Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

Seandainya ( Episode spesial #AilyaMelia )

Aku tak setabah yang kamu kira, percayalah aku masih sama seperti gadismu dulu. Rapuh, yang berpura-pura tegar @perihujan_ Aku menyodorkan mangkuk berisi sereal coklat, menu sarapan kegemaran Kayla kearahnya. Matanya masih merah, sisa tangisnya masih begitu jelas. Aku yakin ia semalaman menangis. “ Nanti mama gak bisa menjemput kamu latihan balet. Kamu pulangnya ikut jemputan ya? “ kataku pelan, sambil memotong roti bakarku menjadi beberapa bagian. Kayla tak menjawab, mulutnya bungkam. Aku tahu dia kecewa, dia marah.  Maafkan mama, Kayla. Semalam adalah peretngkaran terhebat kami. Dan sampai detik ini aku masih dirudung penyesalan. Membuat bidadariku menangis. Tapi, Kayla harus mengerti bahwa semua keinginannya tak harus terwujud. Ia harus belajar kecewa. *** “ Ma, tanggal 14 nanti kelas Kayla ada belajar bersama orang tua. Kayla ingin mama dan papa datang. Bisa kan? “ ucapnya takut-takut. “ Tidak “ kataku singkat. “ Kenapa? “ protesnya. “ Papa sibuk. Biar

When... ( #140-2 )

Ketika otakku terlalu bodoh untuk sekedar lupa bahwa aku dan kamu tak lagi kita @perihujan_ Di sebuah ruang tunggu terminal, 16.00 wib Lupa, itulah kata yang sedang berusaha kutanamkan dalam otakku. Melupakanmu adalah misi terbesarku. Akankah mungkin? Sementara, sejak aku menginjakkan kaki di kota ini aku tak pernah lelah menyusuri semua kenangan tentangmu. Mengunjungi tempat yang berjejak kita. Ah, rasanya sudah lama tak menyebut kata kita. Sejak aku dan kamu memutuskan untuk berjalan sendiri-sendiri. Seperti saat ini, aku duduk di ruang tunggu terminal. Dulu sebulan sekali bahkan tiap minggu kamu selalu menyambut kedatanganku dan mengantar kepergianku ke kotaku. Kamu tahu, rindu telah dimulai sejak kamu mengucap “ baik-baik ya disana, sms saja kalau sudah sampai “. Kamu selalu mengatakan, meski raga kita berjarak jangan biarkan hati kita berjeda. Saat aku mulai lelah, bosan dan mengadu dengan rindu. Tapi jarak yang dulu menguatkan kita adalah alasan yang k