZTr4LDJhnNNz0mAEMUwxCXixA2ifQJ00ZekzGu3wsgk/s320/Unsplash.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">copyright unsplash.com/@a2foto</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
Sembuh itu kalo curhat nggak lagi pake nangis atau marah. Selama masih emosi ya artinya belum ikhlas, belum bisa nerima keadaan ~ @Dear_Connie</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cuitan dari @Dear_Connie itu mengingatkan saya pada kejadian Ramadan kemarin. Saat saya bercerita kepada partner, bahwa saya telah memaafkan 'dia' yang kerap saya sebut dengan Dementor. Beberapa teman dekat mungkin tahu betapa saya kelewat membenci dan kecewa kepada 'dia' tersebut. Peristiwa Ramadan kemarin menjadi titik balik saya, teringat pesan dari Siro, sahabat saya. Bahwa tidak selamanya saya dapat menghindari apa yang saya benci.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka yang memilih untuk tidak peduli. Tidak lagi memikirkan dan berharap permintamaafan dari dia. Tidak lagi peduli, jika bisa jadi ia masih menganggap dia paling benar. Kembali lagi, saya hanya ingin menyelamatkan jiwa saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Siro benar, yang sedang perlu dikasihani adalah diri saya. Yang perlu disembuhkan adalah saya. Dan yang bisa menolong saya hanyalah diri saya sendiri. Terima kasih Siro *kemudian minta traktir Burger*</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Apa saya membenci dia?</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak. Saya tidak lagi menangis saat curhat betapa tidak adil dan egosinya dia. Saya tidak lagi marah, ketika orang yang saya harap lebih memahami saya memilih untuk mendengarkan dia alih-alih sedikit melihat ke arah saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika hampir setahun setiap kali mendengar namanya rasanya ada yang menindih dada saya, dan terasa berat. Sekarang tidak lagi. Jika kemarin saya tidak sanggup menyebut namanya, saja biasa saja bercengkrama dengannya. Tertawa selayaknya karib.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah itu artinya saya tidak ingin ia meminta maaf kepada saya? Saya tidak peduli. Biarkan ia dengan anggapannya. Saya akan berdamai dengan diri saya, saya akan menyelesaikan sesak yang saya alami dengan cara saya sendiri. Berat? tentu saja, saya selama setahun berjuang untuk menjadi baik-baik saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berada pada titik ini tidak mudah. Saya percaya, mungkin besok, lusa, minggu depan, bulan depan dia akan tahu pernah membuat saya sangat kecewa. Mungkin ia akan meminta maaf, mungkin juga tidak. Tapi sudahlah, saya tidak peduli lagi dengan maaf.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu saja.</div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-53732168897272703132018-01-30T15:32:00.000+07:002018-01-30T15:40:46.121+07:00Virgo dan Hujan di Bulan Januari<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9ePe_GLLGrO8EI0kCHXKC4O8TrKxOUnraKTDdEl6oHJdOELjBoFi9_vCr4owuqcBbTeTTQhbOvloVtA7eeMEZZDM-c5aUZQMMadkDhj-dFxexsEBb_a2kzgSbPWWGOYwS24K6X_9MxfA/s1600/Bandara.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="593" data-original-width="969" height="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9ePe_GLLGrO8EI0kCHXKC4O8TrKxOUnraKTDdEl6oHJdOELjBoFi9_vCr4owuqcBbTeTTQhbOvloVtA7eeMEZZDM-c5aUZQMMadkDhj-dFxexsEBb_a2kzgSbPWWGOYwS24K6X_9MxfA/s320/Bandara.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">copyright pexels.com</td></tr>
</tbody></table>
Dia adalah Virgo. Wanita dengan senyum yang selalu ia sembunyikan di balik masker.Ia membenci kamera, tidak seperti kebanyakan orang yang begitu memuja kamera. Ia suka bercerita, mungkin untuk membuang gugup atau membentengi agar tidak jatuh cinta kepada seseorang yang tidak tepat. Mungkin itu caranya untuk bertahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Januari bertanya tentang bagaimana perasaan Virgo siang itu, saat Januari sedang mengikuti meeting di kantor pusat yang kebetulan kota yang sama tempat Virgo tinggal beberapa bulan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Kita bagaimana?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Virgo tidak menjawab. Ia memilih menghilang, membiarkan telpon dari Januari berhenti tanpa jawaban. Puluhan pesan ia biarkan menggantung tanpa balas. Bukan Virgo tidak mencintai laki-laki itu. Ia hanya merasa Januari tidak pernah mencintainya dengan tulus. Virgo merasa ada yang berbeda dengan Januari. Ia tak lagi sama dengan yang Virgo kenal beberapa tahun lalu. Virgo hanya takut kecewa, kepada Januari yang kerap datang kala ia merasa kesepian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka itu adalah januari terakhir bagi Januari dan Virgo. Tidak ada lagi sapa hangat saat Januari merasa lelah. Virgo tahu ada wanita lain yang menemani kecanggungan Januari. Ia tahu ia tak lagi menjadi tempat Januari pulang. Tapi, Virgo masih menunggu pernyataan dari Januari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Virgo tidak pernah bertanya kepada Januari, ia juga tidak pernah berniat mencari tahu tapi semesta selalu memiliki cara untuk menyampaikan pesan kepadannya. Ia menemukan nama perempuan itu berserakan di riuh timeline-nya. Wanita itu bernama Adilla.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Virgo semakin tenggelam dalam rutinitas karena itulah cara terbaiknya untuk melupakan. Ia membunuh sunyi dengan pergi jauh. Tapi ia masih setia menunggu Januari mengatakan perpisahan. Virgo masih mengharap Januari kembali datang sekadar mengetuk pintu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Last Call.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Virgo membenci Bandara, tempat ia mengejar Januari. Virgo membenci Bandara tempatnya ia sadar meskipun berkali-kali Januari mengetuk pintu hatinya, Januari tidak pernah mencintainya. Virgo membenci Bandara, karena ia hanya tempat mengeluh Januari tapi bukan tempat Januari tinggal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Last Call. Virgo menyeret kopernya.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Virgo masih menunggu Januari mengucap maaf. Untuk terakhir kalinya Virgo melihat ke arah luar, ia hanya melihat bayangan dirinya berlari sambil mengangkat Ketoprak dalam bungkus tas hitam. Miris.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Air mata Virgo luruh, dia tidak akan pernah menjadi prioritas untuk Januari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Malang, 30 Januari 2018.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-24115799788468732682017-12-04T16:27:00.004+07:002017-12-04T16:27:56.752+07:00Sebelum Menikah Pastikan Kamu Sanggup Meminta Maaf<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnTAo5tkCO4hcnd5kYYR2JKO_hoBsp9N7O053n7lZ_X9_kBpwwwQipUT989V6S0o1y5we6KmGl_1b7p3lu6mFisUMDKFnY9Lx2ixg_MWUqjdf5CWvA9JEzIkm-OpwrsedyigyUXjRTIcA/s1600/Pernikahan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="471" data-original-width="800" height="188" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnTAo5tkCO4hcnd5kYYR2JKO_hoBsp9N7O053n7lZ_X9_kBpwwwQipUT989V6S0o1y5we6KmGl_1b7p3lu6mFisUMDKFnY9Lx2ixg_MWUqjdf5CWvA9JEzIkm-OpwrsedyigyUXjRTIcA/s320/Pernikahan.