Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2013

Bapak(ku)

"Jika masih ada Bapak, mungkin semuanya akan lebih mudah." Selamat malam pak, Ayu lagi kangen Bapak malam ini. Bapak apa kabar? sudah lama tidak mendengar suara canggung Bapak saat menelpon Ayu. Menanyakan hal-hal biasa yang sering Ayu anggap sebagai kekhawatiran yang terlalu. Ayu kangen pak, Saat ini Ayu sedang sibuk menyelesaikan tugas akhir, ya semoga semester ini (benar-benar) menjadi semester terakhir Ayu. Bukankah Bapak selalu menanyakan ini. Ayu kangen pak, Setiap kali melihat tumpukan seragam kerja, kemeja yang tak terlipat rapi. Ayu selalu ingat kalimat yang selalu Bapak utarakan "Lihat, Bapak ini selalu rapi. Rapinya nomor satu." Dan selalu, Ayu akan berhu..hu..hu.. ria, Ayu selalu merindukan masa-masa itu. Ayu kangen pak, Kangen saat bertanya kapan Ayu pulang, sekedar memastikan bahwa semua baik. Ayu kangen pak, Selepas Bapak pergi, banyak yang berubah. Ketika semua orang berusaha memberikan senyum terbaik mereka, menenangkan, menabahkan. Ikhla

Kotak Kenangan

Terkadang yang menjadi selamanya untuk kita bukanlah yang pertama, bisa jadi dia adalah yang mengisi kekosongan kita -- @perihujan_ R inai membersihkan wajah cemong Arya, ia tertawa memamerkan sebaris gigi yang penuh dengan coklat yang melapisi choco cake yang dimakannya tadi. “Arya, berhenti merepotkan Kak Rinai dong.” Haris, mengusap punggung Arya. Arya malah cekikisan. “Hahaha, Arya mirip Dika ya Kak? Tengilnya gak nahan.” Haris mengangguk, mengiyakan. “Kak, Arya maen kesana ya?” Arya menunjuk area bermain yang ada di cafe ini. Rinai dan Haris mengangguk, tak menunggu anak berumur lima tahun itu melesat meninggalkan mereka berdua. Rinai mengaduk choco perfait nya. Hening. “Hari ini kamu benar tidak ada acara kan Rin? Kami tidak sedang mengganggu kan?” Haris bertanya. “Iya. Aku benar-benar tidak ada acara kok.” Rinai menyakinkan. Rinai berbohong, tidak mungkin ia berkata pada Haris jika demi bertemu dengannya Ia mengingkari janjinya