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pernikahan/copyright pexels.com</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa tanda kamu sudah siap menikah? Saat kamu sudah sanggup meminta maaf untuk hal yang sepele. Saat kamu sanggup meminta maaf untuk hal yang sebenarnya tidak kamu lakukan. Saat kamu merendahkan egomu lalu meminta maaf.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Well, tema pernikahan sepertinya lagi hangat diperbincangkan. Adalah teman saya chatnya muncul di tengah malam. Katanya, sibuk gak? Hmm, firasat tidak enak mungkin firasat diprospek MLM cukup membuat saya merasa tidak nyaman saat harus menerima chat dari teman lama. Ternyata malam itu, teman saya sedang butuh telinga. Ia ingin curhat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perbincangan yang awalnya lewat chat whatsapp berlanjut ke telpon. Ia menelpon lama sekali, awal saya mendengar suaranya cukup jelas namun lama-lama berubah serak. Ia menangis. Ia menangisi mantannya yang besok kabarnya akan menikah. Hmm, ya kalau sudahjadi mantan kenapa menangis?</div>
<div style="text-align: justify;">
Usut punya usut, ternyata hubungan mereka belum selesai. Ada masalah yang menggantung. Ya, meskipun saya melihatnya ini hanya perkara beda keyakinan aja. Si mantan teman udah yakin selesai sedangkan si teman yakin semuanya belum selesai. Yak, kelar mumetnya. Namun dari kasus ini saya melihat segalanya dengan cara yang berbeda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Moral storynya apa? Well, sebelum menikah minta maaflah kepada mantan dan mantan gebetan. Dengan syarat mantan dan mantan gebetan tersebut belum menikah, kalau udah. Ya udahlah buat apa sih. Dia juga sudah punta kehidupan sendiri. Lah kalau emang masih jomblo enggak? Ya setidaknya kalau masih jomblo kemungkinan ada rasa gak rela mantan menikah itu masih ada loh. Maka minta maaf menjadi hal yang penting.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kamu tidak tahukan, bisa jadi selama ini ada hati yang diam-diam kamu sakiti. Cielah, bahasanya. Minta maaflah dengan tulus. Jangan sekadar minta maaf aja. Wew, kalau sekadar maaf semua bisa. rendahkan ego kamu. Meskipun minta maaf enggak akan menyembuhkan luka, setidaknya maaf akan meringankan langkah kamu. Ibaratnya gini. Kamu udah bikin sakit dan nangis orang lain, kamu udah ngaku salah dan minta maaf. Setidaknya tanggungjawab kamu sudah selesai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jangan membuat rumit hal yang sebenarnya sepele. Kadang orang yang sudah kamu bikin sakit hati itu hanya butuh kamu sedikit menurunkan ego dan meminta maaf. Iya sekadar bilang.</div>
<div style="text-align: justify;">
Maaf ya, aku selama ini sudah bikin kamu sakit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Iya gitu aja.</div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-10783136547856141242017-10-28T14:30:00.000+07:002017-10-28T14:30:00.966+07:00Terima Kasih Twitter, Kamu Membuat Saya Tetap Waras<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMzRRZNTE36GbtvSHRnyU2K8Km1zQEvc2R5aGk53MMBLCqKBZZdCCbIsPrODHCw27Vm1wEUy7uGKK46WMSlsDDJiZS6iZkDbR5hS2TKQL0y8_zIPvpLTGSf-uxkSPrnqIBWZdiXRrE9TM/s1600/SmartPhone.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="585" data-original-width="989" height="189" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMzRRZNTE36GbtvSHRnyU2K8Km1zQEvc2R5aGk53MMBLCqKBZZdCCbIsPrODHCw27Vm1wEUy7uGKK46WMSlsDDJiZS6iZkDbR5hS2TKQL0y8_zIPvpLTGSf-uxkSPrnqIBWZdiXRrE9TM/s320/SmartPhone.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">copyright pexels</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Jika ada ajang award untuk pemilihan sosial media paling baik, maka saya akan memilih twitter. Mengapa demikian? Platform dengan logo burung ini memang favorite saya sejak tahun 2009. Tempat saya nyampah, tentu saja selain di blog ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Twitter selalu menyenangkan bagi saya. Ketika banyak orang berpindah ke Path saya tetap bertahan di sini. Ketika semua orang sibuk memperbaiki feed instagram, saya masih setia dengan si 'burung' ini. Iya, karena twitter membantu saya tetap waras.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahkan, ketika tahun 2013 saat saya memutuskan untuk deactivated akun perihujan_ pun hanya bertahan beberapa bulan saja. Saya kembali membuat akun baru dan beruntung perihujan_ kembali menjadi milik saya kembali. Hahaha.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Twitter membuat saya tetap waras. Ketika banyak orang menganggap remeh orang-orang yang memilih curhat di sosial media. Katanya; "kurang perhatian ya?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak selamanya twit super galau dan mengenaskan yang saya tulis adalah isi hati saya. Bisa saja saat menulisnya saya sedang nyemil es krim dan liburan. Saya pernah menulis di <b><a href="https://www.vemale.com/lentera/108191-berhenti-menghakimi-yang-curhat-di-media-sosial-hanya-butuh-didengarkan.html" target="_blank">sini</a></b>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
Setiap orang memiliki cara berbeda untuk mendaur emosinya. Ada yang melalui curhat di buku harian, menulis rangkaian kalimat galau di media sosial dan jika beruntung mereka curhat kepada orang terdekatnya. Lalu apa yang harus kamu lakukan saat mendapati salah satu teman kamu curhat di media sosial?</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Saya adalah salah satu orang yang gemar curhat di media sosial. Saya suka mengeluh di sana terutama di platform twitter. Beberapa teman dekat mungkin sudah hapal, mana twit pura-pura galau dan galau sebenarnya. Saat saya menulis di sana saya tidak sedang menjual drama dan merasa perlu dikasihani. Saya hanya sedang menyelamatkan jiwa saya. Saya hanya butuh tempat untuk meluapkan emosi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang sahabat terbaik pun tidak akan bisa mendengarkan keluhan yang sama berulang kali bukan? Well, mungkin bagi beberapa orang keluhan saya menyebalkan terkesan menjual drama dan hal cemen lainnya. Tapi percayalah, kicauan saya di twitter berhasil menyelamatkan jiwa saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tahun 2017 adalah tahun terberat saya. Memaafkan menjadi sangat sulit untuk saya lakukan. Maka, saya seringkali 'nyampah' di twitter untuk meluapkan kekesalan. Meskipun kata beberapa teman mengapa tidak ngomong langsung sih? Marah sekalian nunjuk mukanya sekalian alih-alih ngetwit serem begitu? Waktu itu saya hanya tertawa, meskipun pada akhirnya menangis juga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya, beberapa orang memilih untuk 'balas dendam' dengan menganggap ia tidak ada mesipun ia ada. Saya adalah salah satu orang yang melakukan cara itu. Bukankah hal yang paling menyakitkan dalam hidup adalah saat kita tidak dianggap ada?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, terima kasih twitter telah membuat saya tetap waras.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kantor, 28 Oktober 2017</div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-16229616115976714462017-10-23T11:57:00.001+07:002017-10-28T14:36:48.780+07:00Sampai Kapan?<div dir="ltr">
Sampai kapan?<br />
Ia bertanya untuk kesekian kali, saat menelpon saya dalam perjalanan pulang. Ia adalah satu-satunya orang yang mengerti alasan mengapa saya memilih untuk menepi. Satu-satunya orang yang tahu benar alasan mengapa saya ke Jogja beberapa minggu lalu.<br />
Ia satu-satunya yang paham bahwa tawa yang selama ini saya perlihatkan hanya palsu. Ia tahu saya sedang tidak baik-baik saja.<br />
Sampai kapan?<br />
Ulangnya, ketika kemarin saya terbata menangis untuk kesekian kalinya.<br />
Ia bilang, seharusnya saya bahagia. Seharusnya saya baik-baik saja. Seharusnya saya belajar menyederhanakan keadaan.<br />
Sampai kapan?<br />
Sampai ia mengucap maaf, tapi sekali lagi saya bukan manusia bijak yang disakiti berkali-kali dapat segera melupa. Saya adalah pengingat yang handal.<br />
Sampai kapan?<br />
Maaf, saya sudah lupa cara memberi maaf.</div>
<div dir="ltr">
Ruang Tunggu RSKM, 23 Oktober 2017</div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-45679525294459734102017-09-13T15:32:00.001+07:002017-09-13T15:32:06.307+07:00Maaf Sayang, Aku Ingin Terlihat Cantik di Matamu<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4qiFJ9RvtggHY5zdKaChCWFScXCR7ntoWqF9KlJi9ZC9TLYpx8MFs0cD6qOJcKrrHgZytIb1iuPZ8_NXFUJJT7AIIfWMKsAjq-t71Bhzj3XYuTk5NN9OHvZy986HIjqTSIu5iOd-M59U/s1600/Cantik.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="502" data-original-width="891" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4qiFJ9RvtggHY5zdKaChCWFScXCR7ntoWqF9KlJi9ZC9TLYpx8MFs0cD6qOJcKrrHgZytIb1iuPZ8_NXFUJJT7AIIfWMKsAjq-t71Bhzj3XYuTk5NN9OHvZy986HIjqTSIu5iOd-M59U/s320/Cantik.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cantik/copyright pexels.com</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Ih, kamu enggak pantas pakai baju model begitu.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Hahaha...itu alis apa ulet bulu.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Habis minum darah neng?</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Kebanyakan gaya kamu, pakai make up segala.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Muka gitu aja, enggak perlu di apa-apain. Gak bikin kamu tambah cantik.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Ih, dasar kebanyakan gaya.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sering mendengar kalimat tersebut? Saya sering, berada di lingkungan yang didominasi banyak wanita tidak membuat saya dikelilingi oleh orang yang lebih paham wanita. Yah, justru mereka ini yang paling gencar membicarakan kelemahan kaumnya. Paling jago nyinyirnya. Miris? Jelas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada yang salah dengan wanita yang ingin terlihat cantik? Sepertinya menjadi pesakitan ketika seseorang berusaha meratakan alisnya. Sepertinya menjadi sah dicaci maki ketika seseorang memoles bedak yang tebal dan wajahnya terlihat lebih putih dibanding lehernya. Duh, jadi wanita yang ingin cantik memang tidak mudah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Well, sayangnya yang gemar merendahkan ini kebanyakan dari kaumnya sendiri. Wanita. Coba saja lihat akun instagram yang berbagi gosip dari selebriti hingga mereka yang ingin dianggap selebriti. Membaca kolom komentarnya membuat kepala saya berdenyut. Semudah itu mereka berkomentar?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seringkali kita lupa mengukur standar hidup kita harus sama dengan orang lain. Ah, sayangnya saya juga lupa, berkomentar tentang keburukan orang lain itu candu.</div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-65842923173329786662017-07-01T18:04:00.001+07:002017-07-03T10:37:49.815+07:00Tentang Memaafkan<div dir="ltr">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhgPIkibwL6qcN0md0oSxSE2crklnnulFTfWosl64277LE4nlIjHlIuav5AeAluW2ZSPadZNNYp72sQh21SqJvd8JebqDcIhvPxWZZFCbu_pNepZLvOBlHcLrQ7797jO5FBe1n-GFp4FY/s1600/a2d3ad13e78b4000.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhgPIkibwL6qcN0md0oSxSE2crklnnulFTfWosl64277LE4nlIjHlIuav5AeAluW2ZSPadZNNYp72sQh21SqJvd8JebqDcIhvPxWZZFCbu_pNepZLvOBlHcLrQ7797jO5FBe1n-GFp4FY/s640/a2d3ad13e78b4000.png" /> </a> </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<i>Lebaran sudah seminggu berlalu, apa yang saya dapatkan?</i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Banyak hal yang terjadi beberapa bulan ini. Sakit hati, kecewa dan tangis. Hingga sempat membuat saya berpikir, sampai kapan ini akan terjadi? Emosi ternyata membuat saya tidak sempat berpikir tentang kebahagiaan. Amarah ternyata mengikis logika saya. Namun, beruntungnya saya memiliki orang-orang baik yang setia saat saya terpuruk. Hingga saya dapat menepis ego hingga titik terendah.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Adalah malam takbir kemarin, saya benar-benar menangis. Saya tidak pernah merasa sengilu ini saat malam takbir. Saya menangis hebat. Mengingat apa yang telah saya lakukan beberapa bulan lalu. Ternyata semua sia-sia, seharusnya saya tidak menuruti emosi. Amarah tidak akan membuat segalanya menjadi baik, justru menjadikannya abu.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Sakit hati saya luruh. Dalam hati saya berjanji ini airmata terakhir saya untuk kebodohan ini. Saya berjanji ini amarah terakhir saya. Memaafkan memang tidak mudah. Melupakan tidak ada yang mudah. Menerima itu tidak pernah mudah, apalagi saat ego tersakiti.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Teringat pesan kakak laki-laki saya, saat berhadapan dengan orang yang tidak bisa memahamimu maka tugasmulah untuk memahami. Yup, sesederhana itu.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Saya akan belajar untuk memahami. Setiap orang akan berubah. Saya akan belajar menerima, karena tidak ada satu pun orang dapat membahagiakan semua orang. Jadi, untuk apa saya memaksakan keadaan agar memenuhi keinginan saya?</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Mengapa saya memilih memaafkan dan melupakan rasa sakit dan kecewa saya. Karena saya tahu, maaf akan meringankan langkah saya di masa depan. Bukankah saya berhak untuk bahagia? Berhak memperjuangkan kebahagiaan saya?</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Jadi, maafkan dan lupakan. Jika memang saya belum bisa seperti dulu tolong maafkan, karena untuk berjalan sejauh ini pun bagi saya tidak mudah.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Kamar 202, 18:02</div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-2390919678522009782017-06-05T15:51:00.000+07:002017-06-05T15:51:52.404+07:00Selamat Ulang Tahun<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3_4giahQJfZPE8UnTZ8b8RP4OubGvyNmvlWdxacxuzyQqxqXZZAkZc3qWLUKSaxCHLnt201J4Je-WFZfQEcp_oKEuJmghFvbR0347mCM0mIMPBrMitNM3gUUb7mGfWCuOKq05qTDoSko/s1600/Birthday.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3_4giahQJfZPE8UnTZ8b8RP4OubGvyNmvlWdxacxuzyQqxqXZZAkZc3qWLUKSaxCHLnt201J4Je-WFZfQEcp_oKEuJmghFvbR0347mCM0mIMPBrMitNM3gUUb7mGfWCuOKq05qTDoSko/s320/Birthday.jpeg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">copyright pexels.com</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
"Selamat ulang tahun," bisikku tepat jam menunjuk pukul dua belas malam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lilin yang berada di atas kue ulang tahun dengan ukiran namamu menyala terang. Wajahmu terlihat tampan malam ini, dari balik siluet cahaya lilin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mengusap tulang pipimu pelan. Lalu tersenyum.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Selamat ulang tahun," ulangku, kali ini lebih pelan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku melihat senyummu. Aku mengamatinya, menyimpannya dalam setiap sel otakku. Takut jika ulang tahun berikutnya aku tak lagi bersamamu. Bukankah ketakutan terbesarku adalah kehilanganmu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Selamat ulang tahun,"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kali ini aku tidak melihat senyummu, hanya tangis tertahan saat kedua tanganku menancapkan pisau tepat di dada wanita yang kamu nikahi lima tahun lalu. Tanganku lincah mencukil kedua bola matanya. Bola mata yang kamu agungkan di belakangku. Bola mata yang membuatmu tak lagi melihatku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Selamat ulang tahun dan terima kado sepasang mata yang kamu puja di belakangku ini."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Malang, 5 Juni 2017</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-91127270354022491412017-06-04T22:04:00.002+07:002017-06-04T22:04:48.127+07:00Dementor<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTcu2MW5H4CEc0D8z_GqoiDe8hSUJKvQ-6Nqu9xh7XG1Q5OUaBrvtSt-TD6NbEdJanlZzciuIkdPWpOqqin9C7b38khNHlidtQBTTBwGcAwl17pyDi5xUO4OgO7qQoYteKf7SQ1i9f3a4/s1600/PotterMore.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="434" data-original-width="1200" height="115" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTcu2MW5H4CEc0D8z_GqoiDe8hSUJKvQ-6Nqu9xh7XG1Q5OUaBrvtSt-TD6NbEdJanlZzciuIkdPWpOqqin9C7b38khNHlidtQBTTBwGcAwl17pyDi5xUO4OgO7qQoYteKf7SQ1i9f3a4/s320/PotterMore.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Dementor | copyright pottermore</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br />Jika kalian penggemar serial Harry Potter tentu tahu dengan tokoh Dementor. Iya, makhluk yang hobi menyerap kebahagiaan orang yang berada di dekatnya. Efeknya? Seseorang yang kehilangan kebahagiaan itu sama mengerikannya dengan orang yang kehilangan harapan. Kalau enggak depresi ya bakal berujung mati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasanya gimana sih bertemu Dementor alias seseorang yang membuat kita kehilangan kebahagiaan? Hfft, jangan ditanya. Menyebalkan dan menyakitkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suka atau tidak, setiap orang pasti memiliki Dementor. Ada yang berwujud kenangan dengan mantan, tentang cinta yang tidak terbalas, deadline pekerjaan, Bos yang menyebalkan, teman yang sok tau, dan banyak lainnya. Kalau ditanya apa wujud Dementor saya saat ini? Jawabannya adalah keadaan yang memaksa saya untuk menerima. Apa itu? Biar saya dan Tuhan yang tahu. Hahaha, padahal tidak ada yang ingin tahu juga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak ada penyakit tanpa obat. Begitu juga dengan kehadiran Dementor ini. Ada cara untuk mengusirnya, yaitu membuat mantra Potranus. Cara kerja mantra ini sangat ajaib, yaitu dengan mengumpulkan kenangan menyenangkan dan yang membuat kita bahagia. Kita cukup mengingat hal-hal yang menyenangkan tersebut. Dengan kita tertawa maka Potranus akan terbentuk dan Dementor pun kalah. Sesederhana itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sayangnya mengumpulkan kebahagiaan di saat hati kita dipenuhi rasa benci itu tidak mudah. Menemukan bahagia, saat kita dipaksa untuk menerima keadaan yang tidak disukai itu sangat memberatkan. Maka tidak selamanya Potranus dapat berhasil diciptakan. Seringkali, saat manusia bertemu Dementor berakhir dengan depresi atau yang terburuk adalah kematian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat ini saya sedang berjuang untuk membuat mantra Potranus saya. Mengingat kenangan tentang hal yang menyenangkan. Melakukan hal-hal seru. Tidak selalu bersama orang lain, saya pun kerap melakukannya sendiri. Karena saya tahu, menggantungkan kebahagiaan kepada orang lain hanya akan menghasilkan kecewa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya menulis, saya melakukan perjalanan jauh, saya menghindari segala rutinitas yang membuat saya teringat tentang sosok Dementor tersebut. Mungkin Potranus saya belum sempurna saya buat. Tapi saya percaya, sebagai manusia tidak selamanya kesedihan akan berjalan bersama saya selamanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selamat tanggal 4 Juni Dementorku, semoga tidurmu nyenyak.</div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-14153101908631473732017-06-03T13:11:00.000+07:002017-06-04T22:12:02.069+07:00Menjadi (yang) Mereka Inginkan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimkJEUwUj8_vFGgULYkU7Nbs3gX6E1AesvlMh9QMbsw0fhML6Rp_81cly5T2EJtU_3_cMoPXnA_wInQrL0AR7fvHvGBFIfmxXjQg0uFFbwxbLgncyXqOy24juBDaf8b1yeW5MLvLjEnl4/s1600/WhatsApp+Image+2017-06-03+at+13.09.50.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="809" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimkJEUwUj8_vFGgULYkU7Nbs3gX6E1AesvlMh9QMbsw0fhML6Rp_81cly5T2EJtU_3_cMoPXnA_wInQrL0AR7fvHvGBFIfmxXjQg0uFFbwxbLgncyXqOy24juBDaf8b1yeW5MLvLjEnl4/s320/WhatsApp+Image+2017-06-03+at+13.09.50.jpeg" width="239"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Menjadi aku ternyata tidak mudah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya adalah bungsu dari lima bersaudara. Banyak yang menganggap menjadi bungsu itu menyenangkan karena pasti semua keinginan akan dipenuhi. Tidak perlu menunggu besok, hari itu juga pasti dikabulkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Menjadi bungsu itu menyenangkan, kata bagi sebagian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika ada yang tidak sesuai yang diinginkan, cukup merajuk maka semua urusan selesai. Semua akan menuruti. Menenangkan dengan janji akan memberi dua bahkan tiga kali lipat dari yang diinginkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Sayangnya menjadi bungsu tidak semudah yang mereka bayangkan. Apalagi menjadi bungsu yang serba enggak enakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika egoku tersakiti, aku pikir semua akan memahami. Justru saat aku ingin mengemukakan pendapat, mereka berpikir aku hanya cemburu dan iri. Halah, bungsu kan tidak jauh dari dua hal itu. Tukang iri dan cemburu. Egois mereka bilang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Ternyata menjadi bungsu yang mereka inginkan tidak mudah. Ketika merajuk salah, lalu apa aku harus pergi?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Ternyata juga salah, jika aku pergi itu artinya aku membenarkan anggapan mereka bahwa aku sedang iri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br></div>
<div style="text-align: justify;">
Ternyata menjadi mereka inginkan sulit sekali, sekadar menjadi bungsu yang egois sekalipun.</div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-47014139167665066502017-06-01T14:58:00.000+07:002017-06-01T14:58:05.327+07:00Sahur Apa?<div style="text-align: justify;">
Alhamdulilah bertemu Ramadan lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa orang suka menanyakan menu sahur saya. Alih-alih kepo, mereka penasaran menu sahur seorang Ayu yang picky. Saya memang pemilih dalam soal apa pun termasuk dengan memilih menu sahur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu menu sahur apa yang kamu pilih?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya biasa minum air putih dan satu buah. Buahnya entah apel atau pear. Tapi 2 Ramadan ini saya memilih pear century. Alasannya pear centrury lebih manis dan kresh. Harganya gak terlalu mahal dan tentu saja kandungan airnya lebih banyak sehingga membuat saya terbebas dari dehidrasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Air putih yang saya minum saat sahur yaitu sebanyak 1 botol tupperware ukuran tanggung, ya setara 600ml. Kadang bisa lebih. Gak laper yu? Gak haus? Alhamdulilah, ritual sahur model begini sudah saya jalani sejak 6 tahun lalu. Malah saya lebih kuat dan tidak merasa lemas. Justru kalau makan nasi waktu sahur badan saya semakin lemas. Hehehe.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dulu seseorang suka memarahi saya dengan kebiasaan sahur saya. Tapi waktu itu iya-iya aja. Kebiasaan sahur pun tetap sama. Hanya berubah saat saya pulang. Biar enggak dicap durhaka karena tidak makan sahur menu buatan ibu,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tahun ini, saya masih melakukan ritual yang sama. Sahur dengan air putih dan buah, tapi sekarang ada tambahan lagi. Saya akhirnya minum susu dengan gambar beruang itu, iya yang iklannya ada naga terbangnya itu. HAHAHA.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi kalau ada yang puasa tambah gemuk karena konsumsi gula meningkat malah sebaliknya. Saya tetap kurus dan tidak gemuk-gemuk :( Ketika semua berlomba berburu es dan kolak saat puasa, saya justru menghindarinya. Yha, anggap saja ini detoks. Toh, selama 11 bulan sebelumnya saya minum yang manis-manis terus.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, kamu kalau sahur pakai apa?</div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-45482473205862238042017-04-19T21:11:00.001+07:002017-04-19T21:14:42.274+07:00Bapak<div style="text-align: justify;">
<i>Doa tak akan pernah mengembalikan ia yang telah pergi, tetapi doa akan menabahkanmu dari kehilangan – Ayu Puji Lestari.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perjalanan ini terlalu lama, bayangan tentang Bapak memenuhi isi kepalaku. Telpon yang kuterima subuh tadi mengantarkanku untuk duduk di dalam bus berwarna kuning ini. Perjalanan untuk pulang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Air mata berkali-kali kuusap. Mengabaikan pandangan heran penumpang yang memenuhi bus ini. Aku hanya ingin segera sampai rumah, dan memastikan bahwa Bapak baik-baik saja. Bahwa kekhawatiranku tak akan pernah terjadi. Aku hanya ingin memeluk Bapak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Bagaimana kuliahmu?” tanya Bapak saat mengantarku kembali ke Pasuruan sore itu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tinggal tugas akhir pak,”jawabku setengah berteriak, mengalahkan suara motor yang membenamkan suaraku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya syukur. Tahun ini selesai kan?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Insyaallah,” Jawabku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan itu adalah percakapan terakhirku bersama Bapak, sebelum akhirnya pertengahan Januari kemarin Bapak harus dirawat di rumah sakit. Ada peradangan di ginjalnya, kreatinnya tidak normal, adalah penjelasan mengapa Bapak harus menjalani diet ketat selama tiga bulan ini. Diet ketat yang menghabiskan badan Bapak, yang menyebabkan Bapak kurus. Alasan medis, hanya itu yang mampu aku tangkap dari penjelasan Dokter.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrr82r0u-VGHeRJWv4UYw0_biJjKSfAehKgp0PWcnNiU3t9DT5WAvGZAY1bAJY0l2avFFgrOW7O2qABVbO6g6ozu4duCFEuxQtrxs53t18tvkpLwH3NGA5kzWQsYeN7kTu2VRI18_Y3r0/s1600/IMG-20130117-WA0002.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrr82r0u-VGHeRJWv4UYw0_biJjKSfAehKgp0PWcnNiU3t9DT5WAvGZAY1bAJY0l2avFFgrOW7O2qABVbO6g6ozu4duCFEuxQtrxs53t18tvkpLwH3NGA5kzWQsYeN7kTu2VRI18_Y3r0/s320/IMG-20130117-WA0002.jpg" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Hari ketiga, Bapak di Rumah Sakit.</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Selama tiga bulan Bapak berkali-kali mengunjungi Rumah Sakit, tempat yang paling Bapak benci. Tiga bulan Bapak harus berteman dengan slang infus, obat dan jarum suntik. Semua hal yang Bapak benci. Dan dengan segala upaya kami mengharap Bapak sembuh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan hari ini selang tiga hari dari aku bersama Ibu, Mbak dan Mas merayakan ulang tahun Bapak ke enam puluh tiga tahun. Telpon di pagi buta, yang sering aku takutkan pun terjadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>“Pulanglah, kalau ingin bertemu Bapak.”</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka duduklah aku di Bus ini. Bayangan tentang Bapak memenuhi pikiranku. Obrolan tentang harapan sederhana Bapak. Dan kenangan saat Bapak dengan bangga mengenalkanku kepada teman-temannya. Tak hanya aku, Bapak adalah sosok yang begitu bangga dengan keluarganya. Tak jarang ketika ada rekannya bertamu ke rumah maka Bapak tanpa segan mengambil album foto dan menceritakan tentang kehidupan anak-anaknya, termasuk aku yang jauh dari hal membanggakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku menghapus air mataku, aku berkali-kali menghela nafas. Berharap air mata ini dapat aku bendung, dan sialnya semakin aku paksa untuk berhenti air mataku malah semakin deras mengalir. Aku tak mau Bapak pergi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bapak tak pernah mengeluh sakit, paling anti pergi ke dokter. Dan semua berubah, saat pertengahan Januari lalu Bapak mengeluh sakit dan memaksa Ibu untuk menemani ke Rumah Sakit. Hari itu untuk pertama kalinya Bapak opname di Rumah Sakit. Dan betapa paniknya kami setelah menerima penjelasan tentang penyakit Bapak. Dan sejak hari itu bolak-balik ke Rumah Sakit menjadi rutinitas, hal yang membuat sesak bagi jiwa kami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mengusap foto yang menghias <i>home screen</i> HP ku, foto Ibu dan Bapak enam bulan yang lalu saat menghadiri pernikahan sepupuku di Malang. Foto yang aku ambil sesaat sebelum rombongan kami meninggalkan penginapan. Aku tergugu, mengingat perkataan Bapak saat aku menemani Bapak yang terjaga malam itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kalau sudah ada yang dekat, boleh kok dikenalkan ke Bapak. Anak mana? Bapak boleh tahu?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Waktu itu aku hanya menggeleng, “Belum ada.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Padahal sudah ada dia, lelakiku. <i>My iced coffee</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku memandang ke arah luar jendela. Keriuhan jalan raya di pagi hari, adakah mereka mengalami hal yang sama denganku? Dikejar waktu dan berusaha membunuh rasa sesak karena khawatir. Bus yang membawaku berhenti di Terminal Mojoagung, setengah tergesa aku mencari seseorang yang rencananya akan menjemputku. Aku berharap Om Edi, adik dari Ibu yang menjemputku pagi itu. Setidaknya hal itu menunjukkan bahwa keadaan di rumah normal. Sayangnya, bukan Om yang tengah berdiri menungguku tetapi salah satu tetangga dekat rumah. Semakin runtuh harapanku. Aku hanya terdiam saat motor membawaku ke rumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rumah ramai dengan tetangga dan saudara. Semua menyambutku, meminta untuk tenang. Yang aku ingat, sejak hari itu duniaku tidak lagi baik-baik saja. Berkali-kali aku berucap untuk ikhlas, tapi kenyataannya tidak semudah itu. Hatiku patah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
April empat tahun yang lalu, hari terburuk itu pun aku alami. Perpisahan tidak pernah baik-baik saja. April empat tahun lalu, aku menjadi yatim. Sebagai seorang putri, ditinggalkan seorang Ayah adalah patah hati terhebatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari ini aku kembali mengingat masa-masa itu. Kembali mengingat saat Bapak masih ada, kembali berandai-andai seandainya Bapak masih ada. Mencoba mengingat kembali alasan senyum Bapak. Ya, seringkali kehilangan menyadarkan pentingnya seseorang bagi kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kembali mengingat apakah yang benar-benar membuat Bapak bahagia? Membuat Bapak duduk di bangku undangan, deretan paling depan saat penerimaan raport. Mendengar kabar bahwa akhirnya aku memilih menjadi Akuntan alih-alih menjadi tukang peneliti. Aku tidak pernah benar-benar tahu, yang aku tahu Bapak selalu bangga terhadap pilihan anak-anaknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah empat tahun berlalu, perasaanku tetap sama. Pak, Ayu kangen pengen pulang ke rumah yang ada Bapak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Malang, 19 April 2017.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-37591011832688632882017-03-27T21:32:00.001+07:002017-03-27T21:32:32.119+07:00Menikmati Suasana Rumah di Hotel Zam Zam Batu<div style="text-align: justify;">
Apa yang kamu pikirkan tentang kota Batu? Tentu saja apalagi kalau bukan pesona alamnya yang aduhai. Tidak hanya hawa dinginnya yang menjadi pesona, kota Batu pun menyimpan banyak hal seru. Maka tidak salah jika berlibur di kota Batu selalu menjadi pilihan utama saat akhir pekan, apalagi saat liburan panjang. Maka tidak heran, saat ini di kota Batu banyak berdiri hotel dan resort. Apalagi kalau tidak untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal untuk wisatawan yang berkunjung di kota Apel ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDCw75gKSIpGKQo2UGjFSbKu3ZzLEMB_Icab3mnXkLjzCTOXKTdoc6TT-yabR8K8WysXYX1Jwzw4ZmtYVU-ti2t1B42YMQ54A4DxGMCYR9Sd9-QtAYmFALGKYi2yNgu7XYYAR5yrCww6Y/s1600/IMG-20170327-WA0000.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDCw75gKSIpGKQo2UGjFSbKu3ZzLEMB_Icab3mnXkLjzCTOXKTdoc6TT-yabR8K8WysXYX1Jwzw4ZmtYVU-ti2t1B42YMQ54A4DxGMCYR9Sd9-QtAYmFALGKYi2yNgu7XYYAR5yrCww6Y/s320/IMG-20170327-WA0000.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Perjalanan keliling Hotel Zam Zam bersama Blogger Ngalam | Foto Sandynata</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, kemarin saya dan teman-teman Blogger Ngalam diberi kesempatan untuk berkunjung ke salah satu hotel di Batu, yaitu Zam Zam Hotel and Convention. Hotel ini terletak di Jalan Abdul Gani Atas, terletak +/- 500 meter dari wisata petik apel, Agro Kusuma. Wew, asik nih. Ada beberapa hal yang membuat hotel ini berbeda dengan hotel di Batu pada umumnya. Apa saja yang membuat hotel ini membuatnya cukup menarik? Berikut ini reviewnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Hotel dengan Masjid</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjI8QAIe2JAzRCOknAVylnoKc-cz5wDLg4wc0i5J7FWo_sqpyhKy5yZdRhRJgZ39DJWgzUkpjbyPvdaTS_urgQzy-z5d0JbkFZmQOaZE5TrXq-yX6Xuk9-lfb7t4aeXin6TGhmJm7V9GMU/s1600/IMG-20170327-WA0008.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjI8QAIe2JAzRCOknAVylnoKc-cz5wDLg4wc0i5J7FWo_sqpyhKy5yZdRhRJgZ39DJWgzUkpjbyPvdaTS_urgQzy-z5d0JbkFZmQOaZE5TrXq-yX6Xuk9-lfb7t4aeXin6TGhmJm7V9GMU/s320/IMG-20170327-WA0008.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Masjid di Dalam Area Hotel Zam Zam | copyright: Iwan Tantomi</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Iya, hotel ini memiliki masjid di area dalam hotel. Bukan sekadar Musholla, tapi masjid yang aktif sholat lima waktu, Salat Jumat dan saat Ramadan dimanfaatkan untuk Taraweh. Tidak hanya untuk kepentingan karyawan dan tamu hotel, masjid ini juga dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk beribadah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kamar Luas dan Wangi</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeU9j6ynUn4HMDvny-pj9JC5Izo7J59AhutU8uhx12OtwD7vjjZ6g1HKSa7PQ0xKiUEXjxIXomDZajN5Xj6wuv_UPYHDr5YF6jEQmOsLyF-7NyN0bMR2r9P-7zNKNdL-BO-v2uVjE5V_0/s1600/2017-03-25+14.10.42.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeU9j6ynUn4HMDvny-pj9JC5Izo7J59AhutU8uhx12OtwD7vjjZ6g1HKSa7PQ0xKiUEXjxIXomDZajN5Xj6wuv_UPYHDr5YF6jEQmOsLyF-7NyN0bMR2r9P-7zNKNdL-BO-v2uVjE5V_0/s320/2017-03-25+14.10.42.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Salah satu ruang kamar di Zam Zam Hotel | copyright: Ayu Puji Lestari</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Total kamar di Hotel Zam Zam ada 76 kamar, yang terdiri dari Deluxe Suite, Superior, Deluxe Executive, Junior Suite, Family Standart dan Family Deluxe. Untuk di kelasnya yaitu Hotel bintang tiga, Hotel Zam Zam memiliki kamar yang luas. Tidak hanya itu setiap kamu memasuki ruang kamarnya maka wangi khasnya akan membuat kamu betah dan merasa sedang di rumah sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hotel ini memiliki standar pelayanan 3BITV yaitu, Bed Room, Bath Room, Breakfast, Internet dan TV. Jadi setiap tamu hotel berhak pelayanan prima dari hal di atas. Well, pantes saja selama keliling di Hotel ini saya merasa sedang di rumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Makanan Halal dan Non MSG</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu yang membuat saya merasa nyaman dengan Hotel Zam Zam adalah, semua masakan yang disajikan di hotel ini adalah makanan halal. Iya, hotel ini berkomitmen hanya menyediakan makanan dan minuman yang kehalalannya terjamin. Tidak hanya itu, masakan yang disajikan pun bebas MSG, nah sudah pasti sehat kan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat saya bertemu dengan Chef Ariyanto kepala koki di Hotel Zam Zam menyebutkan, masakan yang enak tidak perlu MSG. Rasa enak makanan dapat disajikan lewat pemilihan bahan yang berkualitas serta bumbu ya pas. Duh, Chef saya setuju dengan Anda soal ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Hotel yang Ramah Difabel</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengalaman sebagai auditor seringkali membuat saya harus melakukan perjalanan luar kota, yang akhirnya menuntut saya untuk menginap di hotel. Dan baru kali ini saya menemukan hotel yang ramah bagi pengguna kursi roda. Mengapa saya bilang demikian? Hotel berlantai 3 ini memiliki lift, dan sepanjang lorong hotel disediakan jalur khusus untuk pengguna kursi roda. Hal yang jarang disentuh oleh beberapa pengelola hotel. Makin istimewa kan Hotel Zam Zam ini?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tanaman Dalam Lorong</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika menginap di Hotel Zam Zam maka kamu akan menemukan beberapa tanaman hidup yang diletakkan pada pot di depan kamar. Saya melihat ada beberapa jenis tanaman Sri Rejeki dan Bunga Terompet. Hehe, mengapa saya tahu? Karena pihak hotel memberikan name tag pada tanaman tersebut. Terlihat sederhana tapi hal ini dapat membantu mengedukasi pengunjung Hotel.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pemandangan Pegunungan Panderman</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqjO_oNldgDDnU6LLw69VUF-Ibyyj29nrOPMxB2u89IgQsniHkmsFKeyuBQekUTEQFqcoUnzZWR6IunxU9LFMFg-AY0hvNuT7M9xCdvrEWWTJNu5HUW_U1LYGYueTd4wkiemvmEtotu3g/s1600/IMG-20170327-WA0007.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqjO_oNldgDDnU6LLw69VUF-Ibyyj29nrOPMxB2u89IgQsniHkmsFKeyuBQekUTEQFqcoUnzZWR6IunxU9LFMFg-AY0hvNuT7M9xCdvrEWWTJNu5HUW_U1LYGYueTd4wkiemvmEtotu3g/s320/IMG-20170327-WA0007.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Panderman Resto dengan view pegunungan Panderman | copyright: Ayu Puji Lestari</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu hal menyenangkan dari menginap di Batu adalah pengalaman melihat gunung Panderman dari dekat. Nah,salah satu view yang ditawarkan Hotel Zam Zam adalah view pegunungan Panderman. Kapan lagi makan enak sambil melihat yang seger-seger?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak hanya itu Zam Zam Hotel and Convention pun memberikan penawaran paket wedding mulai 23.999.000 nett untuk 100 undangan. Nah, makin menarik kan? Saya sih jadi pengen bikin private party buat wedding, masjid sudah ada nanti bisalah acaranya di gelar di Panderman Resto sambil melihat keindahan pegunungan, nanti menginapnya di the one room Deluxe Suite. Gimana? Yuk, ah ke Zam Zam Hotel.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alamat Zam Zam Hotel</div>
<div style="text-align: justify;">
Jalan Abdul Gani Atas, Batu Telpon: 0341 - 591148/591149 Fax: 0341 - 591150</div>
<div style="text-align: justify;">
Email: info@zamzamhotel.com | www.zamzamhotel.com</div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-66326689755222887292017-03-16T22:08:00.001+07:002017-03-16T22:08:25.905+07:00Hal-Hal yang Membuat Saya Jatuh Cinta dengan Kota Semarang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFFGpKbPeviazFpfZCr1_a0OOBOI6UHgv1PBIdbnRCQXR8nssB2sILVq76feeSaTQ5AfLYulKLItDHrgp30RxgzJsa6bj1MyptDZ3AnPeou9gf_-9FuIIs8HCBnusBq6C2j1dFZ-ftYL4/s1600/IMG-20170312-WA0008.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFFGpKbPeviazFpfZCr1_a0OOBOI6UHgv1PBIdbnRCQXR8nssB2sILVq76feeSaTQ5AfLYulKLItDHrgp30RxgzJsa6bj1MyptDZ3AnPeou9gf_-9FuIIs8HCBnusBq6C2j1dFZ-ftYL4/s320/IMG-20170312-WA0008.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yeay, akhirnya Tahun 2017 ini saya kesampaian maen ke Semarang. Persiapannya hampir dua bulan, yeay solo travelling kali ini penuh persiapan. Ada dua hal yang membuat saya melakukan persiapan tidak seperti biasanya. Pertama, kota ini untuk pertama kalinya saya kunjungi. Kedua, saya benar-benar ingin menikmati solo traveling kali ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya melakukan perjalanan Jumat tanggal 10 Maret lalu, naik kereta api sampai di Semarang esok harinya. Well, kalau ditanya apa yang membuat saya betah di Semarang ini jawabannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kota Tua</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yup, saya adalah penggila city tour. Kalau travelling yang dipilih gak jauh dari jalan-jalan sekitar kota. Dan kejutannya Semarang punya kawasan Kota Tua. Yeay! Anggap saja pemanasan sebelum ke Kota Tua Jakarta. Saya ke Kota Tua sampai dua kali. Subuh sesampai saya di Semarang dan saya lanjutkan keesokan harinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya suka dengan bangunan tuanya. Suasananya dan tentu saja Gereja Belduk yang legendaris itu. Saya juga sempat ke Taman Garuda dan Taman Sri Gunting.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Lawang Sewu</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mainstream sih, tapi saya memang jatuh cinta dengan bangunan ini. Bangunan peninggalan kolonial ini memang penuh daya tarik. Saya juga ke sini dua kali, malam hari dan siang hari. Gara-gara main ke sini jadi punya bayangan ingin ngadain resepsi di Lawang Sewu. Hmm, lucu kali ya?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Bakmi Pak Doel Numani</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semua bilang kuliner di Semarang enak, okay saya setuju itu. Tapi dari sekian banyak makanan yang saya coba selama di Semarang, Bakmi Pak Doel Numani di seberang Mall Paragon adalah juaranya. Hmm, Bakmi Godhognya enak banget. Minya lumer dan lembut. Dimakan dengan sate jeroan makin yummy. Bahagianya, harganya pun pas di kantong.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Semua Camilan di Bandeng Juwana</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Enting Gephuk, Moachi, Roti isi abon bandeng, Tahu Bakso, Pia Susu dan banyak lagi. Rasanya tidak ada camilan yang dijual di Toko Bandeng Juwana yang tidak saya suka. Hehe, serunya lagi kalau belanja di sini bisa dapat tester. Jadi sebelum memutuskan beli bisa nyicip dulu bakal sesuai dengan selera atau tidak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Trotoar di Semarang Juara</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meskipun belum semua Trotoar di Semarang bagus dan masih ada beberapa ruas trotoar yang belum selesai diperbaiki, tapi sungguh trotoar di Semarang itu idaman banget. Trotoarnya luas dan nyaman. Trotoar favorit adalah sepanjang jalan Thamrin yang menuju Tugu Pemuda. Suka!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Transportasi Umum Lengkap</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di Semarang mau naik angkot, BRT (Semacam Bus Trans), Bus Kota, Bus Damri, Becak, Ojek Pengkolan, Ojek Online, Taxi lokal, Taxi sekelas Blue Bird, Taxi online semuanya ada. Selama di Semarang saya banyak naik BRT, kalau lagi selow naik becak, nah saat malam dan jarak tempuh agak jauh saya baru menggunakan Taxi online. Serunya lagi yang online dan konvensional gak ribut. Selow, sedikit bikin terharu mengingat sebelum berangkat ke Semarang sempat terlibat drama transportasi online vs konvensional.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain hal di atas, masih banyak hal seru yang saya nikmati selama di Semarang. Nanti deh saya bahas satu persatu. Jadi mau ke Semarang lagi yu? MAU!!!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-4289041202835263993.post-85398697414562511942017-02-12T21:56:00.001+07:002017-02-12T22:01:47.486+07:00Lost in Malang, Malam Minggu Receh Jalan Kaki Keliling Kota Malang<div style="text-align: justify;">
Siapa sih yang enggak suka malam minggu? Apalagi para pekerja yang sabtunya harus kerja. Malam minggu itu semacam angin surga, bisa pulang kerja lebih awal dan sore hingga malam bisa ngapain aja. Tidur malam pun tidak masalah, karena besok hari minggu dan libur. Maka malam minggu kemarin saya memutuskan ikut acara yang diadakan A Day To Walk. Jalan-jalan hore di malam hari sepertinya tidak ada salahnya menjadi pilihan saya malam itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejak siang saya diribetkan dengan urusan event di komunitas, sempat ketemu teman lama juga dan hampir menjelang malam baru kelar semua urusan. Muka sudah kucel dan badan sudah remuk sebenarnya. Acara A Day To Walk sebenarnya dimulai pukul setengah tujuh, lah ini pukul tujuh telat banget ya seandainya saya nekat untuk gabung. Iseng lewat meeting point, sekalian mau oper angkot dan ternyata masih ramai. Well, akhirnya saya ikut bergabung. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ternyata malam itu banyak juga yang datang. Saya sempat ber’hai’ dengan salah satu peserta. Ngobrol sebentar dan kenalan. Asiknya ikut acara beginian membuat saya bertemu teman baru. Setelah berdoa dan dijelaskan rute jalan hari ini, rombongan langsung bergerak ke Alun-Alun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ternyata salah satu peserta ada Tomi dan Alfin. Ya elah, mereka lagi. Ujung-ujungnya saya jalan juga dengan mereka. Rute jalan-jalan berikutnya adalah Night Market yang berada di belakang Pasar Besar. Nah, setelah sampai di Night Market inilah muncul ide laknat saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Pisah jalan yuk....”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan benar saja, saat rombongan melanjutkan jalan saya, Alfin dan Tomi malah memutuskan berhenti di Ronde Titoni nyemil Angsle. Sebenarnya saya penasaran wujud ronde itu seperti apa, tapi karena sejak seminggu lebih pengen angsle maka saya memilih memesan angsle. Yeay, akhirnya makan Angsle.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivpB4g6s0i3DNGGgwnOpaElKTIQ5uyejCKYTu-n-77Qbz8AGDIT2s-gaTJvJBP0CgK44008H4d-c4hsGdwzkudMmyAkoS7NtVM9k_ty04WQUVsGIOx2hpdfg8WVQLTpA79I6RVLchvzS0/s1600/IMG-20170211-WA0010.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivpB4g6s0i3DNGGgwnOpaElKTIQ5uyejCKYTu-n-77Qbz8AGDIT2s-gaTJvJBP0CgK44008H4d-c4hsGdwzkudMmyAkoS7NtVM9k_ty04WQUVsGIOx2hpdfg8WVQLTpA79I6RVLchvzS0/s320/IMG-20170211-WA0010.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Angsle di Titoni, sukaaak XD | Foto by: Tomi</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Ini adalah pengalaman pertama saya makan Angsle di Ronde Titoni. Pernah sih makan tapi biasanya dibungkusin sama teman. Dan ternyata makan di tempat lebih enak daripada dibungkus. Ih, kesel. Setelah menghabiskan satu mangkok angsle kami melanjutkan perjalanan ke arah Pasar Besar, dengan asumsi bakal bertemu rombongan di sana. Ternyata enggak ketemu. Hahaha.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari Pasar Besar kami menuju Jalan Zainal Arifin, belakang Ramayana. Akhirnya saya tahu di mana Es Tawon berada, akhirnya besok-besok saya bakal nge-es hore di sana. Meskipun besoknya enggak tahu kapan. Sepanjang perjalanan saya lebih banyak mendengar dongeng dari Tomi dan Alfin. Dan bahagianya saya tahu beberapa kuliner malam sebagai referensi makan malam.Ya, agar malam saya lebih berfaedah dari sekadar nasi lalapan atau nasi goreng. Kami melanjutkan perjalanan hinggal Bok Glodok, sempat wefie juga di sana. Lewat depan Stasiun dan duduk bego di depan Balai Kota berharap bertemu dengan rombongan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya kami memutuskan memotong jalan, lewat jalan majapahit kembali ke Dilo, meeting point awal. Sempat tergoda ingin membeli nasi goreng tapi batal karena kaki sudah nyut-nyutan dan muka sudah mirip zombi karena seharian jalan. Saat mau menyebrang ke Dilo kami bertemu dengan rombongan, haha. Akhirnya memutuskan untuk sok hore berkumpul dengan rombongan yang sedang mendengarkan dengan khidmat penjelasan pemimpin rombongan soal Bioskop Merdeka yang tinggal reruntuhannya saja . Kami juga sempat foto bareng dengan rombongan. Dan salah satu kenalan nyeletuk,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Loh, kalian tadi kemana? Kok enggak keliatan?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ada kok, tadi kami jalannya pelan-pelan”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya tahu dia enggak percaya, tapi masa bodoh kali ya? Hahaha.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNMpBPArL_-L6hmBmsH1RaoQwsQy4mOL8kzthRyHAMqu9u6L7bwpKlPbsq6gxWV9aXGzuMC6cZzGt1qeXwrhTiKo91yfCvB3SoHg9hCAhwzq641gWReEaXUICWdgAAgVIEMUp2Znu92Xg/s1600/IMG-20170211-WA0003.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNMpBPArL_-L6hmBmsH1RaoQwsQy4mOL8kzthRyHAMqu9u6L7bwpKlPbsq6gxWV9aXGzuMC6cZzGt1qeXwrhTiKo91yfCvB3SoHg9hCAhwzq641gWReEaXUICWdgAAgVIEMUp2Znu92Xg/s320/IMG-20170211-WA0003.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tim Ngehe yang nyempil dari Rombongan, abaikan muka kucelku :( | Foto by: Tomi</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Dan akhirnya malam itu kesampaian juga wefie di atas jembatan penyebrangan depan Dilo. Iya, saya bahagianya receh. Jadi kapan jalan-jalan lagi? Maumu yu ~</div>
Cerita si Peri Hujanhttp://www.blogger.com/profile/12049904270430580291noreply@blogger.com9